Di sini saya akan memberikan sebuah ulasan terhadap Amos pasal yang ke-6. Biarlah tulisan ini dapat menjadi berkat bagi saudara sekalian.
Dan saya harapkan bagi para mahasiswa atau siapapun yang hendak menggunakan ide saya, saya mengharapkan untuk menggunakan ini secara bertanggung jawab. Syalom al eikhem
AMOS 6
LATAR
BELAKANG
A. Penulis dan tokoh
Pandangan konservatif
meyakini bahwa Amos menulis kitabnya sendiri, hingga terjadi beberapa kritik
terhadap kesahihan kepenulisan Amos. Penggunaan kata ganti orang ketiga yang
merujuk kepada diri Amos, memungkinkan bahwa dirinya dibantu oleh seorang teman
dekat, atau teman sepelayanan.
Amos
adalah seorang penduduk Tekoa (1:1), yang letaknya lk 16 KM selatan Yerusalem.
Letaknya tinggi sehingga secara alami kota itu merupakan kota pertahanan (2
Taw. 11:6). Letak dari Yerusalem ke Samaria, yang merupakan ibukota dari Israel
Utara berjarak lk 50 KM, atau dari Tekoa ke Samaria berjarak lk 65 KM.[1]
Amos adalah seorang
peternak (1:1) yang disekitar dusunnya terdapat rerumputan bagi ternak
peliharaan. Ia tidak berasal dari golongan para nabi, dan tidak mendapat
pendidikan di sekolah nabi (7:14).[2] Ia
berkerja juga sebagai pemungut buah Ara di hutan, yang terletak di sebelah
barat Yehuda untuk menambah penghasilannya, sebab di Tekoa tidak terdapat
pohon-pohon Ara (1 Raj. 10:27).[3]
Ia
hidup pada zaman Raja Uzia, Raja Yehuda (767-728 SM), dan Yerobeam II, Raja
Israel Selatan (793-753 SM). Masa pemerintahan Uzia dan Yerobeam II secara
bersama-sama memerintah dan bertemu selama 14 tahun, yakni dalam kurun 767-753
SM. Sejak Uzia terkena kusta, ia terpaksa menggunakan pelaksana tugas pada
tahun-tahun akhir pemerintahannya (2 Raj. 15:1-7). Sangat mungkin Amos melayani
pada zaman Uzia dan Yerobeam II sedang berlangsung. Ia adalah seorang Yehuda
yang kemudian berkhotbah untuk Kerajaan Utara, dan sekembalinya ia ke Yehuda,
maka pelayanannya sebagai nabi berakhir pula (2 Raj. 7:10-13).[4]
Dulu ia bukan seorang nabi, namun ia dipanggil Allah untuk menjadi seorang nabi
(7:14).[5]
B. Sosial, Politik, Agama, dan Ekonomi
a.
Sosial Politik
Diduga Amos berkhotbah
untuk Israel Utara pada tahun 760 SM, atau 40 tahun sebelum Asyur menghancurkan
Siria, dan kemudian Israel Utara pada tahun 721 SM. Pada masa pemerintahan
Yerobeam II (793-753 SM),[6]
Israel Utara memperluas daerah kekuasaanya (2 Raj. 14:25), dan kemudian dalam
sector perdagangan maka mereka mengalami perkembangan yang berarti. Tetapi
kemakmuran tersebut hanya terjadi pada pedagang (2 Raj. 3:10, 12, 15; 6:4),
tetapi para petani malah terabaikan, dan banyak dari mereka ditindas oleh orang
kaya (2 Raj. 2:6-7). Orang kaya tidak memperdulikan orang yang kelaparan (2
Raj. 6:3-6), orang yang menawar paling tinggi yang mendapat tempat utama (2
Raj. 2:6; 8:6). Pada musim kering orang miskin hanya bisa meminta pertolongan dari
lintah darat (2 Raj. 5:11-12; 8:4-6) dan ketika mereka tidak sanggup membayar,
mereka terpaksa menggadaikan tanah dan dirinya.[7]
Keadaan yang mereka anggap makmur ini sempat membuat mereka terlena bahwa Allah
berkenan dalam hidup mereka, tetapi sesungguhnya mereka melakukan kedurjanaan.[8]
b. Kedudukan
Agama
Di Israel Utara keadaan
agama banyak disalah artikan. Upacara agama terus menerus dilakukan (2 Raj.
