Upah
Kesetiaan dan Tinggal Diam
Pendahuluan
Untuk
mendapatkan penafsiran yang baik maka perlu untuk melihat ke dalam teks aslinya
yakni teks berbahasa Yunani. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa teks-teks
Yunani merupakan salinan yang sangat mungkin terdapat kesalahan, namun alangkah
bijaksana apabila kita tetap berusaha meneliti ke dalam bahasa aslinya. Oleh
karena itu saya akan memaparkan perbandingan antara teks berbahasa Indonesia
yang diterjemahkan oleh LAI dan teks berbahasa Yunani yang diterbitkan oleh BGT
(Bible Works Greek LXX/BNT).
2 Yohanes 1:7-11:
7 Sebab banyak penyesat telah
muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus
telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus.
8 Waspadalah, supaya kamu jangan
kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu
sepenuhnya.
9 Setiap orang yang tidak
tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak
memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa
maupun Anak.
10 Jikalau seorang datang kepadamu
dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu
dan janganlah memberi salam kepadanya.
11 Sebab barangsiapa memberi salam
kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.
7 Ὅτι πολλοὶ πλάνοι ἐξῆλθον εἰς τὸν κόσμον, οἱ μὴ ὁμολογοῦντες
Ἰησοῦν Χριστὸν ἐρχόμενον ἐν σαρκί· οὗτός ἐστιν ὁ πλάνος καὶ ὁ ἀντίχριστος.
8 βλέπετε ἑαυτούς, ἵνα μὴ ἀπολέσητε ἃ εἰργασάμεθα
ἀλλὰ μισθὸν πλήρη ἀπολάβητε.
9 Πᾶς ὁ προάγων καὶ μὴ μένων ἐν τῇ διδαχῇ τοῦ
Χριστοῦ θεὸν οὐκ ἔχει· ὁ μένων ἐν τῇ διδαχῇ, οὗτος καὶ τὸν πατέρα καὶ τὸν υἱὸν ἔχει.
10 εἴ τις ἔρχεται πρὸς ὑμᾶς καὶ ταύτην τὴν διδαχὴν
οὐ φέρει, μὴ λαμβάνετε αὐτὸν εἰς οἰκίαν καὶ χαίρειν αὐτῷ μὴ λέγετε·
11 ὁ λέγων γὰρ αὐτῷ χαίρειν κοινωνεῖ τοῖς ἔργοις αὐτοῦ τοῖς
πονηροῖς.
Daftar pertanyaan penelitian:
1) Siapakah Antikristus itu?
2) Mengapa para penyesat tidak mengakui Yesus sebagai
manusia?
3) Apa arti dari upah sepenuhnya?
4) Apa maksud dari memiliki Bapa
maupun Anak?
5) Apa maksud dari memberi salam?
6) Apa yang dimaksud dengan mendapat bagian dalam
perbuatan jahat?
Tafsiran teks
A. Analisis
Latar Belakang
Bila
I Yohanes ditulis kepada beberapa gereja (dan dalam suatu pengertian, semua
gereja), II Yohanes dialamatkan kepada satu gereja lokal dan pemimpinnya
(walaupun, sebagaimana kebanyakan surat-surat PB ini dibacakan kepada gereja
secara keseluruhan). Ini adalah suatu jendela kecil yang indah ke dalam
kehidupan dari gereja abad pertama di Asia Kecil (Turki).
2
Yoh terbit dari seorang ‘penatua’ kepada ‘Ibu yg terpilih dan anak-anaknya’.
Ini khas perlambang untuk menyapa suatu jemaat (bnd TB 1Pet 5:13), mungkin
maksudnya untuk mempersulit pengusutan jika Surat ini jatuh ke tangan lawan
(1-3). Hal-hal yg melatarbelakangi Surat ini sama dengan 1 Yoh (bnd TB 2Yoh 1:7
dgn TB 1Yoh 4:3); guru-guru penyesat mengunjungi gereja-gereja dan menyangkal
Anak Allah menjadi manusia. Sang penatua menyampaikan peringatan untuk melawan
ajaran sesat itu; orang yg ‘maju’ menerima ajaran baru atau ajaran pelik
demikian sama dengan membuang iman mereka kepada Allah, Bapak dari Yesus
Kristus. Penulis mengingatkan teman-temannya supaya jangan memberi tumpangan
kepada guru-guru penyesat itu. Dan ia mendorong mereka tetap mengikuti
kebenaran yg sudah ada dalam hati mereka dan menggenapi hukum kasih (4-11).
Akhirnya ia mengemukakan pengharapannya dapat segera mengunjungi mereka dan
menambahkan salam dari warga jemaatnya sendiri (ay TB 1Yoh 4:12 dab).
Namun
ada kemungkinan lain bahwa surat ini dikirim kepada seorang wanita secara
pribadi agar menolak pengajar-pengajar sesat masuk ke dalam rumahnya. Dalam
surat I Yohanes maupun II Yohanes pusat perhatian ialah hal yang mempertahankan
kemurnian di dalam jemaat. Namun dalam hal ini penafsiran pertama bahwa surat
ini ditujukan kepada jemaat adalah jauh lebih mendekati kebenaran, dan gaya
bahasa Yohanes yang sering memakai bentuk kiasan dalam menyampaikan sesuatu.
