Allah Sebagai Pusat Segalanya
Paulus adalah seseorang yang sangat menyanjung
tinggi Allah. Ia menaruh perhatian yang sangat besar kepada Allah yang tertuang
di dalam tulisan-tulisannya. Allah yang berdaulat atas segala ciptaannya
merupakan ide utama pemikirannya yang diharapkan akan menjadi “semua di dalam
semua” (1 Korintus 15:28). Berikut adalah pemikiran Paulus tentang Allah yang
terpapar di dalam beberapa sub-topik di bawah:
ALLAH ESA YANG MULIA
Paulus memegang teguh prinsip
monoteisme Yahudi nya (Rom. 3:30; I Kor. 8:4, 6; Gal. 3:20). Allah yang adalah
Bapa adalah satu-satunya Allah yang menjadi sumber kekuatan dan hikmat (Rom.
11:33). Ia yang memberikan kekuatan dan hikmat kepada orang-orang Kristen yang
hidup. Selain itu menurut Paulus, Allah adalah Allah yang mulia. Sehingga
sebagai umat kita harus memuliakan-Nya (Rom. 15:6, 9; I Kor. 6:20; II Kor
9:13).
Lebih lanjut Paulus juga banyak
berbicara tentang pekerjaan Allah yang terpapar menjadi sifat-sifat Allah.
Sifat-sifat tersebut antara lain: sebagai yang hidup (I Tim. 3:15; 4:10),
sebagai yang setia (I Kor. 1:9; 10:13; II Kor. 1:18), sebagai yang hidup dan
yang benar (I Tes. 1:9), Allah yang tidak berdusata (Tit. 1:2), sumber kekuatan
dan penghiburan (Rom. 15:5), sumber pengharapan (Rom. 15:13), sumber segala
penghiburan (II Kor. 1:3), sumber kasih dan damai sejahtera (II Kor. 13:11),
sumber damai sejahtera ( Rom. 15:33) yang akan menghancurkan iblis di bawah
kaki kita (Rom. 16:20).
PREDESTINASI
Paulus di dalam surat-suratnya menekankan kepada
para pembacanya tentang rencana Allah yang mulia di dalam diri Yesus Kristus
sebagaimana sudah direncanakan-Nya dari semula. Hikmat Allah diberikan kepada
orang-orang pilihan-Nya, yang secara jelas ditulis dalam Efesus pasal 1 tentang
pemilihan Allah kepada orang-orang beriman. Seorang manusia tidak pernah akan
pernah yakin akan diselamatkan oleh perbuatannya, namun hanya karena jaminan
pemilihan Allah-lah seseorang yakin ia diselamatkan. Allah yang menentukan dari
awal sampai akhir dengan jaminan-Nya kita memperoleh keselamatan. Tetapi kita
perlu ingat bahwa predestinasi membuat orang beriman bukan melupakan tanggung
jawabnya sebagai orang percaya yang mengabaikan perbuatan kasih, tetapi
meskipun perbuatan kasih kita tidak menyelamatkan, perbuatan baik haruslah
dilakukan selaras dengan pertobatan dan pertumbuhan iman seseorang di dalam
Yesus Kristus.
ALLAH YANG AKAN MENGHAKIMI
Allah akan menghakimi setiap orang
menurut perbuatan yang dilakukannya. Setiap orang beriman akan diminta
bertanggung jawab menurut tindak tanduk yang diperbuatanya. Tuhan tidak
mengacuhkan perbuatan jahat yang dilakukan, karena kejahatan merupakan kekejian
di hadapan Allah, sehingga Allah sangat memperhitungkan hal tersebut. Kejahatan
yang merupakan keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah. Hanya
kebenaran Allah-lah yang mampu menyelamatkan seseorang, sehingga orang yang
memiliki kepentingan pribadi dalam memberitakan Firman menurut kebenarannya sendiri,
merupakan musuh Allah. Kejahatan bukan melulu sebagai pelanggaran moral, akan
tetapi melawan Tuhan dan tidak takut akan Allah adalah kejahatan sebenarnya.
Oleh sebab itu Paulus menekankan bahwa
bagi umat beriman penghakiman merupakan belas kasih Allah. Di dalam penghakiman
berupa penderitaan akibat perbuatan, kita dididik untuk tidak menjadi serupa
dengan dunia. Allah adalah Allah yang aktif di dalam kehidupan semua orang.
Sebagaimana orang pilihan diberi penghakiman, orang yang tidak mencintai
kebenaran diberi penghakiman berupa penyesatan agar tetap tidak percaya. Mereka
yang tidak percaya kepada anugerah Allah di dalam Yesus pada akhirnya percaya
kepada penyesatan yang membuat mereka tidak dapat menerima anugerah yang kekal.
Penderitaan
yang dialami oleh jemaat mula-mula dianggap Paulus sebagai bukti belas kasih
Allah agar mereka memiliki iman yang teguh sebagai hasil didikan Allah. Karena Allah
akan menghakimi semua orang menurut perbuatannya dengan jujur dan adil. Hal ini
diindikasikan kepada pengajaran orang Yahudi pada masa itu bahwa mendengar
hukum saja sudah cukup tanpa perlu melakukannya. Namun yang terlebih penting
menurut Paulus bahwa hukum tersebut harus ditaati dan dilakukan jika seseorang
ingin hidup benar di hadapan Allah. Allah akan menghakimi semua orang. Orang
yang menolak kebenaran lah yang akan menerima penghakiman karena tidak mendapat
perkenanan Allah sehingga memperoleh kematian kekal.
KASIH ALLAH
Perhatian utama Paulus adalah pada kasih dan
kepedulian Allah terhadap umat-Nya, bukan kepada semata-mata keagungan Allah
tanpa keperdulian kepada ciptaan-Nya. Ia adalah Allah yang selalu didorong oleh
kasih dalam menjalankan kekuasaan-Nya. Ia memperhatikan ciptaan-Nya dengan
kasih. Bahkan di dalam keberdosaan manusia, Allah tetap memberikan kasih-Nya
melalui pengorbanan Kristus. Kasih-Nya diberikan di dalam hati kita melalui Roh
Kudus (Rom. 5:5). Allah mengasihi kita umat-Nya dengan kasih yang begitu besar
yang memberikan kita anugerah berdasarkan kebaikan dan kemurahan hati-Nya yang
begitu besar. Oleh karena itu orang percaya dituntut untuk memberikan kemurahan
kepada sesama sebagaimana Allah memberikannya secara cuma-cuma kepada kita. Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (II Kor. 9:7).
Orang
percaya dipanggil menjadi orang kudus-Nya (Rom. 1:7) merupakan bukti kasih-Nya,
yang sangat berkaitan dengan pemilihan-Nya (Rom. 9:25; 11:28; Kol. 3:12). Pemilihan
bukanlah tindakan sewenang-wenang Allah, tetapi bukti bahwa kasih Allah berupa
penyelamatan menjadi sebuah sarana. Rencana Allah tentang pemilihan-Nya
merupakan belas kasihan sehingga kita bisa diselamatkan (Tit. 3:5; bd I Kor.
7:25). Penyelamatan adalah panggilan Allah dan Paulus memandang itu sebagai sebuah
hadiah yang diberikan kepada orang yang “tidak berarti” (I Kor. 1:28), dan
dipanggil menjadi “berarti” karena kekudusan Allah (I Tes. 4:7).
Allah
aktif bekerja di dalam panggilan tersebut. Ia yang memberi belas kasihan untuk
menjangkau orang-orang yang tidak berdaya, dengan menyatakan diri-Nya sendiri
kepada manusia (Rom. 1:19-20). Di dalam Firman-Nya, Ia menyatakan diri-Nya
sebagai Allah yang aktif melalui tulisan hamba-hambanya. Ia menggenapi
Firman-Nya yang dituliskan, karena Firman itu ditulis orang-orang yang diilhamkan
oleh Roh Kudus. Melalui Firman, Ia menyatakan diri-Nya agar orang-orang berdosa
dapat diselamatkan. Melalui Injil yang adalah kekuatan-Nya, Ia memberikan kabar
baik kepada orang-orang berdosa, dan kita diangkat-Nya menjadi anak dan Dia
menjadi Bapa kita, sehingga kita masuk kepada kemuliaan kebebasan (Rom. 8:21).
KESELAMATAN DARI ALLAH
Allah mengerjakan rencana-Nya demi
keselamatan kita, orang-orang berdosa. Allah yang aktif yang mengerjakan semua
rencana-Nya, memberikan Yesus, Anak-Nya yang sangat dikasihi-Nya, satu-satu-Nya
kepada kita agar kita beroleh diselamatkan. Keselamatan yang merupakan hasil
dari pertobatan yang adalah anugerah Allah berasal dari kebenaran Allah (Rom.
1:17; 3:5, 21-22, 25-26; 10:3; II Kor. 5:21; Fil. 3:9; bdk Rom. 8:33). Kebenaran
artinya adalah status hukum dan bukan etika moral, seperti halnya hak seseorang.
Suatu hubungan kuat terjalin antara kebenaran dan keselamatan (Yes. 51:6; Maz.
98:2). Tindakan Allah yang benar di- karenakan atribut-Nya sendiri
dikerjakan-Nya dalam karya usaha penyelamatan-Nya. Kebenaran Allah bukan hanya
berbicara tentang kekuasaan dan kedaulatan-Nya, tetapi lebih dari itu adalah
keselamatan yang dilakukan dalam natur kebenaran-Nya.
Kebenaran inilah yang diberikan
kepada kita karena anugerah-Nya melalui iman. Suatu pemberian Allah yang memberikan
“status benar” karena anugerah dan bukan perbuatan etika. Keselamatan yang dari
Tuhan diberikan melalui jalan pendamaian melalui Yesus Kristus. Murka Allah
adalah konsekuensi dari keadaan berdosa manusia yang tidak taat dan terus
menerus berbuat dosa. Sehingga jalan pendamaian melalui Kristus membuat kita
diselamatkan dari murka-Nya (Rom. 5:9; I Tes. 1:10) karena kita ditetapkan
untuk tidak ditimpa murka. Allah secara aktif menjalankan murka-Nya kepada
orang berdosa dan bukti sikap acuh-Nya terhadap kesalahan. Maka secara aktif
pula Allah mengerjakan keselamatan di dalam Kristus yang menjadi suatu
pendamaian bagi kita, yang meneguhkan perjanjian-Nya (Gal. 3:17), mengampuni
orang-orang berdosa (Ef. 4:32), memperhitungkan dan membenarkan Abraham (Gal.
3:6), dan membuat Kristus menjadi dosa karena kita (II Kor. 5:21). Keselamatan merupakan
inisiatif Allah dan merupakan anugerah.
KEHIDUPAN ORANG KRISTEN
Sebagai orang yang telah dipilih Allah untuk
diselamatkan, kita perlu menyadari bahwa Allah secara aktif memilih umat-Nya
dan telah menyusunnya sedemikian rupa dengan rupa-rupa karunia pada
masing-masing individu. Kehadiran Allah bahkan dapat dirasakan oleh orang-orang
luar. Pekerjaan ini semuanya tidak lepas dari Allah yang melakukan pekerjaan
melampaui apa yang dikerjakan dalam umat-Nya.
Allah menciptakan kita untuk tujuan
khusus-Nya dan memperlengkapi kita, yang telah menetapkan kita sebagai umat
pilihan-Nya (1 Tes. 5:9) untuk melakukan pekerjaan bagi kemulian-Nya. Allah
yang bekerja di dalam seluruh aspek kehidupan kristiani dan Dia-lah yang
menentukan pekerjaan bagi umat-Nya, bukan umat sendiri yang memilih menurut keinginannya.
Pekerjaan umat percaya adalah melayani
Allah. Keselamatan bukan merupakan hak istimewa, melainkan sebuah tanggung
jawab yang membawa kita sadar dipanggil untuk melayani Dia. Pelayanan
ditetapkan oleh Allah sendiri kepada orang-orang yang melayani Dia. Dan tugas
sebagai seorang pelayan seperti nasihat Paulus kepada jemaat di Roma adalah
mempersembahkan diri kepada Allah(6:13), menjadi hamba-hamba Allah (6:22),
menyenangkan Allah (14:18) dan menyembah-Nya (I Kor 14:25), serta melakukan
perintah-perintah-Nya (I Kor. 7:19; Tit. 1:3).
KERAJAAN ALLAH
Kerajaan Allah merupakan kerajaan
yang menyangkut keinginan Allah dan bukan keinginan daging. Suatu kerajaan yang
dimana tidak akan diberikan kepada orang-orang yang melakukan kejahatan (Gal.
5:21). Daging dan darah tidak dapat masuk ke dalamnya (I Kor. 15:50), dan
segala sesuatu yang berbentuk jasmani akan lenyap pada akhir zaman sampai
kerjaan diserahkan kepada Allah dan Ia menjadi pusat segalanya (I Kor.
15:24-8).
Kebangkitan adalah kuasa Allah yang
dilakukan-Nya pada Kristus (Rom. 10:9) akan dilakukan-Nya kepada orang mati (I
Kor. 6:14) yang hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri, karena Ia terlebih
besar daripada maut (I Kor. 15:50-57).