4:4-5), tetapi mereka bersifat fasik seperti orang yang tidak mengenal Allah,
dan bertindak asusila (2 Raj. 3:14; 7:9; 9:1-4). Ini adalah kekejian di mata
Allah (2 Raj. 4:4), Allah tidak ada di tempat suci tersebut (2 Raj. 5:21-23;
Am. 5:4, 5), dan persembahan itu sesungguhnya adalah untuk ilah lain (2 Raj.
8:14; Am 8:14). Upacara keagamaan yang mewah ini dan korban yang mahal yang
dipersembahkan tersebut dibiayai dengan uang orang miskin (2 Raj. 2:8; 5:11).[9]
Orang kaya bukan hanya berkuasa atas orang miskin, namun juga pada para nabi,
imam, dan para hakim.[10]
METODE
PENAFSIRAN
Untuk mendekati teks
Amos pasal 6, saya akan mendekati dengan pendekatan penafsiran nubuat. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penafsiran nubuat adalah:
1. Apakah
nubuat bersifat ramalan atau teguran;
2. Konteks;
3. Penggenapan
nubuat;
4. Ciri-ciri:
progresif, sastra, symbol, dll;
5. Sederhana
dan wajar adalah lebih akurat;[11]
6. Dll.
PENAFSIRAN
1"Celaka
atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa
tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama,
orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!
Tafsiran:
Kata
celaka di dalam bahasa Ibraninya yakni הוֹי (hoy) di dalam penggunaan oleh para nabi,
merujuk kepada ungkapan malapetaka atau celaka yang akan datang. Kata celaka
selalu diikuti dengan keadaan penghukuman di masa yang akan datang. Ini
merupakan sebuah ancaman profetik (Am. 5:18; Yes. 1:4; Yer. 48:1).[12]
Celaka
akan menimpa orang-orang yang merasa dirinya aman Sion dan yang percaya kepada
Gunung nya di Samaria. Celaka akan datang menimpa orang-orang yang disebut
sebagai pemimpin-pemimpin dari bangsa lain, dimana Israel telah datang.
Nabi Amos hendak menyatakan
bahwa malapetaka akan menimpa, bukan hanya Samaria (ibukota Israel Utara) akan
tetapi juga kota Sion (Yerusalem, ibu kota Israel Selatan). Juga kepada para
pemimpin-pemimpin negara lain, yang dimana Israel datang.
Jelas bahwa Israel datang untuk
menjalin kerjasama dan mencari perlindungan. Dan nyatalah bahwa pada saat itu
Uzia dari Yehuda dan Yerobeam II dari Israel dapat memperluas kerajaan mereka
hampir serupa Kerajaan Daud dan Salomo, sebab Asyur berhasil menghancurkan Aram
yang pada saat itu merupakan musuh utama bagi Israel (2 Raj. 14:25).[13]
Amos menggunakan istilah Israel
untuk menyatakan Israel Utara, dan Yehuda untuk menyatakan Israel Selatan
(1:1). Sehingga amat memungkinkan apabila Yerobeam II menjalin kerjasama dengan
bangsa-bangsa lain, dengan tujuan mengokohkan kerajaan mereka. Ia tidak lagi
mengandalkan Tuhan, akan tetapi bergantung kepada manusia untuk memberikan
kepada mereka perlindungan. Mereka telah melakukan kejahatan di mata Tuhan
dengan tidak mengandalkan Allah sebagai tempat perlindungan mereka, sebab
apabila mereka mencari Allah maka mereka akan tetapi hidup (5:4, 6). Di tambah
lagi keadaan tenteram dan posisi Israel yang sangat kuat ketika itu menyebabkan
mereka merasa bahwa pelanggaran sosial bukanlah sesuatu yang berarti, sebab
pikirnya bahwa orang-orang di Israel diperkenan oleh Allah karena negara mereka
makmur dan kaya.
Amos hendak menyatakan dalam
hal ini juga bahwa Sion akan mendapatkan celaka juga. Hal ini berarti juga
bahwa Israel bagian selatan juga akan mendapatkan penghukuman, sebab Sion
(Yerusalem) merupakan pusat pemerintahan dari Israel Selatan/Yehuda.
Penghukuman akan terjadi karena mereka melakukan perzinahan rohani dengan
menyembah dewa-dewa (2:4).
2
Menyeberanglah ke Kalne, dan lihat-lihatlah; berjalanlah dari sana ke Hamat
yang besar itu, dan pergilah ke Gat orang Filistin! Adakah mereka lebih baik
dari kerajaan-kerajaan ini, atau lebih besarkah daerah mereka dari daerahmu?