Penulis memperkenalkan dirinya sebagai
"penatua" (ayat 2Yoh 1:1). Barangkali ini adalah gelar terhormat yang diberikan
kepada rasul Yohanes sepanjang dua dasawarsa terakhir abad pertama karena
usianya yang sudah lanjut dan kedudukannya yang sangat terhormat selaku
satu-satunya rasul yang masih hidup.
Yohanes menulis surat ini kepada "Ibu yang terpilih
dan anak-anaknya" (ayat 2Yoh 1:1). Beberapa orang menafsirkan "Ibu yang
terpilih" ini secara kiasan sebagai suatu gereja lokal, "anak-anaknya"
sebagai anggota jemaat, dan "anak-anak saudaramu yang terpilih" (ayat
13) sebagai jemaat tetangga. Orang lain lagi menafsirkan
istilah ini secara harfiah sebagai seorang janda terhormat yang dikenal Yohanes
dalam sebuah jemaat lokal di Asia Kecil yang di bawah pengawasan rohani
Yohanes. Keluarganya (ay 1) dan keluarga saudaranya (ay 13) adalah orang terkenal
dalam gereja-gereja di wilayah itu. Sebagaimana surat Yohanes lainnya, 2
Yohanes tampaknya ditulis dari Efesus pada akhir tahun 80-an atau awal 90-an.
Ayat 7
Ayat 7 merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya karena
adanya kata penghubung oτι yang berarti karena (because) yang berfungsi untuk menyatakan
sebuah hasil.[1]
Kemudian
apa yang mengikuti kata penghubung yang ingin dijelaskan di sini? Rupanya dalam
hal ini yang dihubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya dalam II Yohanes, bahwa
Yohanes memerintahkan agar jemaat tetap tinggal di dalam kasih (ay.6). Barnes
berkomentar lain perihal kata penghubung oτι ini sebagai penghubung bagi sebuah alasan mengapa harus ada sebuah
pekerjaan untuk kasih yang berkelanjutan, dan harus dimengerti sebagai sebuah kelanjutan
bagi ayat selanjutnya (2 Yoh. 1:8).[2] Namun
saya tetap memandang bahwa kata penghubung oτι ini sebagai sebuah kelanjutan dari ayat sebelumnya.
Rupanya
banyak penyesat yang berusaha untuk menjerumuskan jemaat untuk menyangkal
pribadi Yesus yang telah datang sebagai manusia, dan menolak akan
kemanusiaan-Nya. Kata penyesat berasal dari bahasa Yunani πολλοὶ πλάνοι yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris many
deceivers, yang mengerjakan perbuatan membawa kepada penyesatan (leading to astray).[3] Dalam bahasa Inggrisnya πλάνος juga hal ini ditafsirkan sebagai planet yang merupakan sebuah ajaran kuno dalam dunia bahwa
pergerakan tubuh rohani telah dipelajari (zodiac),
dimana bintang-bintang berada pada pola yang tetap, tetapi beberapa bintang
bergerak dengan tidak menentu, dan orang-orang kuno menyebutnya dengan istilah penyihir
(wanderer). Namun dalam perihal ini dapat
dipandang bahwa penyesat ini merupakan orang-orang gnostik[4] yang
memiliki paham plato bahwa materi
(tubuh) adalah jahat, sedangkan roh adalah baik sehingga mengacu kepada sebuah
aliran doketis. Aliran doketis ini
telah menjadi pusat perhatian dari Rasul Yohanes bahkan pada suratnya yang
pertama, bahwa mereka menolak Yesus yang lahir sebagai manusia. Clark
berkomentar bahwa:
“And
these appear to have been Gnostics, for they denied that Jesus was come in the
flesh. And this doctrine, so essential to salvation, none could deny but a
deceiver and an antichrist.”[5]
Menurut Clark, penolakan akan
kemanusiaan Yesus merupakan penolakan terhadap penebusan, sebab inkarnasi
merupakan sebuah hal yang sangat esensial dan tidak dapat ditolak. Penolakan
terhadap kedua hal tersebut merupakan pendusta dan antikristus.
Bahwa
para penyesat ini telah muncul dan masuk ke dalam dunia. Di dalam bahasa
Yunaninya, kata kerja muncul adalah εἰσῆλθον yang memiliki bentuk Aorist Active Indicative orang ke-3
jamak[6] yang
berarti para penyesat telah muncul atau masuk dari dahulu. Artinya sebelum Yohanes
menulis suratnya yang kedua, dan bahkan pada suratnya yang pertama rupanya pengajaran
gnostik sudah merasuk begitu rupa ke dalam ajaran kekristenan dan menarik
banyak orang Kristen untuk meninggalkan imannya. Oleh sebab itu dalam hal ini
ketika Yohanes menuliskan suratnya, ia sangat tahu bahwa tulisannya ini untuk
memperingatkan jemaat untuk tidak terpengaruh oleh ajaran sesat itu dan
meninggalkan Kristus.
Bagi
pengertian kata tidak mengaku, menggunakan kata ὁμολογοῦντες yang memiliki bentuk present active participle, yang artinya kata kerja
yang terus menerus dilakukan dan hal itu sudah mengikuti sejak mereka muncul ke
dalam dunia.