Meskipun secara implisit Paulus
menggunakan istilah kerajaan Allah, tetapi Ia sadar betul bahwa Allah yang
menguasai segala sesuatu dalam kehidupan. Ia merindukan agar Allah memberikan
kekudusan dan kemampuan untuk menjadi anak Allah dengan meninggalkan manusia
lama. Paulus sadar betul bahwa Allah yang mengawasi dan memberikan pengarahan
kepada umat-Nya dalam bertindak, bahkan Allah memberikan berkat-berkat-Nya
seperti damai sejahtera (I Kor. 7:15), dan kebaikan bagi orang yang mengasihi
Dia (Rom. 8:28).
Yesus Kristus Tuhan Kita
Juru selamat yakni Kristus (Yang
Diurapi) oleh Allah merupakan buah pemikiran dari Paulus. Diurapi berarti
dikhususkan bagi pelayanan Allah. Sebutan Kristus yang disematkan kepada Yesus berarti
adalah sebuah nama yang manusiawi saja, dan tidak menunjuk kepada gelar. Hal
ini dilakukan Paulus dengan menyatakan bahwa kehidupan Yesus di dunia sangat
penting dan bermakna. Begitu juga dengan gelar “Tuhan” yang diberikan Paulus mengandung
arti yang sangat mendalam baik bagi orang berkebudayaan Yunani yang merujuk
kepada suatu sosok yang mendapat perhatian penting, maupun bagi orang Yahudi
sendiri (penerjemahan Yahweh ke dalam Septuaginta). Selain itu Paulus juga menyebut
Yesus sebagai Anak Allah dengan menyadari betul betapa besar karya Allah yang
dilakukan-Nya di dalam Yesus. Selain itu ia juga menyebut Yesus sebagai
Juruselamat (Ef. 5:23; Fil. 3:20; II Tim. 1:10; Tit. 1:4), Adam yang akhir
(Rom. 5:12-21), dsb.
YESUS SANG MANUSIA
Paulus meyakini secara sungguh bahwa
Yesus adalah benar-benar seorang manusia (I Kor. 15:21), dilahirkan oleh
seorang perempuan (Gal. 4:4), keturunan Daud (Rom. 1:3), orang miskin (II Kor.
8:9), dan mempunyai beberapa orang saudara (I Kor. 9:5). Ia lemah lembut dan
ramah, yang taat kepada Bapa-Nya dan tanpa dosa. Ia makan dan minum pada
perjamuan terakhir, lalu dibunuh, dikuburkan dan dibangkitkan Allah pada hari
ketiga (I Kor. 15:4). Ia tahu betul siapa Yesus yang berkarya di bumi. Tanpa
ragu Paulus memandang bahwa Yesus adalah benar-benar seorang manusia.
KRISTUS DAN ALLAH
Perjumpaan-Nya dengan Yesus telah
mengubah seluruh hidupnya, sehingga ia menyerahkan seluruh hidupnya bagi Injil
Yesus. Yesus Juruselamat adalah Anak Bapa (Allah), yang merupakan kekuatan dan
hikmat Allah (I Kor. 1:24) dan Kristus sendiri adalah sumber kuasa (I Kor. 5:4;
II Kor. 12:9).
Lebih lanjut hubungan Kristus dan
Allah disampaikannya dalam Filipi 2:5-11 berupa madah untuk menyampaikan pesan soteriologis,
yakni Kristus yang menyelamatkan. Sifat-Nya yang Ilahi sebagai setara dengan
Allah tidak dipertahankan-Nya sebagai konsekuensi dari ketaatan dan
kerendahhatian-Nya kepada Allah. Oleh sebab itu Paulus menyebutkan bahwa
kedudukan Yesus sebagai Tuhan yang diangkat Allah bukan karena Allah
menghendaki adanya tandingan, tetapi secara mendalam Paulus ingin menyebutkan
bahwa Yesus dan Allah adalah satu di dalam hubungan yang sangat mendalam dan
sempurna.
Lebih lanjut di dalam Kolose 1:15-20
hubungan Kristus dan Allah berbicara tentang Anak sebagai gambaran yang tidak
kelihatan. Gambaran bukan berarti berbeda, tetapi sama dan satu. Panggilan
sebagai “yang sulung” bukan berarti Yesus yang pertama kali diciptakan, tetapi makna
sebenarnya adalah Ia dan Bapa adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan tidak dimiliki oleh ciptaan lain. Begitupula dalam penciptaan,
Kristus telah ada bersama-sama pada awalnya dan segalanya diciptakan untuk Dia.
Dialah yang menciptakan dan menopang segala sesuatu karena Ia adalah Alfa dan
Omega yang memelihara ciptaan-Nya. Ia adalah kepala tubuh (ay. 18) yakni
gereja-Nya dan ia mendirikan suatu bangsa baru dari kesulungan-Nya (Rom. 8:29).
Usaha pendamaian-Nya memberikan damai di bumi dan di surga (ay. 20).
FUNGSI-FUNGSI ILAHI
Paulus sadar sepenuhnya bahwa Yesus
sudah ada sebelum inkarnasi-Nya, dan keyakinan tentang praeksistensi Kristus
(II Kor. 8;9; Gal. 4:4; Fil. 2:6). Fungsi Allah juga adalah fungsi Kristus dan
tidak terpisahkan, begitu juga keseluruhannya, sehingga Allah dan Kristus
menjadi semua di dalam semua (I Kor. 15:28 bdk. Kol 3:11). Kristus menjadi rahasia Allah yang telah
diberitahukan kepada dunia, bahwa Ia-lah jalan kebenaran satu-satunya yang
menyelamatkan, dan Dia adalah manusia. Tidak bisa dimengerti, namun Ia
menyingkapkan-Nya sendiri karena anugerah-Nya di dalam Injil. Sehingga Ia
menjadi pusat dari karya keselamatan yang merupakan kesatuan-Nya dengan Allah.
Kristus menghilangkan selubung yang ada di dalam PL di dalam penyataan Allah
kepada Musa. Kristus merupakan pusat dari segala-galanya, melalui karya
pendamaian-Nya yang merupakan pusat dari pemberitaan Paulus.
APAKAH KRISTUS ITU ALLAH
Di dalam Roma 9:5 dijelaskan bahwa
Yesus adalah Allah. Paulus tidak pernah secara tegas menyatakan bahwa Kristus
adalah Allah dalam tulisan-tulisannya. Namun di dalam bahasa Yunani kata “Kasih
karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus” (II Tes. 1:12) dan “Allah yang
mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Tit. 2:13) merujuk kepada satu
oknum yang disebut sebagai Allah dan Kristus. Kata sandang yang berada di depan
kata Allah dan tidak diulangi pada kata depan Tuhan Yesus Kristus, merujuk hal
tersebut ditujukan kepada satu oknum tertentu saja.
KASIH KRISTUS
Kematian Kristus di atas kayu salib
merupakan bukti kasih yang mendapat perhatian begitu penting bagi pemikiran
Paulus. Pengorbanan-Nya yang telah menyelamatkan Paulus (Gal. 2:20), ajakan
untuk mengasihi Dia yang telah menyerahkan diri (Ef. 5:2), cinta-Nya kepada
jemaat seperti pengorbanan-Nya (Ef. 5:25), dan kasih-Nya dan Bapa telah member
penghiburan abadi (II Tes. 2:16). Sehingga kita dijadikan lebih dari pemenang karena
Dia yang menghasihi kita, karena tidak ada yang sanggup memisahkan kita dari
kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Rom. 8:35-39). Kasih
Allah yang memberikan Kristus kepada kita mendapat perhatian yang begitu
penting dalam pemikirannya, karena kasih adalah sifat dari Allah dan Kristus
sendiri. Sebab menurutnya, segala sesuatu menjadi tidak berarti di hadapan
kasih Kristus yang begitu besar ini.
KESELAMATAN DAN KRISTUS
Kristus yang mengadakan dan
mengerjakan keselamatan bagi dunia yang menjadi tanda bagi keagungan-Nya.
Kematian-Nya bagi orang berdosa (Rom. 5:6) menjadi jalan pendamaian (Rom.
5:10-11), dengan jalan menjadi kutuk dan menebus kita dari Taurat (Gal. 3:13). Kristus
memberikan kita pembenaran (Gal. 2:17), pengampunan (Kol. 3:13), kemenangan (I
Kor. 15:57) damai sejahtera (Rom. 5:1), pengharapan (Ef. 1:12), kehidupan (II
Tim. 1:1), kedudukan sebagai anak (Ef. 1:5), hidup yang kekal (Rom. 5:21),
cahaya (Ef. 5:14), dan ahli waris bersama Dia (Rom. 8:17).
Ia
menjadi dasar orang-orang Kristen membangun (I Kor. 3:11), batu penjuru (Ef.
2:20), menjadi kurban persembahan (Ef. 5:2), Kristus sebagai “paskah kita” (I
Kor. 5:7), Kristus menerima kita “untuk kemuliaan Allah” (Rom. 15:7). Dan memberikan
kita keselamatan di dalam Dia melalui iman yang bekerja melalui kasih (Gal.
5:6).
“DALAM KRISTUS” DAN “BERSAMA KRISTUS”
Di dalam semua suratnya kecuali
Titus, Paulus menggunakan istilah “di dalam Kristus.” Ia memakai nama Kristus
dan bukan Yesus untuk menyatakan kebangkitan-Nya. Ungkapan Paulus ini ditujukan
bagi orang Kristen yang telah dibenarkan oleh karya Salib Kristus. Sehingga
tidak ada penghukuman pada orang yang ada di dalam Dia, dan di dalam Dia bangsa-bangsa
menerima berkat Abraham (Gal. 3:14).
Oleh karena itu, sikap orang Kristen
yang berada di dalam Dia, haruslah sehati dan sepikir dalam Tuhan (Fil. 4:2). Mereka
harus hidup di dalam Dia dengan sungguh. Di dalam Dia kita harus bermegah (I
Kor. 1:31), memperoleh penghiburan (Fil. 2:1), bisa bersukacita (Fil. 3:1), mendapat
kasih seperti pada jemaat Korintus (I Kor. 16:24). Menjadi orang Kristen sejati
berarti adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam Kristus, dengan rela
berkorban dan penuh kesetiaan, dan selalu melayani Dia dalam segala situasi.
Segala
sesuatu di dalam hidup dijalani di dalam Kristus. Baik itu dalam pernikahan,
menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Dia (Ef. 2:21), mentaati orang tua di
dalam Tuhan (Ef. 6:1), pengharapan di dalam Dia setelah kematian (I Kor.
15:18-19).
Semua
orang beriman adalah satu di dalam Dia (Gal. 3:28). Persatuan orang Kristen menjadi
persekutuan di dalam Dia tanpa memikirkan kepentingan sendiri. Eratnya hubungan
antara Kristus dan umat-Nya sebagai suatu kesatuan mendapat tempat penting
dalam pemikirannya sebab kita ada dalam Dia. Bersama dengan Kristus, kita
tinggal di dalam Dia yang telah mati bersama dengan Dia, sehingga manusia lama
kita telah mati disalibkan, sehingga kita dibangkitkan dengan Dia (Kol 2:12)
dan hidup bersama dengan Dia (Ef. 2:5). Sehingga baginya, hidup adalah Kristus
(Fil 1:21) dan orang percaya harus menyerahkan seluruh hidupnya bagi Dia. Lebih
dari itu adalah agar Allah membangkitkan kita bersama dengan Yesus (II Kor.
4:14) dan diam bersama-sama dengan Dia (Fil 1:23), dan selama-lamanya bersama
dengan Dia (I Tes. 4:17). Kesusahan di dalam Dia di dalam dunia yang fana
haruslah dikesampingkan dengan memandang hidup kekal bersama dengan Dia. Allah
mengerjakan keselamatan-Nya di dalam Kristus bagi kita untuk hidup bersama
dengan Dia.
Karya Keselamatan Allah dalam
Kristus
Karya penyelamatan yang dilakukan
Allah di dalam Kristus adalah sesuatu yang begitu besar dan penting di dalam
perhatian Paulus. Ada sesuatu yang begitu pentingnya hingga Allah sendiri yang
mengutus Kristus untuk mengemban tugas tertentu karena hanya Dia yang bisa
melakukannya. Tujuan-Nya yang mulia ke dalam dunia karena ketidakmampuan
manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari maut. Kedatangan-Nya mengajarkan
Paulus makna keselamatan yang begitu besar.
BUDAK DOSA
Semua manusia adalah hamba dosa (Rom. 6:17, 20) dan dosa
tersebut membelenggu kita. Meskipun dosa tidak menguasai kita, namun dalam
daging kita melayani hukum dosa (Rom. 7:25). Dosa terjadi secara universal baik
bagi orang Yahudi yang tidak memuliakan Allah sekalipun mereka mengenal-Nya
(Rom. 1:21), yang mampu membedakan mana yang baik dan buruk sehingga mereka
bertanggung jawab atas dosa mereka (Rom. 1:20), juga bagi orang Yahudi sendiri
yang mengenal Taurat namun tidak melakukannya, dan hanya mendengarnya saja
(Rom. 2:13). Semua orang pada hakikatnya berbuat dosa dan cenderung berbuat
salah dan terbelenggu di dalamnya, sehingga semua orang hakikatnya adalah budak
dosa.
DAGING
Manusia
erat kaitannya dengan daging yang merupakan bagian fisik pada manusia. Daging
erat kaitannya dengan sesuatu yang lemah berupa keinginan hawa nafsu yang
bertentangan dengan kehendak-kehendak Allah. Segala usaha yang hendak memenuhi
keinginan daging dan kepentingan-kepentingan hidup saja, itu adalah dosa. Orang
yang mementingkan daging akan menuai kebinasaan. Hukum Taurat tidak mampu
melepaskan orang dari daging, karena ia tidak berdaya (Gal. 5:7).