Tafsiran:
Adalah
lebih baik bagi saya untuk menjelaskan terlebih dahulu, mengapa Amos nabi Tuhan
ini menyebut tiga tempat tersebut. Tidak terlalu jelas dimanakah Kalne
tersebut, tetapi beberapa referensi terdapat di dalam Kej. 10:10 sebagai salah
satu kerajaan yang mula-mula berdiri di antara Kerajaan seperti Babel.
Dikatakan bahwa kota ini merupakan milik Nimrod, di dekat Aleppo yang kemudian
ditaklukan oleh Asyur pada abad ke-8 SM.[14]
Kemudian terdapat kota Hamat yang berada di antara Sungai Orontes, yang
merupakan milik orang Kanaan, yang juga ditaklukan oleh Yerobeam II.[15] Serta
daerah Gat milik orang Filistin, tempat asal dari Goliat, yang merupakan suatu
wilayah orang Filistin yang berada di daerah Yehuda[16] yang
berhasil ditaklukan oleh Uzia (2 Taw. 26:6).
Dalam 2
Raj. 14:25, secara jelas dikatakan bahwa daerah kekuasaan Yerobeam II dimulai
dari Hamat – Laut Araba (Laut Mati),[17]
sehingga daerah kekuasaan Yerobeam II tentu cukup besar dan luas. Akan tetapi
apabila Kerajaan Israel pada masa Yerobeam II dan digabungkan dengan Kerajaan
Uzia yang dimana terdapat Gat di dalamnya, maka tentu baik Hamat, Gat, dan
Kalne kesemuanya merupakan daerah yang tidak lah lebih besar daripada milik
Israel. Baik Hamat, maupun Gat, keduanya adalah daerah taklukan dari Israel
Utara dan Israel Selatan. Menyoroti penaklukan Hamat yang berada di dekat
Sungai Orontes, serta Kalne yang berada dekat Aleppo, dimana jarak antara
Sungai Orontes dengan Aleppo tidaklah jauh[18]
tampaknya Yerobeam II berhasil menguasai Kalne juga.
Perbandingan
antara daerah-daerah jajahan yang tidak lah lebih luas dibandingkan dengan
Israel hendak menyatakan kepada Israel, bahwa Israel tidak lah hebat, sebab
tentu saja kerajaan-kerajaan yang ditaklukan tersebut itu adalah kerajaan-kerajaan
yang luasnya lebih kecil daripada mereka. Kata מַמְלָכָה (mamlakha) yang berarti kerajaan adalah
lebih serupa dengan kota-kota yang berkubu saja. Sebab telah menjadi sebuah
kebiasaan pada masa tersebut untuk menyebut kota-kota dengan sebutan kerajaan.
Ay. 3-6
Hai kamu, yang menganggap jauh hari malapetaka,
tetapi mendekatkan pemerintahan kekerasan;
·
yang berbaring di tempat tidur dari gading dan duduk
berjuntai di ranjang;
·
yang memakan anak-anak domba dari kumpulan kambing domba dan
anak-anak lembu dari tengah-tengah kawanan binatang yang tambun;
·
yang bernyanyi-nyanyi mendengar bunyi gambus, dan seperti
Daud menciptakan bunyi-bunyian bagi dirinya;
·
yang minum anggur dari bokor, dan berurap dengan minyak yang
paling baik,
tetapi tidak berduka karena hancurnya keturunan
Yusuf!
Tafsiran:
Ada permainan kata-kata dalam
puisi dan permainan sajak yang digunakan oleh Amos di dalam menuliskan
nubuatnya ini. Permainan sajak, antara tesis dan antitesisnya, serta permainan
kata seperti jauh-dekat. Ayat 3-6 lebih cocok untuk menjadi sebuah bagian
sendiri, sebab ada tesis dan antithesis, dimana kata-kata selalu dimulai dengan
kata kerja yang ditandai dengan awalan הַ (ha) dan memiliki akhiran ים (im) yang
berarti participle masculine plural,
yakni הַֽמְנַדִּ֖ים (hamnaddim - 6:3), הַשֹּֽׁכְבִים (hasskhevim - 6:4), הַפֹּרְטִ֖ים (haporetim - 6:5), הַשֹּׁתִ֤ים (hasysyotim
- 6:6). Di dalam LAI digunakan kata “yang”, namun seharusnya menggunakan
kata “mereka yang”, dan di dalam bahasa Inggris yang menurut saya lebih baik
menggunakan kata those, atau who.