Ayat 8
Dalam ayat 8 ini, sebuah kata pendahuluan menggunakan
kata βλέπετε yang memiliki bentuk
present active imperative kata ganti orang kedua jamak[7], sebagai
kata kerja perintah yang perlu dilakukan secara terus menerus yang berarti watch
out yourselves, dimana dalam hal ini terjemahan LAI dengan menggunakan kata
waspadalah sudah dirasa tepat. Bahwa dalam hal ini Yohanes memerintahkan para
pembacanya untuk berjaga-jaga atau berhati-hati terhadap pengajaran dari
gnostikisme yang memasuki kekristenan. Menurut Clark, kata waspadalah ini seperti
memasang pertahanan terhadap para penggoda ini dengan cara berdoa, mengasihi
Allah dan sesama, dan juga berjalan dalam kehidupan baru yang telah diberikan
Allah tersebut.[8] Sebab Yesus pun semasa
pelayanan-Nya telah memperingatkan kepada orang-orang percaya agar berhati-hati
terhadap para penyesat ini (Mat. 24:4-5, 24).
Yohanes menghimbau para pembacanya agar mereka jangan
kehilangan apa yang telah dikerjakan. Dalam hal ini ada dua hal penting yang
perlu untuk diperhatikan, yakni perihal apa yang telah dikerjakan dan juga apa
yang dimaksud dengan memperoleh upah di sini. Untuk yang pertama perihal apa
yang telah dikerjakan, berasal bahasa Yunani εἰργασάμεθα yang berbentuk Aorist Middle Indicative orang ke-1 jamak[9] dan
memiliki arti we worked ourselves atau dalam bahasa Indonesia berarti telah kami
kerjakan untuk diri kami sendiri.[10] Artinya
ketika Rasul Yohanes berbicara mengenai hal ini berarti pekerjaan ini telah
dilakukan mereka pada masa lampau, namun perihal upah adalah sesuatu yang
bersifat future dan hal ini sangat
mungkin dikaitkan dengan kedatangan Kristus yang kedua. Lebih lanjut Yohanes menyebut
kata kami dan bukan dirinya sendiri sebagai pengerja dari pemberitaan Firman,
mengacu kepada ia dan para rasul sebagai subjeknya. Hal ini didukung dalam komentar
beberapa penafsir seperti Clarke, maupun Wesley.
Kalimat “agar kamu tidak kehilangan apa yang telah kami
kerjakan, tetapi supaya memperoleh upah” merupakan suatu terjemahan yang dirasa
sudah cukup baik diberikan oleh LAI terkait dengan perihal kata ganti orang
kedua, serta pada pembahasan tentang kata “kerjakan”. Dalam hal ini saya akan
mengkritisi beberapa teks yang dirasa salah dalam menggunakan kata ganti orang
kedua ini. Tidak dapat dihindari bahwa hal ini juga dipengaruhi oleh terjemahan
dari KJV yang banyak dipakai oleh LAI dalam menerjemahkan teksnya. Hal ini nyata
dan sangat jelas tampak dari komentar John Gill, Jamieson & Faussest dan
Brown, Clark, Barnes, maupun penafsir-penafsir lainnya yang mengkritisi
terjemahan dari KJV bahwa dalam hal ini KJV menggunakan kata “we” yang merujuk
kepada orang pertama jamak. Hal ini ditunjukkan dari bukti manuskrip seperti
Alexandria, Latin Vulgata, Siria, dan juga Etiophia, bahwa adalah lebih baik
untuk ditafsirkan “ye” atau yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kata
ganti orang kedua jamak, yakni kalian[11]. Jadi
adalah lebih baik dalam hal ini apabila kita menggunakan teks Yunani versi BGT
dibandingkan dengan BYZ, dimana BYZ menggunakan kata kerja απολεσωμεν dan bukan kata kerja yang seharusnya yakni απολεσητε.
Kata απολεσητε sendiri memiliki bentuk Aorist Active Subjunctive[12] yang diikuti
kata μὴ. Oleh
karena itu untuk mempermudah penafsiran maka adalah lebih baik bagi saya untuk
menafsirkan terlebih dahulu kata kerja utamanya. Dalam hal ini subjunctive ini
mengikuti kata kerja εἰργασάμεθα yang berbentuk Aorist Middle
Indicative yang memiliki arti “telah kami sendiri kerjakan”, seperti yang telah
dijelaskan di atas. Karena itu απολεσητε yang mengikuti kata kerja utamanya,
dapat diartikan sebagai kamu hancurkan atau kamu hilangkan. Sehingga dalam hal
ini jelas bahwa Rasul Yohanes menasihati agar apa yang telah rasul-rasul
kerjakan, tidak dihilangkan oleh orang-orang percaya sebagai pembaca pertama
maupun kita sebagai pembaca modern agar kita memperoleh upah kita. Dalam komentarnya,
Clark mengungkapkan bahwa orang-orang yang tidak menjaga atau memelihara mungkin
akan kehilangan keselamatan mereka, dan para rasul bersukacita pada hari
kedatangan Tuhan Yesus. Bahwa intimasi dengan Allah akan menjaga mereka.[13] Hal ini
bertujuan agar mereka tidak kehilangan upah mereka.