Oleh sebab itu orang percaya harus
hidup di dalam Roh dan bukan menurut daging. Pikiran daging itu melawan Allah dan
mendatangkan maut. Pemikiran-pemikiran yang mementingkan daging saja akan
membawa kepada kebinasaan. Mereka yang berusaha memuaskan daging tidak memiliki
kehidupan meskipun mereka melimpah secara materi. Orang Kristen yang dahulu
hidup di dalam daging telah dibenarkan melalui karya penyelamatan Kristus
sehingga kita tidak lagi hidup dalam daging (Rom. 8:9).
HUKUM
Hukum yang dimaksud Paulus di sini
adalah Hukum Musa, yakni Taurat. Hukum Taurat adalah sesuatu yang baik dan
indah. Namun orang Yahudi terjebak pada konsepi bahwa Taurat merupakan jalan
keselamatan dan bukan kasih karunia Allah. Semakin orang banyak mendengar
Taurat dan menguasainya makin dekat ia kepada keselamatan. Konsepsi keliru
inilah yang berusaha diluruskan oleh Paulus bahwa hukum Taurat tidak
mendatangkan keselamatan namun menjelaskan kepada orang dosa itu apa adanya.
Taurat menjadi persiapan bagi keselamatan yang terdapat di dalam Kristus karena
kita memerlukan keselamatan karena kita adalah orang berdosa yang membutuhkan
Kristus.
Hukum membuat orang mengenal dosa
dan membuat orang berusaha untuk tidak melakukannya. Sehingga perbuatan
seseorang diperhitungkan berdasarkan tindakan berdosanya. Hukum Taurat adalah
musuh manusia karena orang cenderung melawannya. Oleh karena itu Kristus adalah
Hukum Taurat yang akhir dan merupakan penggenapannya. Artinya Taurat tidak menyelamatkan
dalam pengorbanan Kristus sehingga orang memerlukan Dia, sehingga manusia hidup
di bawah kasih karunia dan bukan perbudakan Taurat (Rom. 6:14-15).
KEMATIAN
Dosa dan kematian berjalan bersama.
Upah orang yang berbuat dosa adalah kematian (Rom. 6:21). Kematian bukanlah hal
yang mengerikan bila tidak diikuti dosa. Kematian tidak menguasai orang percaya
sebab maut telah dikalahkan oleh Allah. Kematian bukanlah sesuatu yang
mengerikan sebab babak baru dalam kehidupan kekal bersama Allah di dalam Kristus
adalah hal yang lebih indah daripada hidup di dunia.
MURKA ALLAH
Murka Allah didatangkan kepada orang
berdosa, dan Allah secara aktif menentang segala bentuk perbuatan dosa dan
kejahatan. Murka Allah yang didatangkan kepada orang beriman bukan sebagai
pembalasan, akan tetapi lebih kepada sebuah bentuk kasih sayang yang
ditunjukkan kepada orang tersebut agar ia tidak berbuat dosa dan berbalik
kepada kebenaran.
PENGHAKIMAN
Semua orang akan dibangkitkan dan dihakimi
oleh Allah. Meskipun sebagai orang Kristen kita hanya diselamatkan oleh
anugerah-Nya, perbuatan kita tetap diperhitungkan untuk memperoleh upah dan
ganjaran di surga. Semua orang terlebih orang Kristen harus bertanggung jawab
atas semua perbuatannya. Oleh karena itu kita harus mengerjakan keselamatan
kita sebaik-baiknya sebab Allah adalah Hakim Yang Adil.
DUNIA YANG JAHAT SEKARANG INI
Jatuhnya manusia di dalam dosa
membawa malapetaka bagi seluruh ciptaan Allah. Menurut Paulus segala sesuatu
yang ada di dalam dunia ini akan terasa sia-sia siapapun dan sehebat apapun
orang tersebut, apabila ia tidak memiliki Kristus.
Bahkan
disebutnya bahwa Iblis bekerja di dalam dunia ini untuk mendatangkan kejahatan.
Perbuatan jahat tersebut merupakan sesuatu yang bertentangan dengan Allah, dan
Iblis meskipun tidak mampu, namun berusaha memisahkan kita dari Allah. Kejahatan
manusia dan kuasa Iblis begitu menindas manusia di dalam dunia ini. Dalam
pemikirannya, Paulus tidak bersifat pesimis karena ia tahu karya keselamatan
Yesus Kristus, akan tetapi ia sadar betul betapa dunia ini dipenuhi kejahatan yang
sangat membelenggu semua orang.
SALIB
Dalam pemikiran Paulus, salib
menempati tempat yang sangat tinggi. Hanya karena Salib Yesus yang membawa pendamaian
dan keselamatan. Itulah yang menjadi pusat perhatian dalam penginjilannya, yang
seharusnya hal tersebut dialami oleh orang-orang berdosa namun Allah merelakan
Anak-Nya untuk menanggung dosa-dosa tersebut. Kematian-Nya telah menebus kita dan
secara efektif menghilangkan kutuk dalam diri kita. Kematian-Nya dipakai Allah
untuk mengalahkan segala sumber kejahatan, karena kebangkitan merupakan hal sangat
penting yang berkesinambungan dari pekerjaan Allah. Kebangkitan memberikan
harapan pada kita di masa yang akan datang.
PEMBEBASAN
Pembebasan dari dosa kepada orang
percaya dilakukan dengan karya salib. Kemerdekaan melalui kuasa penebusan
Kristus, membuat kita tidak lagi menjadi hamba dosa. Artinya orang Kristen tidak
lagi hidup di dalam daging, dan harus hidup bertentangan dengan keinginan
daging. Karya Kristus juga membebaskan kita dari Taurat, yang artinya bukan
karena perbuatan baik kita diselamatkan. Kematian juga tidak lagi menjadi
sengat bagi orang percaya karena salib-Nya. Kematian tidak lagi dipandang
sebagai sesuatu yang menakutkan, karena ia telah dikalahkan. Melalui karya-Nya,
murka Allah tidak ditimpakan atas kita.
Pengorbanan-Nya bagi orang percaya mengalahkan
segala kuasa jahat sehingga roh-roh jahat tidak lagi berkuasa atas kita. Perbudakan
roh-roh dunia terjadi pada masa lampau (Gal. 4:3). Karena Kristus, di dalam
penghakiman Allah kita dibenarkan.
PEMBENARAN
Semua orang kelak harus menghadapi
penghakiman Allah. Menurut Paulus semua orang pada dasarnya telah berdosa dan harus
dihakimi oleh Allah. Namun karena darah Kristus orang percaya dibenakan dalam
kasih karunia-Nya, sehingga karena perbuatan Allah sendirilah kita dibenarkan
melalui pengorbanan Anak-Nya. Bukan karena perubahan moral seseorang menjadi
dibenarkan, namun karena orang tersebut dinyatakan benar. Pembebasan merupakan
status yang diberikan Allah secara cuma-Cuma kepada orang yang dikehendaki-Nya.
Hukuman kita sudah dibayar dan pembebasan oleh kebenaran dikerjakan oleh Dia.
PENDAMAIAN YANG KOMPLEKS
Penebusan yang dilakukan oleh
Kristus sangat mahal harganya. Kita yang seharusnya dihukum mati, dan
terbelenggu ditebus-Nya dengan memberikan nyawa-Nya sendiri. Kematian-Nya
membawa sebuah perubahan besar. Melalui darah-Nya dimeteraikan suatu perjanjian
baru. Perjanjian ini tidak berbicara tentang tingkah laku lahiriah seseorang, tetapi
batiniah orang tersebut.
Suatu kondisi berdamai berarti telah
terjadi suatu permusuhan sebelumnya. Pendamaian adalah sesuatu yang Allah
kerjakan karena keberadaan berdosa manusia melalui pengorbanan Anak-Nya. Pengorbanan
yang hanya bisa dilakukan oleh Kristus yang menghapus musuh (dosa). Sehingga
terjadi pendamaian antara Allah dan manusia. Kita yang telah diampuni oleh
Allah melalui Kristus, diangkat-Nya menjadi anak.
KASIH BEKERJA
Kematian Kristus mendamaikan kita
dengan Allah. Kematian-Nya yang ditujukkan kepada kita sewaktu masih berdosa
merupakan wujud cinta kasih Allah bagi kita (Rom. 5:8). Kasih Allah seringkali
berhubungan dengan iman, yang berarti iman tidak berarti bila tidak ada kasih
Kristus. Sehingga melalui kasih Allah kita diselamatkan di dalam iman
kepada-Nya. Sebab Ia tahu bahwa kita memerlukan kasih karena ketidakberdayaan
kita. Karena kasih karunia-Nya (anugerah) kita dibenarkan, bukan karena
perbuatan baik kita yang tidak berdaya untuk menyelamatkan.
Hidup Dalam Roh
Menurut Paulus, Roh Allah tidak
hanya terdapat pada segelintir orang tertentu saja. Ia memberikan-Nya kepada
setiap orang percaya sekalipun yang terkecil. Semua orang yang dipimpin Roh
Allah adalah anak Allah (Rom. 8:14) dan yang tidak memiliki Roh Kristus bukan
dari pada-Nya (Rom. 8:9). Yang menjadi dasar dari kehadiran Roh bukanlah
ekstase, tetapi buah-buah Roh (Gal. 5:22-23). Roh Allah diam di dalam kita karena
kita adalah bait-Nya (1 Kor. 3:16). Roh adalah Oknum tersendiri yang satu
dengan Allah, dan bukan hanya memberi kuasa namun lebih daripada itu.
Kehadiran-Nya merupakan unsur dominan hidup orang percaya dan diam di dalam
diri orang-orang beriman yang memimpin kepada hidup di dalam Roh (Gal. 5:16),
berkata-kata oleh Roh (I Kor. 12:3), hati nurani Paulus bekerja di dalam Roh
Kudus (Rom. 9:1), dsb. Ia menguatkan kita, mengajar kita, dan hidup di dalam
kita. Apabila kita menabur dalam Roh, kita akan menuai hidup yang kekal dari
Roh itu (Gal. 6:8).
KARUNIA-KARUNIA ROH
Semua orang percaya memiliki Roh
Kudus di dalam dirinya, namun karunia-karunia Roh yang ada pada orang percaya
berbeda-beda. Kepada jemaat di Korintus Paulus menasihati agar karunia-karunia
Roh tidak dijadikan kesombongan, akan tetapi untuk saling membangun dan mempermuliakan
Allah karenanya. Karunia-karunia ini tidak bisa diidentifikasikan dengan pasti
karena unsur subjektifitas individu dalam menilai karunia ini.
Karunia-karunia
rohani (charisma) diperlukan dalam pelayanan sehingga Paulus pun senang
terhadap jemaat yang memperoleh karunia tersebut. Pada surat pastoral, charisma
dilakukan dengan penumpangan tangan. Roh aktif di dalam kehidupan orang beriman,
karena oleh Roh kita dimeteraikan menjadi miliki Allah, dan Roh selalu
menyertai kita, bersaksi bersama roh kita, berdoa untuk kita, menyucikan kita,
mengajar kita, hidup dalam kita, dan memampukan kita.
JEMAAT
Jemaat adalah semua orang yang percaya kepada Kristus
dan menjadi suatu lembaga (ecclesia).
Lembaga ini bersifat jemaat local yang diistilahkan Paulus dalam beragam cara
seperti jemaat Allah (I Kor. 1:2), jemaat-jemaat Allah (I Kor. 11:16), jemaat-jemaat
Kristus (Rom. 16:16) dan jemaat-jemaat di daerah tertentu. Dan di samping itu
ada juga “jemaat di rumah” (Rom. 16:5) dengan skala yang lebih kecil.
Namun terlebih penting bagi Paulus,
jemaat adalah anggota tubuh Kristus dengan Kristus sebagai Kepalanya (Kol.
1:14, 18). Jemaat yang dimana Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya adalah milik
Dia. Jemaat adalah Bait Allah, dan orang-orang kudus Allah. Allah memberikan
kepercayaan kepada orang-orang tertentu untuk bertanggung jawab kepada Allah
sebagai Pemilik jemaat-Nya. Jemaat adalah sesuatu yang sungguh mengagumkan
menurut Paulus.
SAKRAMEN-SAKRAMEN
Dalam tulisan Paulus sakramen tidak banyak
dibicarakan, hingga di masa yang kemudian hal ini menjadi begitu penting. Pemikirannya
tentang sakramen terdapat pada I Korintus 12:13 tentang baptisan diperdebatkan
tentang metodenya. Namun lebih penting untuk dijadikan perhatian adalah bahwa
Roh yang menjadikan orang sebagai anggota jemaat. Setelah dibaptis dengan air
dan Roh, kita dipersatukan di dalam Kristus. Orang beriman mati terhadap cara
hidupnya yang lama dan hidup baru bersama Kristus (Rom. 6:4).
Ulasan Paulus paling jelas di dalam
Perjamuan Kudus adalah I Korintus 10:16. Paulus ingin berkata menerima tubuh
dan darah Kristus adalah bukti dari orang benar-benar menerima Kristus.
Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada kita tentang Perjanjian Baru yang
dimulai oleh Kristus. Selain itu kita juga mengingat-Nya dan memberitakan
kematian-Nya sampai Ia datang melalui sakramen perjamuan kudus.
JALAN IMAN
Iman kepada Kristus yang berarti
percaya kepada-Nya sebagai Jurus Selamat dan menyerahkan hidup kita bagi Dia
adalah sesuatu yang sangat mendasar pada hidup orang percaya. Iman inilah yang
memampukan seseorang untuk percaya kepada pengorbanan Kristus dan kepada Allah.
Seperti yang diungkapkan Paulus tentang Abraham (Rom. 4:3, 22-23; Gal. 3:6)
bahwa ia dibenarkan karena ketaatan dan kepercayaannya pada Allah. Kita
menerima kasih karunia Allah dengan iman, dan bagi kita yang hidup dari iman
disebut sebagai anak-anak Abraham (Gal. 3:7,9). Iman adalah sesuatu yang
berasal dari Allah dan kita harus berusaha untuk menumbuhkannya, karena
kehidupan Kristen tidak pernah lepas dari iman.
JALAN KASIH
Kasih merupakan dasar bagi setiap
orang percaya. Kita adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah mengingat
pengorbanan Kristus di salib. Oleh karena itu dalam rahmat-Nya Allah mencurahkan
Roh-Nya kepada orang percaya suatu sifat untuk saling mengasihi, Ia memberikan
kepada kita roh kasih (II Tim. 1:7). Perhatian Paulus tentang kasih dan
bagaimana orang percaya harus hidup terdapat secara jelas di dalam I Korintus
13.
Selain itu kasih mengikat dan
menyatukan orang-orang percaya (Kol. 2:2, 3:4). Kasih tidak lemah namun kuat
dan mengandung moral di dalamnya. Penderitaan yang diberikan Allah menurut
Paulus merupakan kasih Allah agar membentuk kita menjadi jauh lebih indah.
Sehingga ia bersukacita di dalam penderitaan (Kols. 1:24). Hal ini menunjukkan
Allah yang mengasihi Dia terus menerus memperbaiki Dia, dan dalam
penderitaannya, ia mengasihi Kristus dan jemaat.
JALAN PENGHARAPAN
Pengharapan Paulus tentang eskatologi
adalah sesuatu yang berbeda dengan apa yang umumnya diharapkan oleh orang
Yahudi. Menurutnya, ciptaan baru adalah kehidupan orang Kristen itu sendiri. Tetapi
karya keselamatan Kristus akan selesai pada hari kedatangan-Nya. Kebangkitan-Nya
sebagai yang sulung dari kebangkitan orang percaya lainnya.
Kedatangan Kristus berarti kehancuran
kejahatan untuk selama-lamanya dan berarti kebahagian orang percaya untuk
selama-lamanya. Suatu pengharapan bagi orang percaya, dimana Ia akan datang dan
memberikan berkat kepada hamba-Nya (Kol. 1:12). Paulus berdoa agar orang
percaya tak bercacat dan kudus pada hari kedatangan-Nya.
Perhatiannya pada kedatangan Yesus tidak
berbicara tentang kapan hari itu datang, tetapi fakta tentang kedatangan
Kristus sendiri yakni dengan melakukan apa yang menjadi tugasnya di dunia. Ia
tentu berpikir tentang kematian dan paraousia, meskipun kita tidak tahu pasti
apa yang diinginkannya.
Injil Markus
Kabar baik merupakan pusat perhatian
pada pemikiran Markus dalam menulis. Injil ini menceritakan perbuatan Allah
melalui apa yang diperbuat oleh Yesus sebagai yang memberitakan kabar baik itu
sendiri. Kabar baik yang membicarakan tentang perbuatan Allah sendiri yang
menentukan kapan Injil ini diberitakan. Berita ini dimulai dari Yesus yang
memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, yakni kedatangan-Nya sendiri ke
muka bumi. Ia menantang mereka agar bertobat berpaling dari yang jahat dan
melakukan yang baik dengan segenap hatinya.
Di dalam Injilnya Markus menekankan
anugerah Ilahi tentang karya keselamatan Allah. Namun anugerah tidak murahan,
dibutuhkan pemenuhan tuntutan-tuntutan (1:14-20) oleh semua orang percaya. Selanjutnya
menurut konsep Markus satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan adalah peran
iblis. Berkali-kali Yesus berhadapan dengan iblis, seperti pencobaan di padang
gurun, dsb. Namun satu hal yang ingin disampaikan tentang kabar baik adalah
Yesus telah mengalahkan kejahatan. Lebih lanjut perhatian Markus tertuju kepada
Yesus sebagai guru yang berbeda dan Tuhan atas murid-murid-Nya. Barangsiapa
yang mengikut Yesus ia harus melepaskan segalanya. Yang menjadi inti dan pusat
dari Injil Markus adalah Yesus. Pusat pemikirannya tertuju kepada Dia yang
adalah manusia dan Anak Allah yang kuat.
YESUS SANG MANUSIA
Di dalam hidup-Nya, Yesus pernah mengalami kehidupan
sebagai seorang manusia seutuhnya. Ia pernah mengalami peristiwa direndahkan dan
ditolak sama seperti semua orang, seperti kisah saat Ia disebut sebagai tukang
kayu. Ia memiliki emosi yang sangat manusiawi, seperti gusar (10:4), marah dan
sedih (3:5). Ia mersakan ketakutan yang begitu besar saat berada di kayu salib ketika
Allah meninggalkan-Nya. Ia memiliki emosi yang sama dengan manusia pada
umumnya, namun satu hal penting yang disorot Markus adalah kematian Yesus.
Peristiwa salib menjadi pusat berita dari Markus.
Ia
juga memandang Yesus sebagai guru yang memiliki keteladanan luar biasa, yang
tampak bukan hanya dari pengajaran-Nya tetapi juga cara hidup-Nya dan apa yang
dikerjakan. Markus mengambil peran penting untuk memberikan informasi tentang
Yesus sungguh-sungguh adalah manusia. Di dalam kemanusiaan-Nya, Markus ingin
menunjukkan bahwa Allah memegang peranan integral dalam karya keselamatan.
ANAK ALLAH
Suatu gelar yang diberikan kepada
Yesus dalam Injil ini adalah Anak Allah. Artinya adalah ada suatu hubungan
special antara Allah dan Tuhan Yesus. Sehingga Markus berusaha menyampaikan
kepada para pembacanya agar memandang Ia sebagaiman Allah memandang Yesus
sebagai Anak-Nya (1:11). Kerinduannya adalah agar orang percaya yang membaca
mengerti benar bahwa Yesus sungguh Anak Allah.
ANAK MANUSIA
Sebutan Anak Manusia yang diberikan Yesus kepada
diri-Nya sendiri menurut banyak para ahli mengacu kepada Daniel 7. Anak Manusia
memiliki makna adanya hubungan yang begitu erat dengan Allah dan kekuasaan Anak
Manusia ini mutlak dari Allah.
Di dalam Injil Markus, istilah Anak
Manusia mengacu kepada tiga kelompok besar studi. Pertama istilah ini berbicara
tentang pelayanan penuh kuasa dari Tuhan Yesus, seperti Anak Manusia sebagai
Tuhan atas hari sabat dan berkuasa mengampuni dosa. Kedua istilah ini berbicara
tentang paraousia yakni
kedatangan-Nya pada akhir zaman yang akan datang untuk menghakimi. Ketiga,
istilah Anak Manusia dalam Injil Markus sangat erat dikaitkan dengan kerendahan
dan penderitaan yang akan dialami-Nya untuk menunaikan tugas ilahi-Nya di muka
bumi yang diberikan Bapa. Sebagai rangkuman dari ketiga ide yang dipakai dalam
istilah ini adalah keagungan Kristus di tengah penderitaan-Nya, yakni kematian
untuk menyelamatkan manusia yang penuh dosa.
KRISTUS
Di dalam pemikirannya, Markus tidak
banyak berbicara Yesus sebagai Kristus dan hanya muncul sebanyak 7 atau
kemungkinan 8 kali. Mungkin ia takut bahwa pembaca salah paham tentang Yesus
sebagai Sang Mesias dalam arti yang tidak sebenarnya (pembebas secara politik).
Menurut Wrede, di dalam Injil
Markus, ada kontradiksi yang terlihat jelas. Di satu sisi Yesus melarang orang-orang
bahkan roh-roh jahat yang mengetahui siapa diri-Nya, memanggil Yesus dengan
sebutan Mesias. Namun di sisi yang lain, Yesus ingin agar diri-Nya diproklamasikan
oleh orang bahwa Ia adalah Anak Manusia yang berkuasa.
Pesan mesianik ini adalah sebuah
bagian penting dan bukan sesuatu yang sebenarnya tidak disadari oleh Tuhan
sendiri. Ia tidak menyatakan bahwa diri-Nya sendiri sebagai Mesias karena ketidakmengertian
orang-orang dan kesalahan konsep dari orang-orang Yahudi. Secara jelas Ia
menerima pernyataan bahwa Ia adalah sungguh-sungguh Mesias. Markus sama sekali
tidak memiliki pemikiran bahwa Yesus bukanlah Mesias.
KERAJAAN ALLAH
Kemudian Markus menaruh perhatiannya
kepada kerajaan Allah. Kerajaan Allah yang disampaikan langsung oleh Yesus sebenarnya
berbicara tentang diri-Nya sendiri. Kerajaan itu merupakan suatu umat yang
Allah sendiri sebagai pemerintah yang hanya dapat diterima oleh orang-orang
yang memiliki iman dan percaya.
Di
dalam kerajaan Allah, kasih memainkan peran yang sangat penting. Pengabdian
kepada Allah membutuhkan kesungguhan dan kepercayaan penuh kepada Allah. Untuk
dapat mengerti tentang konsep ini dan menerima kerajaan harus memiliki sikap
seperti anak-anak yang percaya sepenuhnya. Penggenapan kerajaan ini akan datang
pada masa yang akan datang, yakni pada akhir zaman. Suatu periode yang dimana
kedatangan Yesus datang baik itu singkat atau tidak pada saat setelah kehidupan,
kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus.
IMAN
Kepercayaan kepada Kristus merupakan
tuntutan mutlak yang harus dilakukan oleh orang Kristen. Ia merindukan bahwa orang
percaya meninggalkan adat istiadatnya dan mengerti bahwa keselamatan mereka merupakan
sebuah konsep yang sama sekali baru, yakni melalui percayanya. Di dalam
melakukan mujizat, orang-orang menerima kesembuhan karena mereka memiliki iman
meskipun kecil. Ia melakukan mujizat pada orang-orang yang beriman kepada-Nya
dan tidak kepada orang-orang yang tidak percaya seperti di Nazaret.
Ia merindukan suatu sikap percaya
orang beriman yang sederhana, bahkan Ia melakukan-Nya kepada orang-orang kecil yang
memiliki iman yang teguh dan kuat kepada Dia. Bukan orang-orang yang memandang
Ia spektakuler yang mampu melakukan segala mujizat yang Ia inginkan, akan
tetapi iman sejati yang tidak menolak Dia apapun situasinya.
MAKNA SALIB
Salib Yesus merupakan pusat dari pengajaran-Nya.
Yesus yang disalib, yang ditolak dan dibunuh harus tetap dipandang sebagai
seorang raja. Perlu diperhatikan bahwa kematian-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang, yakni yang menggantikan kematian orang lain. Ia harus meminum cawan yang
seharusnya tidak Ia minum, dan ditimpa oleh murka Allah. Darah-Nya yang
diperingatkan melalui perjamuan kudus, menjadi sarana untuk membawa orang untuk
mempunyai hubungan yang benar terhadap Allah. Ia merasa begitu takut saat
ditinggalkan oleh Allah, dengan menanggung dosa manusia menyebabkan orang yang
percaya kepada-Nya tidak akan pernah ditinggalkan oleh Allah.
Lebih lanjut pada pasal 13, Markus
menekankan bahwa pada pasal itu ia berbicara tentang Yesus yang sengsara
bukanlah sosok yang tidak berdaya, tetapi Ia adalah Mesias, Anak Allah. Ia
tidak mau para pembaca mengalami konsep yang keliru seperti orang Yahudi pada
umumnya yang menganggap Yesus sebagai Mesias secara politik. Dan pada pasal
terakhir yakni 16 yang diakhiri pada ayat 8, sudah secara tuntas membahas
tentang siapa itu Yesus.
Injil Matius
Injil Matius mengambil seluruh dari
Injil Markus dengan menyisipkan sumber-sumber lain dan mengganti bahasa Markus dengan
menggunakan istilah yang lebih sopan. Selain itu unsur Yahudi dalam tulisan ini
nampak begitu kuat. Bahkan lima ajaran Yesus sangat berhubungan dengan lima
kitab Taurat Musa. Tulisannya sangat praktis dan memudahkan pembaca Kristen
untuk mengerti Injil.
PEMBUKAAN INJIL MATIUS
Pembukaan Injil Matius yang dimulai
dengan genealogi sangat penting untuk diperhatikan. Penyebutan untuk Yesus
sebagai Kristus tidak terlalu dominan dan hanya mengambil sedikit tempat, dan
ia lebih suka menggunakan nama manusia-Nya.