Pertama dalam ayat ketiga, kata
menganggap jauh berasal dari kata הַֽמְנַדִּ֖ים (hamnaddim) yang memiliki arti remove, force out, exclude, believe, suppose
far away.[19]
Saya memilih penggunaan arti suppose far
away yang berarti mengharapkan jauh, hari kejahatan yang akan menimpa,
sedangkan mereka mendekatkan diri pada pemerintahan yang salah. Tentu hal ini
berarti merupakan sebuah dosa atau kesalahan sosial yang dilakukan oleh para
pemimpin Israel kepada rakyatnya, dan juga kejahatan di mata Tuhan. Permainan
kata antara “suatu keadaan jauh” dengan “suatu keadaan dekat”, serta tesis dan
antitesisnya menyatakan bahwa harapan Israel bahwa diri mereka dikenan Tuhan
sebab daerah jajahan yang meluas serta suatu keadaan kerajaan yang makmur, namun
hanya oleh orang-orang kaya saja, akan segera mendapatkan pembalasan dan
penghakiman dari Allah. Di sini secara jelas dan nyata bahwa ada hukum sebab
dan akibat, karena kedurjanaan mereka. Oleh karena itu Amos menuntut mereka
untuk segera berbalik ke jalan Tuhan (5:4, 6).
Dalam ayat 4-6 semuanya
menyatakan suatu keadaan makmur yang dinikmati oleh orang-orang yang kaya.
Gading yang dalam bahasa ibrani שֵׁ֔ן(syen) merupakan sesuatu yang identik
dengan kemegahan dan kemewahan, juga berkaitan dengan kerajaan. Menurut Paul
Shalom, kata kasur gading ini hanya terdapat satu kali saja dari keseluruhan
Alkitab. Kasur gading menurut Paul, merupakan sebuah kasur yang tatakannya
terbuat dari gading yang diukir, yang biasa dilakukan oleh orang Akkadian.[20]
Istana gading pernah dibuat
oleh Ahab (1 Raj. 10:18, 22), begitu juga dengan Salomo (2 Taw. 9:17, 21).
Tampaknya kata gading ini selain untuk orang-orang kaya, juga merujuk kepada
Raja Yerobeam II, dan juga Uzia. Sekalipun Uzia adalah raja yang melakukan apa
yang benar di mata Tuhan (2 Raj.15:34; 2 Taw. 27:2), akan tetapi penghukuman
atas Yehuda adalah sesuatu yang tidak terelakkan juga (2:4-5), sebab rakyat
pada masa Uzia tetap melakukan hal-hal yang jahat (2 Taw. 27:2).
Yang memakan domba-domba, dan
anak-anak sapi, tentu ini merupakan rujukan kepada orang-orang yang kaya pada
saat itu. Orang miskin bahkan mengalami kesulitan untuk makan, sedangkan orang
kaya mengalami kemakmuran. Sedikit menarik di sini, ketika melihat bahwa Amos
adalah seorang gembala domba. Kata gembala yang adalah נֹקֵד (noqed) yang berarti sheep raiser, sheep dealer, atau
sheep tender.[21] Tampaknya
pengertian yang lebih tepat adalah bahwa Amos adalah seorang gembala yang
membesarkan domba-dombanya sendiri. Kata נֹקֵד (noqed) sendiri juga mengacu kepada ternak
yang buruk (Kej. 33:19), dan mungkin Amos pun hendak menyatakan dirinya adalah
seorang gembala yang miskin hal ini juga didukung dengan pekerjaannya sebagai
pemungut buah Ara (7:14), dan untuk memperoleh buah-buah itu ia harus berjalan
cukup jauh dari Tekoa. Jadi kritik Amos terhadap para pemimpin yang memakan
domba-domba dan sapi-sapi itu adalah kritikan dirinya terhadap orang-orang kaya,
sebab ia sebagai seorang peternak yang miskin tentu merasakan betapa
berharganya dan mahalnya hewan-hewan tersebut, dan ia juga mengetahui bahwa
banyak orang-orang di Israel yang mengalami kesulitan hidup. Amos pun merasakan
kehidupan yang sulit sama seperti yang dialami oleh orang-orang Israel
kebanyakan pada saat itu.
“Kepada yang bermain harpa
untuk diri mereka sendiri seperti Daud ketika bermain musik.” Mereka yang
mengalami sukaria, sedangkan banyak orang miskin yang tidak bisa bersukacita
karena mengalami kesulitan hidup. Mereka merasa aman dan damai (6:1) namun mereka
melupakan nasib hidup saudara sebangsa mereka dan bahkan menginjak-injak orang
miskin (4:1).