Penggunaan kata upah dalam bahasa Yunaninya adalah μισθὸν yang bisa diartikan hadiah dari
ketaatan mereka terhadap apa yang telah mereka pertahankan agar tidak mengalami
kehilangan. Menurut
komentar dari Leon Morris, bahwa keseganan modern untuk menyebut upah dan
hukuman tidak dimiliki oleh para penulis PB, dan benar bahwa tidak pernah
dikatakan bahwa kita melayani hanya untuk memperoleh upah. Ini bukanlah suatu
sikap wajar yang harus dimiliki oleh orang Kristen. Pelayanan di sini harus didasari
dengan hati yang penuh rasa berterima kasih, sehingga Allah akan memberikan
imbalan kepada anak-Nya yang melayani dengan setia.[14]
Ayat 9
Dalam ayat ini dijelaskan
bahwa orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi melangkah keluar
bahwa mereka tidak memiliki Allah, sedangkan yang tinggal di dalam ajaran-Nya
memiliki Bapa maupun Anak. Penggunakan kata tidak tinggal, berasal dari bahasa
Yunani προάγων yang berarti to lead forth[15] atau
transgreeses dalam bahasa Indonesianya diartikan sebagai melampaui batas. Menurut
manuskrip tertua, melampaui batas memiliki bentuk lain yakni pergi atau tidak
mau dipimpin.[16]
Kemudian sebagai
kelanjutannya bahwa kata προάγων diikuti dengan kata μένων yang memiliki bentuk Present Active Participle[17] dan
memiliki arti tidak tinggal diam. Jadi baik kata προάγων maupun kata μένων,
merupakan dua kata kerja yang saling terkait satu sama lain bahwa baik pergi
dan tidak tinggal merupakan kata kerja yang sejajar. Ketika memperhatikan ini,
maka dalam terjemahan LAI kedua kata kerja ini kemudian dibalik yaitu tidak
tinggal terlebih dahulu dan kemudian diikuti dengan melangkah keluar. Tetapi
adalah lebih baik jika kita mendahulukan melangkah keluar terlebih dahulu
kemudian tidak tinggal menyusul, guna mendekati kebenaran dari teks berbahasa
Yunaninya.
Lalu
apa yang menjadi pengajaran tentang Kristus? Dalam hal ini bahasa Yunani yang
digunakan adalah τῇ διδαχῇ τοῦ Χριστοῦ yang memiliki arti the teaching of Christ. Pengajaran
bisa berarti perintah, petunjuk, dan pengajaran itu sendiri. Dalam Injilnya,
Yohanes mencatat bahwa sekali waktu Yesus berkata dalam Yoh. 7:16, tentang
pengajaran-Nya yang tidak berasal dari diri-Nya sendiri, melainkan dari Bapa.
Hal ini kemudian menjadi parallel bahwa ketika para pendurhaka ini menolak
Kristus maka otomatis Ia menolak Bapa, sebab apa yang disampaikan atau
diajarkan oleh Kristus tidak berasal dari diri-Nya sendiri, melainkan juga dari
Bapa. Sebab apa yang diajarkan Bapa kepada Kristus, itulah yang disampaikan-Nya
(Yoh. 8:28). Mereka yang tidak menghormati Anak, juga tidak menghormati Bapa
yang mengutus Dia (Yoh. 5:23). Maka dengan menolak pengajaran Kristus ini
berarti mereka menolak pengajaran dari Bapa.
Perihal
pengajaran ini, Gill berkomentar bahwa pengajaran yang berasal dari Bapa,
diteruskan kepada Anak, dan kemudian diteruskan kepada rasul-rasul, yang
kemudian disampaikan kepada para pendengar yakni orang-orang yang percaya
kepada Kristus bahwa Yesus dalam kemanusiaan-Nya adalah Anak Allah, dan Yesus
adalah sungguh-sungguh Allah, dan dua natur tentang kemanusiaan dan
keilahian-Nya sungguh-sungguh ada di dalam diri-Nya. Bahwa dalam inkarnasi-Nya,
ia taat, menderita, sampai mati di kayu salib. Kemudian Ia dibangkitkan dan
naik ke surge duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan akan datang kembali ke
dunia untuk melakukan penghakiman.[18] Menyangkal
Yesus adalah Kristus yang berasal dari Allah berarti menolak Allah yang
mengasihi dengan kasih yang kita saksikan di kalvari.[19]
Pengajar-pengajar palsu ini nampaknya menganggap diri
mereka sebagai pemikir-pemikir yang ‘lebih maju’. Yohanes memandang dia yang
maju, sebagai melangkah keluar dari
kekristenan. Tujuan orang percaya bukanlah supaya ‘lebih maju’ dalam hal
berusaha untuk mengedepankan rasio dibandingkan iman, melainkan tingal di dalam
ajaran Kristus. Perhatikanlah betapa
perlunya pandangan yang benar mengenai Anak bila kita ingin memiliki Bapa (bnd
1 Yoh 2:23).[20]
Menolak
pengajaran ini tidak memiliki baik Bapa maupun Anak, dan mereka disebut sebagai
Antikristus (1 Yoh 2:18; 2:22; 4:3). Dalam hal ini Yohanes menyadari betul
perihal penyesatan-penyesatan yang telah ada dan sudah terjadi pada suratnya
yang pertama atau bahkan sebelumnya, bahwa Yohanes sebagai penatuan mendeskripsikan
pihak radikal yang melawan Yesus, sebagai penanda bagi sebuah akhir jaman.[21] Saya
tidak akan membahas perihal eskatologi dalam hal ini, namun yang perlu untuk
diperhatikan bahwa hal ini berkenaan dengan antikristus sebagai penyesat yang melawan
Kristus dan mereka sudah ada semenjak adanya kekristenan, hingga sekarang ini.