Perhatian-Nya lebih lanjut tentang silsilah
keturunan menitik beratkan pada Abraham, Daud, dan pembuangan. Tujuannya adalah
mengingatkan tentang siapa Yesus itu. Selain itu ia juga menuliskan empat
wanita dalam geneologi ini, suatu ungkapan yang tidak biasa yang menjadi cirri
khasnya. Keempat wanita yang bukan orang Yahudi, yang berarti bahwa
perhatiannya cukup besar bahwa Juruselamat merindukan keselamatan bagi bangsa
lain.
YOHANES PEMBAPTIS
Yohanes pembaptis merupakan seorang
nabi yang menegur dan mengajar serta mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus
sebagai Mesias. Ia dengan begitu kuat menjalankan perintah agama, bahkan ia
begitu dimuliakan. Namun yang terkecil dalam kerajaan sorga lebih besar dari
dia. Dalam arti lain bahwa Yesus ingin menyampaikan bahwa kepercayaan kepada
Allah melalui karya Kristus adalah jauh melebihi adat-istiadat atau ajaran PL.
Yohanes juga banyak berbicara tentang murka Allah, dan berbicara bahwa Mesias (Yesus)
akan menjadi hakim. Injil Matius secara tegas ingin menyebutkan bahwa
penghakiman mengambil peran penting. Dan dosa yang berakibat maut akan
diberikan kepada orang tidak percaya.
AJARAN TENTANG ALLAH
Allah adalah Allah yang penuh kuasa, berkuasa menjalankan
segala kehendak-Nya dan Ia selalu menggenapi apa yang direncanakan-Nya. Dalam
cara yang istimewa Allah menetapkan sesuatu yang istimewa. Dan dalam Injil
Matius tampak jelas bahwa ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Yusuf, begitu
juga Ia menyatakan diri-Nya melalui malaikat-Nya setelah kebangkitan Kristus.
Ia juga menuntut kepada orang percaya untuk melakukan hal-hal khusus, salah
satunya untuk mentaati kehendak-Nya (7:21). Ia juga akan menghakimi, dengan
penekanan bahwa Ia akan menghakimi dengan adil, dan setiap orang menerima
ganjaran sesuai dengan perbuatannya (16:27). Penghakiman terakhir akan
diberikan Allah, terutama ditujukkan kepada orang Farisi yang menjalankan
kewajiban agama secara lahiriah demi kepentingannya sendiri. Mereka yang
diselamatkan pada penghakiman terakhir adalah mereka yang diberkati oleh Bapa,
yakni Bapa dari Anak Manusia yang akan menghakimi.
Matius juga memandang Allah sebagai
Bapa yang penuh kasih dan sayang. Sebutan Bapa, bagi Allah adalah sebuah
ungkapan kedekatan hubungan. Oleh karena itu Bapa menghendaki agar
anak-anak-Nya saling mengasihi. Ia juga memandang Allah adalah pemelihara dan
Dia memperhatikan doa-doa manusia, dan Anak mengajarkan doa “Bapa kami.” Ia
adalah Allah yang juga tidak memandang hina orang yang kecil dan
memperhatikannya.
PRIBADI YESUS
Matius sangat memperhatikan tentang kedahsyatan
Yesus. Ia berusaha untuk menerangkan
Yesus secara panjang lebar dalam tulisannya dari awal hingga akhir Injilnya. Betapa
Ia kagum tentang Yesus dengan menggunakan istilah-istilah yang disematkan
kepada diri-Nya. Dijelaskan bahwa Yesus tidak tunduk di bawah hukum Taurat,
tetapi hukum Taurat berada di bawah Dia. Dia lah yang menjadi pusat pemberitaan
Matius.
Matius menceritakan tentang makna
teologis dari mujizat-mujizat yang diperbuat Kristus yakni Allah menyatakan
diri-Nya. Lebih lanjut juga ia menekankan bahwa Yesus mengecam orang-orang yang
tidak percaya kepada karya Allah di dalam perkerjaan-Nya. Berbicara tentang
Allah pasti berbicara tentang Kristus, dan Kristus selalu memanggil Allah
sebagai Bapa yang merupakan suatu unsure baru yang menyatakan kedekatan
hubungan. Melalui Kristus juga yang akan menderita keselamatan yang Allah
rancangkan akan dilaksanakan, dan Matius sama sekali tidak meragukan hal itu.
ANAK ALLAH
Ungkapan Anak Allah yang diberitakan oleh Matius menyatakan
bahwa ia mengerti tentang penggenapan nubatan Mesianik dan hubungan antara
Allah dan Yesus. Tanpa ragu Matius menyatakan bahwa Yesus sangat mengenal Bapa
dan berlaku sebaliknya. Mereka sangat erat satu sama lain, dan pekerjaan Allah
yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya tampak begitu jelas di dalam Injil.
ANAK MANUSIA
Pemberitaan Anak Manusia dalam Injil
Matius terpusat pada penderitaan dan kemuliaan-Nya. Matius lebih menekankan
tentang misi Kristus di bumi pada topic ini. Penderitaan yang harus dilalui
oleh Kristus dan kemuliaan yang akan datang sesudahnya merupakan inti dari
pemberitaan Matius. Ia yang telah mati pasti akan datang kembali di dalam
kemuliaan-Nya.
KRISTUS (MESIAS)
Keyakinan Matius akan Yesus sebagai
Mesias tercatat di dalam tulisannya. Dimulai dari peristiwa kelahiran-Nya, pengakuan
Petrus, pengkuan tentang diri-Nya sendiri sebagai Mesias jelas mewakili
pemikiran Matius tentang Yesus sebagai Mesias. Ia adalah Yang Diurapi Allah
yakni suatu gelar bagi Yesus.
ANAK DAUD
Daud adalah seorang raja yang benar di hadapan
Allah, dan harapan Mesianik muncul dari tunasnya. Harapan bahwa Anak Daud ini adalah
secara politik yang akan membebaskan dari penjajahan, namun tidak begitu pada
kenyataannya. Dalam Injilnya, Matius menaruh perhatian besar tentang istilah
ini, bahkan sedari awal, Matius menyebut Yesus sebagai Anak Daud. Ia adalah sosok
yang lebih besar dari Daud, dan istilah ini menyatakan pribadi dan karya-Nya,
yang menunjukkan keagungan-Nya.
KERAJAAN
Istilah kerajaan yang biasa dipakai
oleh Matius adalah Kerajaan Surga yang sama artinay dengan Kerajaan Allah, dengan
menghindari pemakaian nama Allah karena ke-Yahudiannya. Dalam Kerajaan, Matius
mengambil pemikiran Markus. Dijelaskan bahwa Yesus adalah rendah hati dan lemah
lembut. Barangsiapa yang masuk ke dalam Kerajaan-Nya, semata-mata karena kasih
karunia dan bukan usaha sendiri. Tetapi kita harus bersungguh-sungguh di dalam
Kerajaan itu. Dan Allah mengijinkan hanya segelintir orang untuk masuk ke dalam
Kerajaan-Nya, yakni karena anugerah-Nya.
Kerajaan
Allah adalah sesuatu yang sudah ada, dan akan ada pada masa yang akan datang.
Sudah datang pada kedatangan-Nya di bumi dalam melakukan karya keselamatan.
Akan datang pada kedatangan-Nya yang kedua untuk menghakimi dan berkuasa.
PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN
Dalam Injil ini, perumpamaan tentang Kerajaan Allah juga
mengambil peran penting. Yesus menggunakan perumpamaan untuk memamparkan Kerajaan
Allah yang sudah terwujud. Hal-hal duniawi diumpamakan sesuai dengan Kerajaan
yang akan datang, dan Allah menyatakannya dan menyingkapkan dengan hal-hal yang
bersentuhan dengan kehidupan manusia. Perumpamaan berkaitan dengan pada masa
krisis pada kedatangan Yesus, yakni pengajaran dan menjawab pertanyaan
musuh-Nya sewaktu di bumi dan yang lain adalah paraousia yakni masa
penghakiman.
KISAH SENGSARA
Kisah sengsara Yesus merupakan pusat dari Injil ini.
Matius mengerti benar bahwa kematian-Nya merupakan rencana Allah atas hidup
Yesus. Terkait dengan Yesaya 53 bahwa Hamba yang benar akan membenarkan banyak
orang jelas rencana Allah begitu kuat dalam diri Kristus. Juga seperti
pencobaan di padang gurun, Ia menjalankan misi Allah dengan tidak mengindahkan
tawaran dunia dari iblis yang berusaha menggagalkan rencana Ilahi.
Mesias harus mati untuk orang-orang
berdosa dan bukan untuk berperang, merupakan konsep Ilahi Yesus. Seruan Yesus
menjelang kematian-Nya di kayu salib menjelaskan betapa mahal harga yang
dibayar-Nya, supaya orang-orang yang diselamatkan tidak lagi mengalami apa yang
dialami-Nya. Kematian-Nya adalah kehendak Allah yang telah ditentukan. Melalui darah-Nya,
terjadi sebuah perjanjian baru, dimana perjanjian ini diadakan karena sifat
batiniah dan pengampunan berdasarkan nubuatan Yeremia. Kematian-Nya membawa
perubahan bahwa sifat lahiriah sama sekali tidak mendapat tempat.
KEMURIDAN
Murid Yesus bertugas untuk
menyampaikan diri-Nya dan memberitakan-Nya kepada orang-orang. Murid-murid
harus mengorbankan segala sesuatu untuk mengikut Dia, diikuti dengan kata-kata
penghiburan tentang berbahagia orang yang mengikuti Dia. Yesus membuat suatu
pengajaran yang sama sekali baru yang menghapus segala adat istiadat Yahudi dan
sangat menekankan tentang hal-hal batiniah bukan lahiriah.
Yesus adalah Guru yang menjadi
contoh bagi murid-murid. Bagi Matius, Yesus adalah Guru yang besar dan mengetahui
segala sesuatu tentang murid-Nya seperti Petrus yang akan menyangkal-Nya. Ia
memberitakan bahwa Dialah kerjaan Allah yang sudah datang. Ia membawa perbedaan
bagi orang yang mengikut-Nya atau tidak. Ia membawa sesuatu yang sama sekali
berbeda. Sekali lagi penekanan-Nya adalah pentingnya penghayatan seseorang
dalam menjalankan hukum yang disadari betul oleh hati yang benar. Ia menuntut
agar orang percaya hidup di dalam kasih, hidup dengan rendah hati menyambut
kerajaan Allah yang percaya sepenuhnya kepada Dia. Ia ingin agar orang percaya
tidak khawatir, terus berdoa.
MISI KEDUA BELAS RASUL
Murid-murid pada saat itu diutus kepada
orang-orang Yahudi. Ia memberikan mereka kuasa, dan amanat untuk menyatakan
Kerajaan Surga sudah dekat. Meskipun mereka diutus di tengah bahaya namun Ia
menjamin Allah akan memelihara mereka. Barangsiapa yang menerima Dia, berarti
menerima Bapa.
JEMAAT
Matius menaruh perhatian besar terhadap jemaat
Allah. Dalam pasal 16 disebutkan bahwa Kristus akan mendirikan jemaat di atas
batu karang, yang artinya pengakuan tentang Yesus sebagai Mesias sebuah jemaat
akan berdiri. Ini merupakan sebuah pengakuan iman yang kemudian akan lebih lagi
menyingkapkan tentang Kerajaan Surga. Lebih lanjut tentang perhatian Matius
adalah mengenai baptisan, dan pemuridan yang dilakukan. Injil Matius lebih daripada
yang lain ditujukan kepada pengajaran untuk komunitas.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul:
Doktrin Tentang Allah
Lukas
diyakini sebagai penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Sebagai seorang
sejarawan, ia tidak hanya mencatat peristiwa sejarah saja, tetapi sangat
diyakini bahwa ia adalah seorang teolog besar yang sejajar dengan penulis PB
lainnya.
ALLAH YANG MAHAKUASA
Menurut Lukas, Allah adalah Allah
yang mahakuasa dan sanggup melakukan segala perkara. Sedari dulu Allah telah
bekerja hingga selama-lamanya dengan kuasa-Nya yang ajaib, Allah adalah Oknum
yang sangat berkuasa untuk melakukan rencana-Nya. Bagi Dia tidak ada perkara
yang mustahil (18:27).
KERAJAAN ALLAH
Kerajaan Allah adalah kerajaan di mana Allah menjadi
Raja dan Dia yang mahaagung memerintah. Berbeda dengan penulis Injil lainnya,
Lukas menaruh perhatian penting pada tema pengajaran Yesus yakni “Kerajaan
Allah.” Yesus adalah Kerajaan Allah tersebut, dan Ia berada di tengah-tengah
mereka (17:20-21). Bahkan hingga tulisannya di dalam Kisah Para Rasul, Lukas
tetap menaruh perhatian penting tentang pekerjaan Allah yang besar, tentang
kekuasaan Allah, dan saat di mana Yesus memerintah secara penuh.
ALLAH BERKARYA MELALUI KRISTUS
Karya Kristus di muka bumi ini
merupakan karya Allah sendiri, dan Allah secara aktif bekerja di dalam
pekerjaan Anak-Nya. Yesus adalah Anak Allah yang memiliki kedekatan pribadi
dengan Bapa-Nya. Segala pekerjaan-Nya saat di muka bumi tidak lain dan tidak bukan
merupakan karya Bapa. Hal inilah yang menjadi tema besar Injil, bahwa Yesus
yang membawa keselamatan universal.