Dalam ayat 6 berbicara tentang
keimaman atau keagamaan, kritik terhadap praktik keagamaan yang melakukan
kelaliman. Kata מִזְרָק (mizraq) yang
diterjemakan oleh LAI sebagai bokor, merupakan suatu yang serupa mangkuk yang
biasa digunakan untuk ritual keagamaan dan kata mizrag ini hanya disematkan untuk ritual keagamaan saja. NET (NET
Bible) dan NAS (New American Standard Bible) menerjemahkan ini secara lebih
tepat yakni menggunakan kata sacrificial
bowls.
Praktik keagamaan menjadi
najis, sebab para imam dapat dibeli oleh orang-orang kaya. Begitu juga para
imam melakukan hal-hal yang hanya ingin menyenangkan raja dan orang-orang kaya
saja (ps 7). Bokor yang seharusnya digunakan sebagai ritual keagamaan, malah
dinajiskan dengan minum-minuman keras yang memabukkan. Hal ini juga dipertegas
oleh Hebert Wolff bahwa mereka memabukkan diri dan bahwa tidak dapat mengontrol
tubuhnya sendiri.[22]
Demikian juga dengan pengurapan
menggunakan minyak yang berkenaan dengan tugas keimaman. Kata mengurapi (LAI)
menggunakan kata משׁח (masyikh), memiliki
arti menyiram, dan yang satu lagi adalah mengurapi.[23]
Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda dan fungsi yang berbeda, akan
tetapi penggunaannya adalah dalam jabatan keimaman, dan hal ini juga tidak
terlepas dari penggunaan kata minyak. Para penguasa menggunakan kata רֵאשִׁית (resyit),[24]
menggunakan minyak itu untuk meminyaki diri mereka sendiri. Padahal pengurapan
hanya bisa dilakukan oleh imam saja, dan dipakai untuk mengurapi untuk
jabatan-jabatan tertentu (1 Raj. 1:34, 39; 19:16), tetapi keimaman bisa dibeli
oleh para penguasa, dan menjalankan liturgi sesuai dengan kehendak hati mereka
sendiri. Para imam telah melakukan kesalahan dan menajiskan keagamaan yang
benar.
Para pemimpin tidak berduka terhadap
kehancuran keturunan Yusuf. Beberapa kali Amos menggunakan keturunan Yusuf
(5:6, 15) padahal telah diketahui bahwa keturunan Yusuf adalah suku Efraim dan
suku Manasye. Rupanya di dalam 5:4-5 dinyatakan secara jelas bahwa ada
penyembahan yang mendukakan hati Tuhan (1 Raj. 12:30, 32), baik itu di Betel
yang merupakan daerah Efraim, dan juga Gilgal yang merupakan daerah kekuasaan
Manasye.[25]
Dan pada 5:4 dijelaskan secara parallel bahwa Allah akan mengasihi mereka,
apabila mereka kembali kepada Allah, dan meninggalkan praktik-praktik
penyembahan kepada dewa, maka Allah tidak akan memusnahkan baik Manasye maupun Efraim.
Amos hendak menyampaikan bahwa pemusnahan itu bukan hanya terjadi atas Manasye
dan Efraim yang merupakan keturunan Yusuf saja, dimana Betel dan Gilgal berada,
akan tetapi juga kepada seluruh para pelaku penyembahan berhala tersebut, dan
itu berarti Israel Utara itu sendiri secara keseluruhan, sebab kedelapan suku
yang lain melakukan pembiaran terhadap kenajisan tersebut dan tidak
memperingatkan saudara mereka. Artinya para pemimpin di Israel tidak meratapi
penyembahan berhala di Gilgal dan Betel, tetapi malahan menyibukkan diri
sendiri dengan pemuasan diri tanpa menghiraukan kehancuran kerohanian di tanah
Yusuf.
Ay. 7-13
Sebab itu sekarang,
mereka akan pergi sebagai orang
buangan di kepala barisan,
dan berlalulah keriuhan pesta orang-orang yang duduk
berjuntai itu."
Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diri-Nya, demikianlah firman
TUHAN, Allah semesta alam: "Aku ini keji kepada kecongkakan Yakub, dan
benci kepada purinya;
Aku akan menyerahkan kota serta
isinya."
Dan jika masih tinggal sepuluh
orang dalam satu rumah,
mereka akan mati.
Dan
jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang mengangkat dan mengeluarkan
mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang ada di bagian belakang
rumah:
"Adakah lagi orang bersama-sama engkau?"
dan
dijawab:
"Tidak ada,"
ia
akan berkata:
"Diam!" Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut
nama TUHAN!
Sebab sesungguhnya, TUHAN
memberi perintah,
maka rumah besar dirobohkan menjadi reruntuhan
dan rumah kecil menjadi rosokan.