Ayat 10
Kata pertama pada ayat ini
menggunakan kata penghubung jika yang dalam bahasa Yunaninya adalah εἴ. Kata ini memiliki fungsi conditional particle, dan
interrogative particle.[22] Dalam
hal ini penggunaan yang lebih tepat adalah conditional particle karena pada
kalimat selanjutnya ada sebuah situasi yang dijelaskan oleh Rasul Yohanes. Kata
penghubung ini juga merupakan kalimat First Conditional Class yang dianggap
benar dari sudut pandang penulisnya atau tujuan penulisannya.[23]
Situasi yang dihadapkan
adalah adanya orang yang datang dan tidak membawa ajaran tentang Yesus Kristus,
orang tersebut tidak boleh diterima di dalam rumah, dan juga agar tidak
memberikan salam. Tampaknya hal ini tidak berarti bahwa semua orang yang bukan
orang percaya harus ditolak begitu saja, tetapi hal ini perlu dipandang bahwa orang-orang
yang membawa ajaran lain tentang Kristus lah yang perlu untuk ditolak.
Dalam hal ini saya cukup terbantu dengan penafsiran dari Leon Morris, bahwa
menurutnya orang percaya tidak boleh memberi tempat kepada ajaran-ajaran lain. Menurutnya tidaklah
dimaksudkan oleh Yohanes di sini untuk bersikap tidak menghormati pihak lawan. Namun untuk
zaman itu, menerima seseorang ke dalam rumah berarti menunjukkan penyambutan
terhadap berita yang dibawanya. Dan karena kebiasaan sikap ramah-tamah ini
telah memungkinkan para pengkhotbah itu bergerak bebas dengan beritanya, maka hal
ini pula yang telah membantu ia menyebarluaskan ajaran-ajarannya. Sebab itu
apabila seseorang tidak membawa ajaran ini
(yaitu ajaran bahwa Kristus adalah Allah yang menjadi manusia) janganlah ia
diterima.[24]
Kata datang yang
diterjemahkan oleh LAI, berasal dari bahasa Yunaninya ἔρχεται yang memiliki
bentuk Present Middle Indicative orang ke-3 tunggal[25], dan
hal ini berarti Yohanes mengetahui bahwa keadaan ini merupakan sesuatu yang
sungguh-sungguh dan sedang terjadi. Bahwa siapa pun yang sedang datang atau muncul
ke tengah-tengah orang percaya. Dan tandanya adalah orang ini datang dengan
tidak membawa ajaran atau doktrin tentang Kristus seperti yang sudah saya
jelaskan pada ayat sebelumnya. Kata datang, dalam bahasa Yunaninya adalah φέρει yang memiliki
bentuk Present Active Indicative orang ke-3 tunggal[26], yang
dapat diterjemahkan sebagai he is bearing, atau dalam bahasa Indonesianya dia
sedang membawa. Namun imbuhan kata penghubung οὐ membuat kata kerja
ini menjadi sebuah kalimat negative. Artinya kegiatan ini sungguh-sungguh
disadari oleh Rasul Yohanes bahwa orang yang hendak mengajarkan ajaran lain
dari kekristenan ini sedang datang, dan diikuti dengan kegiatan tidak membawa
ajaran Kristus.
Kemudian dengan keras
Rasul Yohanes memerintahkan kepada para pembaca surat ini untuk tidak menerima para
penyesat ini untuk masuk ke dalam rumah mereka atau memberi salam. Kata tidak
menerima dalam bahasa Yunaninya adalah μὴ λαμβάνετε
yang memiliki bentuk Present Active Imperative orang ke-2 tunggal,[27] yang
memiliki arti you don’t receive dan bahwa perintah ini harus dilakukan secara
terus menerus. Artinya perintah untuk tidak menerima para penyesat ini harus
terus menerus dilakukan oleh orang percaya. Orang-orang percaya tidak boleh
menerima mereka masuk ke dalam rumah mereka, ataupun memberi salam. Kegiatan
memberi salam ini sangat berkenaan dengan sebuah penyambutan dengan gembira,
sebab ditinjau dari bahasa Yunaninya χαίρειν yang berarti greeting, dan juga bisa diartikan glad[28]
dimana penyambutan mereka juga diikuti dengan rasa gembira. Menjadi sebuah
kebiasan yang umum berlaku pada saat itu, bahkan mungkin berlangsung sampai
saat ini bahwa ketika para penyesat ini hendak menyampaikan beritanya atau
ajarannya maka mereka akan datang ke rumah-rumah orang yang menjadi sasarannya.[29]
Dalam sebuah komentar dari Utley, ia
menjelaskan bahwa orang-orang percaya dihimbau untuk tidak mengidentifikaikan
dirinya dengan orang yang “seolah-olah Kristen” ini. Sebuah tanda kecil dari
persekutuan bisa disalah artikan sebagai persetujuan. Banyak orang yang mengaku
Kristen, tetapi dalam hal upaya untuk berbagi kita harus ramah tamah dan
melibatkan diri dalam percakapan. Namun para pemimpin Kristen dihimbau untuk waspada
terhadap pengajaran mereka dan mereka berfungsi untuk mencegah ajaran ini
merasuk ke dalam ajara yang sehat.[30]
Ayat 11
Ayat ini bisa dikatakan
hanya sebagai pengulangan dari ayat sebelumnya saja, dan menjelaskan dampak
yang diakibatkan. Kata pertama dari ayat ini menggunakan sebuah kata penghubung
sebab, yang dalam bahasa Yunaninya adalah γὰρ yang memiliki fungsi untuk express cause, explanatory for, inferential
certainly, continuation or conection indeed.[31] Namun
dalam hal ini fungsi dari γὰρ lebih tepat untuk
menyatakan express cause yakni mengekspresikan penyebab.