ALLAH BEKERJA MELALUI ORANG BERIMAN
Lukas menaruh perhatian yang begitu penting pada
pekerjaan Allah di antara orang-orang percaya. Allah memberikan kepada mereka
kuasa untuk memanifestasikan kuasa-Nya. Ia juga yang menentukan apa yang
dikerjakan oleh para rasul pada saat itu, dan keberhasilan para rasul adalah karya-Nya.
Baik pekerjaan misi Paulus ataupun perjalanan Israel tidak lepas dari
intervensi Allah untuk mencapai apa yang dirancangkan-Nya.
ALLAH JURUSELAMATKU
Kisah sengsara Yesus yang merupakan
karya Allah mendapatkan perhatian penting bagi Lukas. Kematian-Nya adalah cara
Allah membawa orang percaya kepada keselamatan, dan hal itu harus digenapi.
Pemberitaan Kristus tentang kematian-Nya sendiri, pernyataan Maria ibu-Nya
(1:47), nubuatan para nabi PL, dan banyak lainnya menyatakan bahwa kesengsaraan
Kristus, adalah rencana Allah yang luar biasa yang hendak menyelamatkan
umat-Nya.
KASIH SETIA ALLAH
Perhatian Lukas yang selanjutnya
adalah pada belas kasihan Allah (1:78) yang merupakan bentuk kasih setia Allah.
Belas kasihan-Nya muncul pada sifat-Nya sebagai pemelihara, pengampun, mengasihi
orang berdosa, menyelamatkan orang berdosa, dan memberikan kasih karunia-Nya.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul:
Ajaran Mengenai Kristus
Injil Lukas menceritakan sisi
kemanusiaan Yesus yang begitu bergaul dengan orang berdosa. Meskipun Ia adalah
benar-benar manusia namun Ia juga adalah Anak Allah yang sangat berkuasa. Ia
mengalami pencobaan seperti layaknya manusia normal, namun satu yang membedakan
adalah Ia tidak berdosa. Dia bukan saja hanya manusia pada umumnya yang
dipahami oleh Lukas, namun Ia adalah utusan Allah, Ia jauh lebih daripada
manusia.
ANAK
ALLAH DAN ANAK MANUSIA
Dalam tulisan Lukas, Yesus adalah Anak Allah yang memiliki
kedudukan khusus yakni bagi diri-Nya sendiri di hadapan Allah seperti yang
diungkapkan oleh malaikat Gabriel. Istilah ini banyak digunakan Lukas dalam
tulisan-tulisannya, seperti ucapan Bapa (9:35), pengakuan setan (4:41), dll.
Dalam tulisannya, sama seperti
Markus dan Matius, Lukas menganggap Yesus sebagai Anak Manusia yang diutus
Allah untuk menderita, dan tentang kedatangan-Nya kembali. Namun Anak Manusia
dimuliakan dalam kedudukan-Nya di surga seperti yang diucapkan Stefanus.
Kristus adalah Anak Manusia yang dimuliakan Bapa-Nya.
ANAK
DAUD
Dalam silsilah kelahiran Kristus, Lukas mencatat
bahwa Ia adalah keturunan Daud. Artinya adalah bahwa Ia merupakan keturunan
raja, yang dijanjikan yang membawa keselamatan besar. Lukas memandang Yesus
memiliki hubungan dengan Daud dalam makna khusus, dan penyebutan Anak Daud
untuk menyatakan kemesiasan-Nya. Allah yang membangkitkan seorang Pembebas bagi
umat-Nya dari keturunan Daud yang dijanjikan itu.
KRISTUS
Kristus merupakan gelar yang dalam tulisan Lukas
kerap dihubungkan dengan Yesus dan Tuhan. Kristus berarti “Yang Diurapi” yang
punya hubungan istimewa dengan Bapa dan Roh Kudus. Ia diurapi oleh Allah
sendiri dalam melakukan tugas-Nya, Ia adalah Anak Allah, Anak Daud, Raja, Yang
Ditentukan untuk melakukan misi Allah dan harus menderita. Ia akan membawa
keselamatan besar dan satu-satunya jalan bagi orang untuk menerima keselamatan
adalah “percaya.” Gelar Kristus dipakai Lukas untuk menyatakan Yesus baik bagi
orang Yahudi yang tahu tentang ke-Mesiasan atau orang non-Yahudi yang tidak
mengertinya.
TUHAN
Pemberian gelar “Tuhan” kepada Yesus memiliki arti
yang sangat penting. Gelar itu setara dengan Yahweh yang biasa digunakan oleh
orang Yahudi, dan itulah yang berusaha untuk diungkapkan Lukas dalam
tulisannya. Gelar Tuhan sangat teguh diberikan setelah kebangkitan Yesus,
karena Lukas telah yakin di dalam imannya. Ia adalah Tuhan yang bangkit dan orang percaya
harus mengabdi kepada-Nya. Seperti Tuhan telah mati bagi orang percaya, begitu
juga sebaliknya orang percaya harus berani mati bagi Dia. Kristus adalah Tuhan
dan Lukas berusaha untuk menjelaskan bahwa Ia adalah Allah sendiri.
GELAR-GELAR
LAIN
Lukas menyematkan bagi Yesus beberapa gelar lain,
antara lain: Guru, Juruselamat, Raja, Hamba Allah, hamba yang kudus, hamba yang
benar, Hakim, batu yang dibuang, dan nabi.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul:
Keselamatan dari Allah Kita
Lukas
berusaha menjelaskan bahwa Allah telah mendatangkan keselamatan bagi
bangsa-bangsa. Namun melebihi penulis Injil lainnya, ia mencatat tentang
kelanjutan setelah kenaikan Yesus ke surga dan di dalam Kisah Para Rasul ia
melihat kepada penggenapan nubuat, melihat rencana Allah sejak dahulu kala, dan
tentang akhir zaman.
RENCANA
ALLAH
Segala sesuatu sejak semula ditentukan
oleh Allah menurut kuasa dan kehendak-Nya. Rencana itu telah dimulai sebelum
kelahiran Yesus hingga mencapai puncaknya pada kematian-Nya. Pelayanan Yesus
merupakan suatu keharusan dari rencana Allah yang tidak dapat dibatalkan, dan
rencana Allah selalu berkaitan dengan penderitaan-Nya. Lukas sering memakai
kata “harus” dalam rencana Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Artinya rencana
Allah lah yang akan digenapi dan terjadi, dan seluruh karya penyelamatan
merupakan rencana-Nya termasuk kesengsaraan-Nya.
SEJARAH
KESELAMATAN
Lukas di dalam tulisannya menyampaikan bahwa Allah
yang mengatur sejarah manusia dan Ia juga yang mengatur rencana agung-Nya. Ia
mengatur zaman sebelum kedatangan Yesus, pada proses salib, dan untuk masa yang
akan datang. Lukas merasa perlu untuk mencatat karya Allah setelah kenaikan
Yesus di dalam Kisah Para Rasul. Keselamatan yang tidak diperoleh oleh bangsa
Yahudi bukan kegagalan bagi Allah, tetapi merupakan pengembangan untuk
keselamatan sampai kepada bangsa-bangsa lain. Artinya ada zaman baru yang
dimulai semenjak kedatang Sang Anak. Ia membawa perubahan radikal dan
menetapkan suatu konsep Kerajaan Allah dan membalikan konsep-konsep manusiawi.
PERTANGGUNGAN
JAWAB
Semua manusia harus mempertanggung
jawabkan perbuatannya, karena tidak ada seorang pun yang tidak berdosa. Perwataan
Injil mula-mula juga menekankan pentingnya makna dosa yang akan dipertanggung
jawabkan di hadapan Hakim Agung. Karena orang berdosa termasuk kita, Kristus
mati. Oleh karena itu kita bertanggung jawab atas pengorbanan-Nya.
PERTOBATAN
Lukas memandang serius arti pertobatan dari dosa
dibandingkan dengan penulis Injil lain. Namun Lukas mau agar pembacanya melihat
bahwa mereka dituntut terhadap sebuah pertobatan. Baik dalam Injil maupun KPR
ia sangat menekankan perlunya bertobat kepada Kristus dan mengerjakan
pertobatan itu. Pertobatan ialah anugerah Allah dan kasih karunia-Nya yang
memampukan orang yang dituntut menjauhkan diri dari semua jenis kejahatan.
SENTRALNYA
KESENGSARAAN DAN KEMATIAN KRISTUS
Kesengsaraan dan kematian Kristus merupakan bagi
integral dari karya penyelamatan Allah kepada umat-Nya. Lukas memandang ini
sebagai puncak daripada Injilnya. Meskipun selama di bumi Yesus banyak bekerja
di luar kota Yerusalem, namun ibukota itu seringkali dibicarakan oleh Lukas.
Tentu saja hal ini mengacu kepada peristiwa penyaliban di sana. Namun semuanya
itu tidak lepas adalah rencana Allah, dan harus dipandang bahwa salib bukan
sebuah tragedi namun sebuah kemenangan.
KEMENANGAN
ALLAH
Melalui kematian Kristus di atas kayu salib, kemenangan
Allah dari iblis sangat jelas terlihat. Ia mengalahkan kejahatan ganti
kebaikan-Nya. Dalam Injil ini maupun KPR banyak diceritakan tentang Kristus dan
pengikut-Nya mengusir dan mengalahkan setan. Pengusiran setan pun harus
dilakukan oleh orang yang rendah hati, dan bukan orang yang hendak
menyombongkan diri dengan memakai kuasa Allah.
Iblis secara aktif bekerja untuk
menggagalkan rencana Allah melalui Kristus. Saat Kristus disalib dalam pikiran
murid-murid bahwa Ia telah kalah, dan iblis menang. Padahal tidak seperti itu
karena kebangkitan-Nya ternyata membawa kemenangan dan hal ini tidak diketahui
oleh iblis. Yesus membuktikan diri-Nya hidup dengan banyak tanda kepada
orang-orang yang dikasihi-Nya. Yesus telah bangkit dan Allah juga akan membangkitkan
orang-orang percaya-Nya pada akhir zaman. Allah telah menang dan Kristus
ditinggikan bersama dengan Dia.
MAKNA
SALIB
Dengan jalan menjadi seorang hamba, Kristus mati bagi
orang berdosa. Melalui kematian-Nya, Yesus secara taat menjalankan rencana
Allah meskipun Ia tidak akan pernah patut mendapat kesengsaraan itu. Namun Ia
membawa sebuah perjanjian baru yang diberikan kepada orang percaya.
Kematiaan-Nya adalah kemenangan dan rencana Allah.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul:
Roh Kudus
Roh Kudus diberikan kepada semua
orang percaya dan orang Kristen dapat mengenali kehadiran-Nya melalui
buah-buah-Nya. Meskipun dalam kasus tertentu sebelum Roh dicurahkan Ia hanya
ada pada orang-orang tertentu pada kasus yang istimewa.
YESUS DAN ROH KUDUS
Pelayanan Yesus tidak lepas dari kuasa Roh Kudus. Yohanes
pembaptis berkata bahwa Kristus akan membaptis dengan Roh Kudus dan api. Api
yang dimaksud adalah api yang diberikan oleh Roh Allah pada hari Pentakosta. Sedari
pelayanan Yesus, Ia diperlengkapi oleh Roh Kudus setelah dibaptis. Roh Kudus
memanifestasikan kuasa-Nya bagi Yesus bukan sebuah ajang pertunjukkan diri, Ia
ada bersama-sama dengan Kristus selama karya-Nya di bumi, dan memberikan Roh
Kudus kepada murid-murid-Nya.
PENTAKOSTA
Bagi Lukas peristiwa Pentakosta
adalah sesuatu yang sangat penting. Dalam KPR Roh Kudus bekerja secara aktif
dan terlihat dengan jelas dalam pelayanan para rasul. Allah memberikan Roh
Kudus-Nya kepada orang percaya, dan hanya karena pekerjaan Roh Kudus orang
diperlengkapi dengan kuasa. Roh membimbing Paulus untuk melakukan pekerjaan
misi yang tidak diketahui apa yang terjadi di depannya.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul:
Kemuridan
Melalui apa yang dikerjakan Allah seharusnya orang
percaya dapat melihat kesalah-kesalahan dan menjalankan pertobatannya. Pertobatan
merupakan perubahan yang menyeluruh di dalam cara hidup dan pemikiran orang
percaya. Ia juga menekankan tentang penyerahan total kepada Tuhan dengan orang
percaya memberikan hidupnya kepada Tuhan dan merupakan sebuah bentuk pengabdian
seorang murid. Segala sesuatu dilakukan di hadapan Allah dan seorang murid
harus menyadari betul hal tersebut.
POLA
KEHIDUPAN
Sebagai orang Kristen, Lukas menekankan
perlunya tidakan kepada Allah untuk menjadi pengikut-Nya dengan berbalik kepada
Dia, menjadi hamba-Nya, mencari Dia, dan takut akan Dia. Selanjutnya orang
percaya harus memuji Dia dan memuliakan Dia. Orang percaya juga harus beriman
kepada Dia. Beriman bukan berarti hanya percaya kepada kemampuan-Nya mengadakan
mujizat, tetapi lebih dari itu iman adalah kepercayaan total kepada Kristus.
Dan iman kepada-Nya yang mengakui Ia sebagai Tuhan dan Juruselamat merupakan
jalan bagi orang agar menerima keselamatan.