Berlarikah kuda-kuda di atas
bukit batu,
atau dibajak orangkah laut
dengan lembu?
Sungguh, kamu telah mengubah keadilan menjadi racun
dan hasil kebenaran menjadi ipuh!
Hai
kamu, yang bersukacita karena Lodabar, dan yang berkata: "Bukankah kita
dengan kekuatan kita merebut Karnaim bagi kita?"
"Sebab
sesungguhnya, Aku akan membangkitkan suatu bangsa melawan kamu, hai kaum
Israel,"
demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam,
"dan
mereka akan menindas kamu dari jalan yang menuju ke Hamat sampai ke sungai yang
di Araba."
Tafsiran:
Ayat 7-14 merupakan berita
penghukuman yang akan dijatuhkan kepada Israel. Semua dimulai dengan kata
“sebab itu sekarang” yang dalam bahasa
Ibraninya לָכֵ֛ן עַתָּ֥ה (lakan ‘atta). Dalam ayat 7-13 merupakan
berita isi penghukuman, dan penghukuman itu akan terjadi dengan Allah
membangkitkan sebuah bangsa melawan Israel (14).
Dalam ayat 8, Allah akan menyerahkan
kota di Israel וְהִסְגַּרְתִּ֖י עִ֥יר (wehisggarti ‘ir), oleh karena Allah
membenci puri dan kecongkakan Israel atas kebanggaannya terhadap dirinya
sendiri. Kata menyerahkan di sini dalam bahasa Ibraninya וְהִסְגַּרְתִּ֖י (wehisggarti) memiliki bentuk hiphil perfect. Bentuk hifil adalah
untuk menyatakan bagaimana persisnya sebuah peristiwa akan terjadi, bahwa Allah
sungguh-sungguh akan menyerahkan. Sedangkan bentuk perfect sekalipun itu belum terjadi adalah ungkapan yang biasa
digunakan oleh para nabi sebagai untuk menyampaikan nubuatannya, sebagai
sesuatu yang sungguh-sungguh akan terjadi dan digenapi oleh Allah.[26]
Amos
menyatakan status Allah sebagai יְהוָה֙ אֱלֹהֵ֣י צְבָא֔וֹת (adonai ‘elohim tseva’ot) yang berarti
Allah yang berperang.[27] Maka
sangat jelas bahwa penghukuman (מִשְׁפָּ֔ט) yang akan dijatuhkan Allah kepada Israel adalah hukuman
melalui jalan perang, dimana Allah akan menghukum, dan memakai bangsa lain
(dikemudian hari Asyur) untuk menghancurkan Israel (14).
Dalam
ayat 9-13, Allah akan bersungguh-sungguh menjalankan penghukuman, oleh sebab
kecongkakan yang dilakukan oleh Israel (6:8). Israel jatuh karena telah menjadi
sombong, dimana dalam ayat 13 dinyatakan dalam bahasa Ibraninya בְחָזְקֵ֔נוּ לָקַ֥חְנוּ לָ֖נוּ (vekhezeqenu
laqakhnu lanu) yang berarti “dengan kekuatan dari kita sendiri, kita
mengalahkan”. Israel lupa bahwa segala kemenangan adalah dari Allah, Sang Adonai Elohim Tsevaot itu sendiri (6:8)!
Oleh sebab itu, Allah sendirilah yang akan berperkara melawan mereka, dan
menjadi kepala pasukan untuk menghancurkan umat-Nya sendiri.
Oleh
karena Israel telah memutarbalikkan הֲפַכְתֶּ֤ם) [hafaktem])[28] legal decision[29]
dan righteousness[30]
menjadi kedurjanaan. Mereka melakukan dosa pelanggaran social dengan meninggalkan
keadilan dan kebenaran, sebab hukum Allah telah dibeli oleh uang. Pelanggaran
social berarti juga pelanggaran terhadap Allah, sekalipun mereka taat
menjalankan liturgy keagamaan mereka.
Allah
akan menghancurkan hingga sungguh-sungguh, dan hal itu ternyata dengan apa yang
disampaikan oleh Amos dengan pola kesejarjaran.[31] Amos
mengungkapkan suatu keadaan yang parah, hingga Israel tidak dapat membanggakan
dirinya lagi, dan kebanggan dirinya akan tinggal kenangan (12). Kehancurannya
akan sangat berat, hal itu digambarkan oleh Amos dengan pernyataan sepuluh
orang yang tersisa yang tinggal dalam sebuah rumah, semuanya akan mati (9). Rumah
besar akan menjadi bebatuan saja, dan rumah biasa akan menjadi puing-puing
(11).