Kemudian
hal ini dipertegas dengan λέγων αὐτῷ dan χαίρειν. Bahwa kedua kata berbahasa
Yunani ini masing-masing memiliki arti berturut-turut berkata kepadanya[32], dan
bersukacita[33].
Artinya ketika orang percaya menyambut dengan gembira ajaran sesat yang
diberikan oleh para penyesat ini, maka mereka juga mengambil bagian dalam
perbuatan yang jahat. Dalam hal ini perbuatan adalah lebih tepat diartikan
sebagai pekerjaan, ditinjau dari bahasa Yunaninya ἔργοις yang lebih condong memiliki arti yang demikian.[34] Gill berkomentar bahwa menyambut
mereka berarti mengharapkan nasib yang baik, dan sukses dalam pelayanan, atau
dalam sebuah rasa persahabatan dalam persekutuan (κοινωνεῖ) dengan mereka.[35]
B. Sintesis
Rasul Yohanes menghimbau
kepada para pembaca suratnya untuk menolak ajaran palsu dari gnostik yang
berusaha untuk mengajarkan ajaran lain yang bukan ajaran Kristus. Ajaran ini
berusaha untuk menyesatkan orang percaya agar mereka meninggalkan iman mereka. Para
penyesat ini dengan anggapannya berusaha untuk mengelabui orang percaya dengan
iming-iming berusaha untuk meluruskan kekristenan dan membuat derajatnya
terangkat, padahal sesungguhnya ajaran itu sangat bertentangan dengan
prinsip-prinsip kekristenan dan ajaran Kristus yang sesungguhnya. Yohanes juga
menghimbau kepada para pembacanya untuk tetap tinggal di dalam ajaran Kristus,
yakni bahwa Dia adalah Allah yang benar-benar menjelma menjadi manusia, baik
dan keilahian dan kemanusiaan-Nya, bahwa Ia dilahirkan, menderita, mati,
bangkit, dan naik ke surga untuk duduk di sebelah kanan Allah Bapa, dan akan
datang sebagai Hakim untuk menghakimi semua orang.
Mereka yang melangkah
keluar dari ajaran Kristus, yakni dengan menganggap pengajaran asing itu lebih
baik maka sesungguhnya orang itu tidak memiliki baik Bapa maupun Anak, seperti
para penyesat yang mengajarkan ajaran asing itu kepada mereka. Orang-orang ini
tidak akan memperoleh upah-Nya. Maka untuk memperoleh upah penuh di dalam
Kristus, orang harus tetap tinggal di dalam kasih-Nya.
Penutup
Pada bagian penutup saya
akan menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang saya cantumkan di atas.
Daftar pertanyaan penelitian:
1) Siapakah antikristus itu?
Antikristus
adalah orang yang menyangkal Yesus yang berarti menyangkal Bapa juga. Yang
menyangkal Anak berarti menyangkal Bapa, sebab Bapa yang mengutus Anak jadi
menolak Anak berarti menolak Bapa yang mengutus. Setiap orang yang tidak
mengakui Kristus sebagai Tuhan adalah antikristus yang berarti melawan Kristus.
Masalah ini sudah ada semenjak suratnya yang pertama entah kemana pun surat itu
ditujukan oleh Yohanes (kemungkinan Efesus, dan sekitarnya), bahwa pengajaran
gnostik begitu kuat mempengaruhi kekristenan dan banyak menyesatkan orang
percaya sehingga mereka meninggalkan iman pada Kristus. Dalam konteks Surat 2
Yohanes ini, antikris lebih condong kepada penganut dan pengajar ajaran gnostik
sendiri, sekalipun tidak disangkal bahwa semua orang yang menolak Kristus
adalah musuhnya (antikristus).
2) Mengapa para penyesat tidak mengakui Yesus sebagai
manusia?
Para
penyesat ini yakni penganut gnostik tidak mengakui Kristus sebagai manusia.
Alasannya sangat jelas, sebab akar pemikirannya dipengaruhi oleh pemikiran
dualistic helenis yang diajarkan oleh seorang filsuf terbesar dari Yunani yakni
Plato, bahwa tubuh duniawi adalah jahat dan roh adalah baik. Sehingga untuk
mencapai kesempurnaan di dalam roh yang baik itu maka tubuh yang jahat harus
memiliki pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk mencari keselamatan, baik itu
tindakan yang bermoral maupun yang amoral. Sehingga tidaklah mungkin suatu roh
yang baik itu dapat bersatu dengan tubuh yang jahat karena natur keduanya
sangat bertolak belakang. Hal inilah yang menjadi alasan dalam pemikiran mereka
bahwa tidak mungkin Kristus yang adalah Allah menjadi manusia dan Yesus hanya
menggunakan tubuh semu selama berada di dunia, paham ini dianut dalam pengajaran
doketisme.