UNIVERSALISME
Keselamatan diberikan Allah kepada seluruh ras di
bumi ini. Pandangan universalisme Lukas tidak terbatas pada lingkup geografis
saja, tetapi Yesus merobohkan pola cultural dan menganggap penting kaum wanita
dan anak-anak yang tidak dianggap.
KAUM
WANITA
Wanita pada kalangan Yahudi maupun di luar Yahudi cenderung
tidak dihargai dan tidak memiliki tempat yang lebih tinggi dibandingkan pria. Namun
tidak demikian halnya dengan pengikut Kristus. Sejak awal pelayanan hingga
kenaikan-Nya, Yesus seringkali menempatkan wanita pada posisi sederajat dengan
pria. Dalam Injil maupun KPR, wanita memiliki peranan yang sangat penting. Lukas
berusaha menerangkan bahwa ini merupakan sebuah pandangan baru yang radikal terhadap
status dan kedudukan wanita.
ANAK-ANAK
Pada masa kuno anak-anak tidaklah begitu berarti. namun
Yesus menaruh perhatian besar pada mereka, seperti menyambut Kerajaan Allah
seperti seorang anak kecil (18:17), dan masa kanak-kanak Yesus. Hal ini
mengarahkan kita pada pandangan Lukas bahwa anak-anak mendapat tempat di dalam
universalisme pemberitaan Kristen.
KAUM
MISKIN
Lukas menaruh banyak perhatian pada orang miskin. Miskin
merupakan suatu keadaan yang bisa dipilih, melainkan situasi yang menekan dan
tidak bisa dihindari. Seperti dalam perumpamaan (14:21;14:12), peristiwa janda
(18:22), peristiwa orang kaya (18:22) ditekankan bahwa betapa bahayanya
kekayaan itu dan bagaimana kekayaan dapat menjauhkan orang dari Allah. Intinya
adalah bahwa orang kaya cenderung bergantung pada kekayaannya dan tidak kepada
Allah. Kaum miskin cenderung untuk berserah kepada Allah, dan hal ini lah yang
menjadi penekanan Lukas tentang sikap kemiskinan, bukan masalah
materialistiknya.
ORANG
YANG DIPANDANG HINA
Dalam pandangan Lukas, Yesus rindu untuk
menyelamatkan orang-orang berdosa sehingga Ia kerap bergaul dengan mereka yang
ditolak dan dipandang hina. Contohnya seperti gembala yang tidak menjalankan
peribadatan Yahudi, pemungut cukai yang dekat dengan orang Romawi. Hidup
berdosa bukanlah patron orang Kristen, namun di sini ingin disampaikan bahwa
bagi orang berdosa ada harapan di dalam Kristus.
INDIVIDU
Lukas menaruh perhatian penting pada setiap individu
orang percaya sekalipun yang paling hina. Dalam kedua tulisannya, Lukas kerap
kali menulis tentang individu-individu, baik yang ada pada masa pelayanan Yesus
seperti Maria, yang ada pada jemaat mula-mula seperti Dorkas juga Kornelius,
maupun yang anti terhadap Kristus seperti Feliks.
DOA
Lukas menekankan pentingnya seorang percaya untuk
berdoa, karena kekuatan berasal dari Allah dan kita dapat memperolehnya melalui
doa. Doa memohon kepada Allah bagi kepentingan orang lain dan bukan tindakan
egoistis. Bahkan Yesus pun berdoa dan Ia mengajarkan cara berdoa yang benar
kepada Allah.
SUKACITA
BAGI DUNIA
Kekristenan merupakan sukacita bagi orang-orang yang
menganutnya. Segala tindakan yang dilakukan baik di bumi maupun untuk masa yang
akan harus dilakukan dengan sukacita. Tindakan sukacita dapat dilakukan dengan memuliakan
dan memuji Allah. Baik dalam Injil, seperti sukacita dari Elisabeth, maupun
pada KPR dalam jemaat mula-mula meskipun sulit, tetapi mereka adalah orang-orang yang bersukacita karena
perbuatan Allah yang besar.
KATOLISISME
AWAL
Suatu pelembagaan yang terorganisir merupakan hal
penting yang dipikirkan Lukas. Menurut banyak pendapat ahli, ia adalah
penggerak pertama yang membuat suatu metode yang tersusun sistematis seperti
sakramen, tata tertib, dsb. Lebih lanjut dalam tulisannya, pandangan Lukas
tentang paraousia cukup kabur dan melihat bahwa jemaat tidak hanya berharap
tentang kedatangan Yesus yang dekat, tetapi mempersiapkan diri melakukan
kegiatan yang terarah ke depan. Keselamatan dalam pandangan jemaat yang
dilukiskan Paulus adalah pada masa kini meskipun mereka sadar paraousia sebagai
puncak semua karunia.
ESKATOLOGI
Dalam tulisannya, Lukas memiliki pandangan
eskatologis yang berbeda dengan penulis lain dalam PB. Lukas berusaha untuk
menjelaskan bahwa kedatangan Yesus tidak harus terjadi pada masa-masa
sejamannya, meskipun ia menyebutkan bahwa kedatangan-Nya dekat. Ia tidak
berusaha untuk menciptakan suatu katolisisme namun ia menjelaskan kedatangan
Yesus dengan pandangannya sendiri.
FIRMAN
Lukas menaruh perhatian pada pelestarian
pemberitaan para rasul sebagai sebuah ajaran Kristen yang menjadi pedoman dan
bukan berusaha membuat sebuah unsure yang tersistematis. Ia menulis Injilnya
dan menyebutnya sebagai Firman Allah agar orang dapat mempercayai Yesus. Ia
adalah seseorang yang menaruh perhatian besar pada firman Allah untuk
diajarkan.
Injil Yohanes: Ajaran Kristus
Injil Yohanes merupakan kitab yang sangat penting,
namun di sisi lain mudah untuk dimengerti. Injil ini berbicara tentang Yesus
sebagai intinya dan memandang pentingnya kehadiran Yesus ke dunia yang
mengerjakan keselamatan.
FIRMAN
Di dalam pendahuluan Injilnya, Yohanes menyebut
bahwa Yesus adalah firman sebanyak 4 kali dan tidak muncul lagi selanjutnya
pada Injil ini. Dalam mengerti konsepsi iman, sudut pandang Yahudi dan Yunani
tidak dapat dipisahkan dari pemikiran Paulus. Firman merupakan awal dan
mendapat tempat terpenting yang disejajarkan dengan Allah sendiri. Firman bagi
Yohanes adalah Yesus yang menjadi manusia (1:14), yakni yang ilahi menjadi
manusiawi.
YESUS ADALAH SANG KRISTUS
Yohanes dalam tulisannya berusaha untuk meyakinkan
pembacanya bahwa Yesus adalah Mesias. Dalam cerita seperti pengakuan Yohanes
Pembaptis tentang Yesus sebagai Mesias (3:28), pengakuan Yesus tentang diri-Nya
sendiri kepada perempuan Samaria (4:26), pernyataan Kristus kepada musuh-Nya
tentang diri-Nya (5:46), dan lain sebagainya merupakan usaha Yohanes Pembaptis
untuk berusaha meyakinan pembacanya. Tanpa ragu secara keseluruhan ide tentang
ke-Mesiasan Yesus muncul pada seluruh kitab Injil Yohanes.
ANAK ALLAH
Penyebutan Kristus sebagai Anak Allah sudah muncul
sebagai tujuan dari Injilnya (20:31). Di dalam penulisannya, Yohanes
menggunakan kata huios yang merujuk
kepada seorang saja yang memiliki kedudukan istimewa. Hanya Ia satu-satunya (only
begotten) dan Ia memiliki hubungan istimewa dengan Allah. Dia ada sejak kekal
karena Ia bersama-sama dengan Allah Bapa-Nya sebagai suatu kesatuan yang tak
terpisahkan. Yohanes menulis Anak Allah sebagai satu-satunya yang mengacu
kepada pribadi Kristus saja. Kristus membawa keselamatan lewat kematian-Nya yang
dalam hal ini Ia begitu dipermuliakan karena Ia rela disalib dan kehilangan
kemulian-Nya, namun pada akhirnya kematian-Nya itu yang mempermuliakan Dia. Mesias
lah yang kemudian akan menjadi hakim pada akhir zaman dan mengadili semua
orang.
ANAK MANUSIA
Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia yang
membawa keselamatan. Ia membawa sesuatu yang surgawi dan menjadi jembatan ke dalam
dunia. Anak Manusia akan dimuliakan, dan Yohanes memandang salib sebagai
kemenangan.
PERNYATAAN-PERNYATAAN “AKULAH”
Yohanes menggunakan pernyataan mengenai Yesus yang
menyebut diri-Nya sendiri dengan “Akulah.” Ketika Ia berbicara tentang “Akulah
roti hidup”, ia menjelaskan bahwa diri-Nya lah roti yang akan memuaskan orang
melalui kematian-Nya yakni darah dan daging-Nya, agar mereka memiliki hidup. Selain
itu Ia juga berbicara dengan dimulai kata “Akulah” untuk menyatakan diri-Nya
sebagai terang dunia (8:12, 9:5), pintu ke domba-domba (10:7), gembala yang
baik (10:11), kebangkitan dan hidup (11:25), jalan dan kebenaran dan hidup
(14:6), pokok anggur yang benar (15:1), yang memiliki makna sangat mendalam pada
apa yang diberitahukan tentang diri-Nya sendiri. Namun ada sebuah pernyataan
tanpa embel-embel pada kata “Akulah” (6:20; 8:28, 58) yang merujuk kepada
pernyataan tentang keberadaan-Nya sendiri.
KESAKSIAN
Kesaksian mendapat tempat penting pada pemikiran
Yohanes. Kesaksian tentang Kristus diberikan oleh Yohanes pembaptis, Bapa,
Anak, Roh Kudus, Kitab Suci, karya-karya Yesus, dan yang merespon
pelayanan-Nya. Bagi yang menerima kesaksian berarti mengaku bahwa Yesus adalah
benar dan menjadi pengikut-Nya yakin bahwa Allah yang mengutus Yesus. Orang
yang mengikut dia dan meyakini kesaksian memiliki suatu tanggung jawab kepada apa
yang dipercayainya.
TANDA-TANDA
Yohanes menggunakan istilah ‘tanda’ untuk mewakilkan
mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Mujizat adalah suatu tanda yang sangat
bermakna dan Yohanes berharap agar pembaca percaya (20:31) bahwa tanda
merupakan pekerjaan Allah, meskipun tidak semua orang mengerti.
PEKERJAAN-PEKERJAAN
Pekerjaan merupakan istilah yang biasa dipakai untuk
menyebut sebuah perbuatan. Pekerjaan yang dimaksudkan Yohanes seperti
mengadakan mujizat bukanlah sesuatu yang menjadi focus kita karena itu adalah sesuatu
yang biasa bagi ke-Allahan Yesus. Namun di sisi lain pekerjaan ini mengacu juga
kepada kemanusiaan Yesus yang dimana tetap Allah bekerja di dalamnya. Pekerjaan-Nya
memberi kesaksian tentang Dia (5:36, 10:25) dan agar orang percaya kepada
pekerjaan-Nya (10:37-38).
YESUS SANG MANUSIA
Yohanes dalam Injilnya sama seperti penulis Injil
yang lain menkankan bahwa puncak dari pemberitaannya adalah karya keselamatan.
Di saat Kristus mati, Ia benar-benar sebagai seorang manusia yang memiliki
sifat manusiawi, dan mengambil kedudukan yang merendahkan diri-Nya sendiri. Ia
memiliki keadaan manusia, seperti sedih, letih, mengasihi, menangis, lapar,
haus, dsb. Terkadang Ia juga tampak tidak tahu tentang sesuatu dan
menanyakan-Nya kepada orang di sekitar mereka. Namun yang terpenting adalah Ia
sangat tergantung kepada Bapa-Nya perlu mendapat perhatian sisi kemanusiaan-Nya
yang membutuhkan Sosok lain.
Injil Yohanes: Allah Sang Bapa
Secara yakin, Yohanes memandang bahwa Allah adalah
Bapa. Dan benarlah konsep ini terus dipertahankan dalam jemaat.
BAPA DAN ANAK
Allah sang Bapa sangat erat kaitannya dengan Anak.
Apa yang dikerjakan oleh Anak menyatakan siapa itu Bapa. Ia memiliki hubungan
yang sangat erat dengan Bapa karena hanya Anak yang melihat Bapa (6:46). Lebih lanjut
Yohanes menjelaskan tentang Bapa dan Anak sebagai suatu kesatuan. Mengenal Bapa
berarti mengenal Anak, menghormati Bapa berarti menghormati Anak, dan siapa
mengasihi Anak mengasihi Bapa. Keduanya saling mengasihi.
BAPA AKTIF BEKERJA
Bapa secara aktif bekerja dalam memperhatikan
kebutuhan ciptaan-Nya. Bapa senantiasa bekerja dan aktif menopang ciptaan-Nya.
Ia juga secara aktif bekerja dan menyertai Kristus dan menggenapi karya-Nya
melalui karya keselamatan Kristus. kepercayaan kita kepada Allah tidak
bergantung pada diri kita sendiri, tetapi dari jaminan yang diberikan Bapa
kepada kita.