Dalam
ayat 14 Allah hendak membangkitkan sebuah bangsa untuk melawan Israel. Penggunaan
kata מֵקִ֙ים (meqim) yang berarti membangkitkan
memiliki bentuk hiphil masculine singular.
Apabila piel menyatakan suatu status keberadaan, tetapi hifil akan menunjukkan
bagaimana hal tersebut pastinya terjadi. Maka kata מֵקִ֙ים (meqim) ini merupakan sebuah konklusi
bagaimana penghukuman Allah itu akan terjadi dan menimpa Israel. Hebert Wolff
sendiri menyatakan hukuman Allah ini sebagai sebuah counter-attack.[32]
Yang
menjadi pertanyaan kemudian apakah ini telah terjadi pada masa itu? Sebab sesungguhnya
bahwa pada tahun 721 SM, Samaria dan Kerajaan Utara sungguh-sungguh telah
diruntuhkan. Jadi apakah hal ini dicatat kemudian hari oleh seseorang di
kemudian hari? Namun karena pesan nubuat yang menyatakan hal yang akan datang,
maka tentu hal ini kemudian menjadi jelas bahwa ini merupakan nubuatan yang
belum terjadi pada saat itu. Bahwa Kerajaan Asyur, yang menjadi kawan mereka
pada akhirnya juga yang menjadi lawan mereka.
Nubuat
penghukuman dalam ayat ini terjadi hanya untuk keturunan Yakub, dan mengacu
kepada sebuah bangsa maka itu merujuk kepada Asyur. Penghukuman ini hendak
dinyatakan Allah kepada Utara dan Selatan. Namun pada akhirnya Selatan
diselamatkan Allah, karena berbalik kepada-Nya, sekalipun pada 586 SM, mereka
dihancurkan oleh Babel. Dan tampaknya Amos hendak menitik beratkan penghukuman
kepada Israel Utara, sekalipun Israel Selatan juga tidak akan terlepas dari
hukumannya di masa yang akan datang.
Dari
Hamat-Araba itu mengacu kepada daerah kekuasaan dari Yerobeam II bahwa itulah
daerah kekuasaanya. Apakah ada kaitannya antara Amos dengan penulis 2 Raja-raja?
Mereka menuliskan tempat yang sangat-sangat identic baik antara Amos dengan
penulis 2 Raja-raja yang diduga adalah kumpulan para nabi lainnya. Apakah Kitab
Amos dituliskan di kemudian hari? Atau apakah penulis 2 Raja-raja mengambil
sumber dari Amos? Atau apakah ada kemungkinan bahwa kumpulan para nabi ini
berasal dari golongan yang sama antara yang menulis kitab 2 Raja-raja dengan
Kitab Amos? Mengingat bahwa Amos menyampaikan pesan dan nubuatnya secara lisan,
dan mungkin di kemudian hari barulah perkataannya ditulis oleh nabi yang lain
secara bersamaan dengan Kitab 2 Raja-raja. Kitab 2 Raja-raja pastilah ditulis
setelah kejatuhan Yerusalem (2 Raj. 25), dan sangat mungkin ditulis di dalam
pembuangan di Babel 587-536, sedangkan masa Amos bernubuat adalah 760 SM.
Sangat
besar kemungkinan bahwa penaklukan yang dilakukan oleh Yerobeam II, yakni dari
Hamat – Laut Araba merupakan sebuah informasi umum yang telah banyak tersiar,
yang diperkirakan terjadi pada tahun 780 SM.[33] Dan
yang pasti adalah hal ini telah terjadi sebelum Amos bernubuat (lk. 760 SM),
dan begitu juga dengan Kitab 2 Raja-raja yang secara pasti menyatakan letak
yang akurat dan persis.
Apa
yang telah direbut oleh Yerobeam II, dan dianggap sebagai suatu pencapaian
besar akan ditunggang balikkan oleh Allah, sehingga segala keperkasaan dan
kebanggaan diri orang-orang kaya akan kekayaan dan kenyamanan mereka akan
menjadi sia-sia, sebab Allah sendiri yang berperang melawan mereka dan hal ini
secara jelas tampak dalam bahasa Ibraninya מֵקִ֙ים עֲלֵיכֶ֜ם בֵּ֣ית
יִשְׂרָאֵ֗ל נְאֻם־יְהוָ֛ה אֱלֹהֵ֥י (meqim ‘alakhem bet yisra’el ne’m-adonai
elohim).