3) Apa yang telah dikerjakan?
Dalam
hal ini, Rasul Yohanes berkata kepada para pembacanya agar apa yang telah
dikerjakan oleh “kami” yakni Yohanes dan rasul-rasul lainnya yakni pemberitaan
tentang Kristus, ajaran (doktrin) tentang Kristus bahwa Ia dan Bapa adalah
satu, sebab Anak berada dalam Bapa dan Bapa di dalam Anak. Sehingga barangsiapa
menolak Anak, ia tidak memiliki Anak maupun Bapa, dan hal ini berdampak pada
hilangnya upah yang seharusnya mereka peroleh.
4) Apa arti dari upah sepenuhnya?
Upah
berasal dari bahasa Yunani, μισθὸν yang secara
harafiah berarti hasil dari perbuatan. Dalam hal ini bisa diartikan sebagai hadiah
dari ketaatan orang percaya terhadap apa yang telah mereka pertahankan dan
mereka tidak mengalami kehilangan iman terhadap Kristus. Upahnya tentu saja
memperoleh hidup yang kekal, dan bersama-sama dengan Kristus, sebab Tuhan
sendiri berkata bahwa Ia menyediakan tempat agar dimana Ia berada kita pun
berada (Yoh. 14:2-3).
5) Apa maksud dari memiliki Bapa
maupun Anak?
Tidak
memiliki Bapa sama dengan tidak memiliki Anak, artinya menolak Anak yang diutus
oleh Bapa, berarti menolak pengutus-Nya juga. Sehingga orang itu tidak memiliki
Anak dan tidak memiliki Bapa juga, sebab seseorang tidak hanya bisa ingin
memiliki Bapa saja, atau Anak saja. Jika seseorang tidak percaya kepada Anak
yang diutus oleh Bapa dengan kedua natur-Nya yang ilahi dan manusiawi, maka orang
tersebut secara otomatis tidak percaya kepada Bapa yang mengutus-Nya. Orang
tersebut tidak mungkin mendapat keberbagian di dalam baik Anak maupun Bapa.
6) Apa maksud dari memberi salam?
Memberi
salam berasal dari bahasa Yunani χαίρειν yang berarti sebuah salam dengan rasa bahagia. Artinya
ketika orang percaya melihat para penyesat ini datang, dan menyambut dengan
terbuka dan bergembira atas kedatangan mereka, artinya mereka menerima dengan gembira
berita atau maksud yang hendak disampaikan atau diberikan dari
penyesat-penyesat itu. Dalam hal ini dapat dilihat secara jelas bahwa ketika
menerima berita atau pesan yang disampaikan oleh para penyesat maka secara
otomatis mereka ikut terlibat dalam berita yang jahat itu, sekalipun mereka tidak
menyebarkannya tetapi sesungguhnya mereka menerimanya.
7) Apa yang dimaksud dengan mendapat bagian dalam
perbuatan jahat?
Ketika
orang percaya menerima dan menyambut dengan gembira berita dan ajaran yang
disampaikan oleh para penyesat ini maka sesungguhnya mereka mendapat bagian
dalam perbuatan jahat mereka. Tentu saja mendapat bagian dalam hal ini berarti
mereka akan kehilangan keselamatan mereka, sebab ketika mereka menerima ajaran
ini dalam hidup mereka, maka mereka kehilangan baik Bapa maupun Anak. Dalam
masa itu, tidak mungkin orang yang menerima orang tersebut di dalam rumahnya
tidak menerima apa yang diajarkan, sebab secara otomatis dikatakan bahwa mereka
setuju terhadap perbuatan mereka.
Refleksi
Dewasa ini
kehidupan kekristenan tentu banyak diperhadapkan pada banyak hal yang tentunya
menyerang kekristenan dari segi pengajaran. Banyak kaum-kaum gnostik, seperti
Mormon, Saksi Jehova, maupun bidat-bidat lainnya yang berusaha untuk menghancurkan
iman Kristen dengan pengajaran. Belum lagi dari dalam kekristenan sendiri,
seperti kelompok liberal yang sebagai sudah cenderung meragukan keilahian dan
kemanusiaan Yesus. Belum lagi dari kelompok Islam yang menganggap bahwa Yesus
adalah manusia yang mulia semata, maupun para ilmuwan yang berusaha
menggoyahkan dengan ilmu-ilmu yang menggunakan rasio begitu rupa sehingga tidak
sedikit orang percaya yang mulai goyah imannya, atau bahkan meninggalkannya.
Hal ini
bukan hanya dirasakan oleh orang percaya di dunia modern ini, tetapi juga oleh
Rasul Yohanes yang begitu menyadari bahwa bidat-bidat gnostik ini merasuki
kekristenan begitu rupa dengan tujuan membuat orang percaya kehilangan
keselamatannya. Tentu kita sebagai orang Kristen masa kini, sungguh bersyukur
kepada Tuhan bahwa di dalam Firman-Nya yang berwibawa, kita sudah diajarkan dan
dihimbau bagaimana cara untuk tetap teguh berpegang kepada Injil, dan menolak
gnostikisme ini masuk ke dalam kekristenan sama sekali.