RELEVANSI PADA MASA KINI DI INDONESIA
Wakil rakyat yang kaya raya dan
banyak melakukan tindakan korupsi, hanya memperhatikan kepentingan dirinya
sendiri, mengenyangkan dirinya sendiri, memuaskan diri, akan tetapi membuat
rakyat menjadi sangat sulit sebab mereka memakan uang rakyat yang miskin.
Begitu juga orang-orang kaya yang
menjadikan dirinya semakin kaya namun tidak memperhatikan kesejahteraan hidup
orang-orang yang membuat mereka kaya. Karyawan-karyawan harus dihargai dan
taraf hidupnya pun harus ditingkatkan, tidak lah boleh untuk memperkaya diri
sendiri tanpa memperhatikan nasib hidup karyawan.
Hukum menjadi sangat mudah dibeli
oleh orang kaya, seperti ada pepatah mengatakan hukum tumpul ke atas, tetapi
runcing ke bawah. Bagi orang kaya hukum sangat lemah, sedangkan bagi orang
miskin hukum menjadi sangat kuat. Begitu juga dengan para pelayan Tuhan,
seringkali tidak berani menegur pimpinan atau orang-orang kaya yang ada di
gereja, karena mereka donator atau seorang kaya, sebab mereka takut kehilangan
penghasilan uang gereja. Para pelayan Tuhan pun telah menjadi hamba uang!
Daftar Pustaka:
1. W.
S. Lasor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush., Pengantar
Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK,
2009.
2. Sutanto,
H., Hermeneutik: Prinsip dan Metode
Penafsiran Alkitab. Malang:
Literatur SAAT, 2011.
3. J.
Conner, K., dan Malmin, K., Interpreting
The Scriptures. Malang: Gandum Mas, 2004.
4. Paul,
S.M. Amos: A Commentary on The Book of
Amon. Minneapolis: Fortress, 1991.
5. Wolff,
H. J., Joel and Amos. Philadelphia:
Fortress, 1977.
6.
Baker, D. L., Pengantar Bahasa Ibrani, Jakarta: BPK.
2010.
7. Bible
Works 9.
[1] Peta Nabi-nabi di Israel dan
Yudea, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, SABDA 4.30.
[2] “Kitab Amos” Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini, SABDA 4.30.
[3] W. S. Lasor, D. A. Hubbard, dan
F. W. Bush., Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta:
BPK, 2009), 195-196.
[4] “Kitab Amos” Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini, SABDA 4.30.
[5] W. S. Lasor, D. A. Hubbard, dan
F. W. Bush., 196.
[6] W. S. Lasor, D. A. Hubbard, dan
F. W. Bush ,197.
[7] “Kitab Amos” Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini, SABDA 4.30.
[8] W. S. Lasor, D. A. Hubbard, dan
F. W. Bush., 198.
[9] “Kitab Amos” Ensiklopedi Alkitab
Masa Kini, SABDA 4.30.
[10] W. S. Lasor, D. A. Hubbard, dan
F. W. Bush., 198.
[11] Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran
Alkitab (Malang: Literatur SAAT, 2011), 409.
[13] W. S. Lasor, D. A. Hubbard, dan
F. W. Bush., 197.
[14] “Calneh”, Strong Data, Bible
Works 9.
[15] “Hamat”, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, SABDA 4.30.
[16] “Gat”, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, SABDA 4.30.
[17] “Araba”, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, SABDA 4.30.
[18] The Assyrian and Babylonian
Empires, NET Bible Maps, SABDA 4.30.
[20] S.M. Paul, Amos: A Commentary on The Book of Amon (Minneapolis: Fortress),
1991.
[22] H. Wolff, Joel
and Amos (Philadelphia: Fortress, 1977), 276.
[25] Gilgal berada di Tenggara
Manasye dan Betel berada di Tenggara Efraim keduanya hanya berjarak lk 30 KM
saja. Peta Tanah Kedua Belas Suku, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, SABDA
4.30.
[26] Kadang-kadang bentuk perfek juga
dipakai dalam nubuat tentang sesuatu yang belum selesai namun dapat dianggap
sempurna karena sudah tercantum dalam rencana Allah, dan tidak mungkin tidak
akan selesai. D. L. Baker, Pengantar Bahasa Ibrani. Jakarta: BPK,
2010. Hal. 78.
[27] Kata יְהוָה֙ אֱלֹהֵ֣י צְבָא֔וֹת dalam Amos 6:8, dari WTM Morphology + Holladay Entry, Bible
Works 9.
[31] W. S. Lasor, 26-28.
[32] H. Wolff, 289.