Oleh
karena itu sebagai orang percaya, kita harus benar-benar meresapi apa yang
dilakukan dan dikaryakan Allah dalam diri putra-Nya, Yesus Kristus yang
sungguh-sungguh melakukan karya keselamatan bagi kita orang-orang hukuman yang
dibebaskan. Ilmu pengetahuan, siksaan, maupun apapun kiranya jangan menjauhkan
kita dari kasih dan persekutuan dengan Kristus. Mengasihi Tuhan dengan iman
yang teguh, dengan kepercayaan yang sangat kuat dan tidak terombang-ambingkan
oleh pengajaran asing, kekayaan, atau pun hal-hal yang lain, sehingga kita
memperoleh upah kita kelak yakni keadaan bersama Dia untuk selama-lamanya.
Daftar pustaka:
1.
Morris, L., Teologi Perjanjian Baru. Malang: Gandum
Mas. 2006.
2. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini vol. 1. Jakarta: YKBK, 2011.
3. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini vol. 2. Jakarta: YKBK, 2011.
4.
Software Bible
Works 8
5.
Software E-Sword
6.
Software SABDA
7.
Stephen S. Smalley, J., World Biblical Commentary: 1,2,3 John. Texas:
Word Books, 1984.
8.
Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu. Jakarta: YKBK, 1983.
9.
Utley,
B., Tafsiran Injil dan Surat Yohanes.
Texas: East Texas Baptist University, 1996.
10.
Albert Barnes Commentary
11.
Jamieson, Fausset’s and Brown Commentary
12.
Adam Clarke’s Commentary
13.
John Gill’s Exposition
14.
Vincent’s Word Study
[2]
Lihat Barnes Commentaries “2 John
1:7”, dalam Software E-Sword
[4]
Pandangan mitologis tentang
penyelamatan tidak mempunyai kait hubungan dengan PL (yg ditolak atau
diabaikan), dan mengurangi pengertian dari fakta-fakta historis tentang jabatan
pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Dan pandangan tentang Allah dan
manusia yg dinyatakan Gnostik sering menuntun kepada penyangkalan terhadap
kenyataan penderitaan Kristus, dan kadang-kadang juga terhadap inkarnasi.
Penciptaan adalah sesuatu yg kebetulan, suatu kesalahan, bahkan suatu tindakan
kedengkian dari sesuatu yg anti-allah.
[5]
“2 John 1:7”, Clark Commentaries
dalam Software E-Sword
[6]
Aorist Active Indicative berfungsi untuk menyatakan suatu kegiatan
yang telah selesai, dimana subjek sendiri yang melakukan kegiatan tersebut.
Stephano Ambesa, Diktat Bahasa Yunani
(Jakarta: BPH – GBI, 2006), 18.
[8]
“2 Yohanes 1:8” dalam Clark Commentary,
Software E-Sword.
[10]
Fungsi dari voice middle adalah untuk menyatakan subjek melakukan kegiatan
untuk diri sendiri, S. Ambesa, Diktat
Bahasa Yunani (Jakarta: BPH GBI, 2006),18).
[11]
Pengetikan kata “ye” dalam google
translate, dalam nomor strong.
[12]
“απολεσωμε” dalam BGM Morphology + Gingrich, Software BibleWorks 8.
[13]
“2 Yohanes 1:8” dalam Clark Commentaries,
Software E-Sword.
[14]
Leon Morris,
“Tafsiran Surat 2 Yohanes” dalam Tafsiran
Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu, penerjemah F. Ukur (Jakarta: YKBK,
1983), 910-912.
[16]
“Transgreeseth”, Jamieson, Faussets
& Brown Commentary, Software E-Sword.
[18]
“2 Yoh. 1:9”, John Gill’s Exposition, Software E-Sword.
[19]
Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru (Malang:
Gandum Mas, 2006), 401.
[20]
Leon Morris, “Tafsiran Surat 2 Yohanes” dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu,
penerjemah F. Ukur (Jakarta: YKBK, 1983), 910-912.
[21] Stephen S. Smalley, J., World Biblical Commentary: 1,2,3 John.
Texas: Word Books, 1984. Dalam hal ini, Stephen Smalley mengaitkan hubungan
antara antikristus dengan akhir zaman, dimana akhir zaman sendiri memiliki
beberapa aspek untuk ditafsirkan.
[23]
Bob Utley, Tafsiran Injil dan Surat Yohanes (Texas: East Texas Baptist
University, 1996), 336.
[24]
Leon Morris, “Tafsiran Surat 2 Yohanes” dalam Tafsiran Alkitab Masa Kini 3: Matius-Wahyu,
penerjemah F. Ukur (Jakarta: YKBK, 1983), 910-912.
[29]
“2 Yoh. 1:10” dalam Gill’s Commentary,
Software E-Sword.
[30]
Bob Utley, Tafsiran Injil
dan Surat Yohanes (Texas: East Texas Baptist University, 1996), 336.
[31]
“γὰρ”
dalam BGM
Morphology + Gingrich, Software BibleWorks 8.
[32]
“λέγων” dalam BGM Morphology + Gingrich, Software BibleWorks 8.
[33]
“χαίρειν” dalam
BGM
Morphology + Gingrich, Software BibleWorks 8.
[34]
“ἔργοις” BGM Morphology + Gingrich, Software BibleWorks 8.
[35]
“2 Yoh. 1:11” dalam John Gill’s
Commentary, Software E-Sword.
No comments:
Post a Comment