MISI SANG ANAK
Kesatuan Bapa dan Anak lebih lanjut
tercermin dalam belas kasihan Kedua-Nya terhadap keadaan berdosa manusia. Dalam
tulisan Yohanes jelas bahwa Bapa mengutus Yesus, dan memberikan hikmat dan
kuasa dalam diri Anak-Nya. Ia diutus untuk datang kepada ketidak berdayaan
orang untuk mencapai Allah. Yesus menjalankan amanat dari Bapa yang mengutus dan
melakukan pekerjaan Bapa-Nya.
ALLAH YANG BESAR
Allah yang besar dalam konsepsi Yohanes adalah Allah
yang berdaulat untuk melakukan kehendak-Nya. Ia memberikan kasih karunia-Nya
kepada orang yang dikehendaki-Nya dan memberikan anugerah agar orang percaya
kepada Anak-Nya. Hal itu merupakan predestinasi dan Allah yang telah mengatur
dan menentukan semuanya. Segala sesuatu dalam kehidupan berasal dari pada-Nya,
dan tanpa Dia tidak mungkin segala sesuatu ada. Dunia dapat mengenal Bapa
melalui Kristus. Keagungan-Nya begitu besar, namun Ia adalah Allah yang
menjalankan penghakiman-Nya secara adil.
ANAK-ANAK BAPA
Anak-anak Allah adalah mereka yang menerima Logos yakni Kristus dalam hidupnya.
Mereka di angkat menjadi anak-anak Allah semata-mata karena anugerah-Nya. Bagi
orang Yahudi yang menolak Yesus dan hidup dalam dosanya bukanlah anak Allah,
melainkan iblis.
Anak-anak Allah adalah
penyembah-penyembah-Nya yang menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran. Doa harus dipandang
sebagai sesuatu yang penting sebagai anak-anak-Nya, karena mereka telah
diselamatkan di dalam Yesus sehingga mereka harus berdoa di dalam nama-Nya.
Bagi yang menanggapi Firman Allah, mereka menerima-Nya dalam pelayanan Kristus.
ESKATOLOGI
Yesus telah hadir di dalam dunia dan berada di
tengah-tengah orang percaya. Kematian-Nya membawa hidup yang kekal tidak dapat
dipandang pada masa kini saja, akan tetapi lebih dari itu Ia akan menjadi hakim
yang mengadili sama seperti ide dari para penulis Injil lainnya. Yohanes sadar
betul tentang kedatangan Kristus kembali (14:3) pada akhir zaman.
Injil Yohanes: Allah Roh Kudus
Roh
Kudus menjadi perhatian yang sangat penting dalam benak Yohanes. Ketika Yesus
dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya dan Roh itu menyertai Dia dalam seluruh
pelayanan-Nya. Kehadiran Roh Kudus menjadi tanda awal dari pelayanan Yesus di
muka bumi.
DILAHIRKAN DARI ROH KUDUS
Lahir dari Roh Kudus artinya sesuatu
yang sama sekali baru yang terjadi dalam diri orang percaya. Hal ini dikerjakan
oleh Roh Kudus, dan baptisan Roh diberikan oleh Yesus yang memampukan orang
beriman untuk berjalan di jalannya Allah. Baptisan juga berbicara tentang air.
Air di sini berarti untuk membersihkan tubuh, dan air itu hanya membersihkan
daging, sebab apa yang dilahirkan daging adalah daging, dan yang dilahirkan Roh
adalah roh. Keduanya adalah hal yang tidak terpisahkan satu sama lain dan
merupakan karya Roh sendiri. Kita memerlukan Roh Kudus untuk dapat memaknai
Salib dan hidup dalam iman kepada-Nya. Hidup juga harus dituntun oleh Roh, dan
orang percaya tidak bisa melepaskan hidupnya dari peranan Roh Kudus.
SAAT ROH KUDUS
Orang-orang percaya kelak akan menerima Roh Kudus di
dalam diri mereka, tetapi mereka belum menerimanya sebelum Yesus dipermuliakan.
Berkaitan dengan hal ini, Roh telah diberikan namun hanya kepada orang-orang
tertentu yang diurapi. Tetapi setelah kenaikan Yesus dan Ia dipermuliakan, Roh
Kudus dicurahkan dan Ia berkarya di dalam diri semua orang percaya.
ROH KEBENARAN
Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang membimbing
murid kepada seluruh kebenaran (16:13). Roh memberikan tuntunan-Nya bukan
dengan hikmat dunia, dan tugas-Nya adalah melanjutkan apa yang dimulai oleh
Yesus. Ia bersaksi tentang Kristus sebagai Yang Benar, dan diri-Nya selalu
berkaitan dengan pekerjaan Allah dalam Kristus.
GURU JEMAAT
Roh adalah guru yang mengajar para
murid akan segala sesuatu (14:25). Roh mengajarkan apa yang diajarkan oleh
Yesus dan memberi kesaksian tentang Dia tentang siapakah Yesus dan apakah yang
dikerjakan-Nya. Roh membimbing para murid untuk mengajarkan apa yang telah
diajarkan Yesus dan bukan mengajar sesuatu yang baru.
KEHADIRAN ILAHI
Roh Kudus merupakan sesuatu yang selalu hadir dan sangat
diperlukan orang percaya. Yesus pun berkata bahwa lebih baik kalau Ia pergi,
dan Roh Kudus datang dan akan menyertai mereka senantiasa dan diam di dalam
diri murid-murid. Ia adalah kehadiran Ilahi yang tidak dibatasi waktu dan tubuh
jasmaniah, kehadiran-Nya menolong orang-orang percaya.
MENGINSAFKAN DUNIA
Roh akan menginsafkan orang-orang
percaya dan menyadarkan orang akan keadaan berdosanya. Ia akan memberitahukan
kebenaran yakni Kristus yang menyelamatkan, sehingga orang-orang dibenarkan.
Itu adalah pekerjaan Roh Kudus dan anugerah Allah yang luar biasa. Roh juga
menjelaskan kepada orang percaya bahwa Salib telah mengalahkan penguasa dunia.
PARAKLET (PENGHIBUR)
Roh disebutkan oleh Yesus bahwa Ia
adalah parakletos, yang artinya akan
menolong. Roh Kudus bertugas mengajar, menyertai orang percaya, serta bersaksi
tentang Kristus. Ia membantu orang percaya seperti pengacara yang membela, saat
menghadapi penghakiman Allah.
ROH DALAM JEMAAT
Dalam pasal 20:22, dijelaskan bahwa Yesus memberikan
Roh kepada jemaat. Jemaat berkuasa untuk mengampuni, namun hal itu dikerjakan
oleh Roh yang menyampaikan apa yang dikerjakan oleh Allah. Jadi perlu
diperhatikan bahwa peranan Roh Kudus sangat besar pada orang percaya meski
dalam penjelasan Yohanes hal ini tidak mendapat tempat yang banyak. Namun perlu
diketahui kemampuan untuk melakukan segala kehendak Allah pada orang percaya bukanlah
karena apa yang dikerjakan oleh kemampuan manusia, namun hanya karena anugerah
Allah saja yang dinyatakan dalam Roh sehingga orang dapat berkenan
dihadapan-Nya.
Injil Yohanes: Hidup Kristen
Yohanes menaruh perhatian yang besar terhadap cara
hidup dari orang Kristen. Oleh karena itu hal ini menjadi penting untuk dibahas
salah satu ide besar dari Yohanes.
HIDUP KEKAL
Kehidupan pada dasarnya kerap dikaitkan dengan apa
yang ada di dunia. Meskipun hal ini cukup berkembang pada konsep PL, namun pada
konsep PB pemikiran ini beralih kepada hidup pada masa mendatang, yakni pada
akhir zaman dan perolehan hidup yang kekal. Bagi Yohanes hidup kekal sudah
terjadi saat masih di dunia, saat orang datang kepada Kristus, namun ia tidak
melupakan pentingnya kehidupan setelah akhir zaman. Gagasan seperti hidup
kekal, roti hidup, perjamuan kudus, merupakan hal yang penting dalam
pemikirannya bahwa hal itu diperoleh orang percaya melalui iman kepada Kristus,
yang tentu saja adalah anugerah Allah. Hal itu dikerjakan oleh Bapa, Anak, dan
Roh Kudus dan bahwa kematian Kristus merupakan jalan utama dan puncak dari
anugerah ini.
KESENGSARAAN DAN KEMATIAN YESUS
Di dalam Injil keempat, perhatian
Yohanes menyedot sekitar 9 pasal tentang peristiwa sengsara, kematian, dan
kebangkitan Yesus. Dalam sebutannya terhadapa panggilan Kristus sebagai Anak
Domba Allah (1:29, 36) menjelaskan bahwa Kristus akan mati sebagai korban yang
menghapus dosa dunia. Pernyataan Yesus dengan mengatakan “telah tiba saatnya” membawa
kita untuk mengerti bahwa Ia berbicara tentang salib. Begitu juga halnya saat Yesus
berkata bahwa Ia akan merubuhkan Bait Allah yang merupakan tubuh-Nya sendiri. Kita
perlu melihat bahwa kesengsaraan Kristus membawa keselamatan melalui
kematian-Nya yang dengan rela mengorbankan kemulian-Nya. Yohanes memandang
Kristus dalam menghadapi sengsara yang direncakan Allah, mampu mengendalikan
segala situasi.
IMAN
Keselamatan yang diberikan Allah
melalui Kristus hanya dapat diterima orang melalui iman. Dalam konsepnya
tentang iman, Yohanes kerap menggunakan kata eis yang artinya “dalam.” Iman kepada Kristus ini merupakan
kepercayaan dengan menerima seutuhnya kebenaran-kebenaran-Nya.
KASIH
Kasih yang diberikan oleh Allah
adalah anugerah. Artinya keselamatan yang diberikan kepada orang berdosa adalah
sesuatu yang sebenarnya tidak layak diterima karena begitu mahalnya pengorbanan
Kristus ini. Kasih Bapa kepada orang yang mengasihi Kristus begitu luar biasa.
Oleh karena itu kita juga harus saling mengasihi karena dari situlah terlihat
bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kasih adalah hal terutama gaya hidup
ke-Kristenan.
DOSA
Dosa merupakan suatu hal penting
dalam pemikiran Yohanes. Dosa merupakan suatu hal yang mengerikan dan jahat.
Menolak Yesus artinya menolak Allah, dan itu adalah dosa yang tidak terampuni.
Hanya melalui kematian-Nya, maka manusia beroleh pengampunan dosa, karena tidak
ada yang mampu untuk menghapus dosa kecuali Dia yang berkuasa.
DUNIA
Yohanes sangat menaruh perhatiannya
tentang dunia (kosmos). Dunia atau
bumi merupakan sesuatu yang sangat indah. Keselamatan yang dibawa oleh Yesus
tidak berbicara bahwa seluruh manusia di dunia diselamatkan, akan tetapi keselamatan
adalah untuk semua bangsa tidak hanya Yahudi saja. Dunia membenci Kristus
karena Dia tidak berasal dari dunia, begitu juga para murid akan dibenci oleh
dunia. Dunia tidak mengenal Kristus, dan iblis adalah penguasa dunia. Namun
muird-murid harus tetapi ada di dunia untuk memberitakan bahwa Kristus telah
menang atas dunia.
TERANG
Terang datang dan berasal dari Kristus, dan terang
itu menerangi dunia. Ia adalah terang dunia (8:12; 9:5). Begitu pula
murid-murid-Nya diutus untuk menjadi terang di tengah kegelapan dunia. Namun
orang lebih menyukai kegelapan yakni kejahatan dan bukan terang yakni Kristus.
untuk menerima terang, orang harus berjalan dalam kebenaran dan menerima Terang
itu, sehingga mereka akan disebut anak-anak terang (12:36).
KEBENARAN
Kebenaran adalah miliki Allah, dan
Firman-Nya adalah kebenaran. Kebenaran erat dengan Kristus dan hanya Dia yang
mampu membawa orang kepada kebenaran dan keselamatan. Kebenaran hanya dapat
diperoleh dalam Kristus, dan berarti karya penyelamatan-Nya harus dipercayai
sehingga orang dibenarkan.
PENGHAKIMAN
Kristus datang ke dalam dunia untuk membawa
keselamatan. Namun kepada orang-orang yang tidak percaya maka penghakiman akan
diberikan. Orang yang lebih menyukai kegelapan dibandingkan terang akan
memperoleh hukuman mereka. Kristus menghakimi dunia dengan adil dan benar. Dan
pada akhirnya iblis akan diadili, bukan hanya dikalahkan.
BERBAGI SAKRAMEN
Dalam pandangan Yohanes sakramen
memiliki tempat yang penting, baik baptisan maupun perjamuan kudus. Lebih dalam
pembahasan para penafsir tentang 6:51-58 bahwa hal itu berbicara tentang
perjamuan kudus akan berarti apabila orang mengerti benar makan rohani yang
terkandung di dalamnya.
Surat-surat Yohanes
ALLAH BAPA
Allah adalah Bapa. Kristus adalah Anak Allah, dan Bapa
dan Anak memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan. Allah Bapa adalah kasih, dan
kasih-Nya ditunjukkan dengan mem- berikan Anak-Nya kepada kita. Semua adalah
anugerah-Nya dan bukan usah kita sedikitpun.
YESUS KRISTUS
Kristus diutus Bapa oleh karena kasih-Nya. Tidak
percaya Kristus berarti adalah antikristus. Orang yang tidak mengakui bahwa
Yesus adalah Juruselamat dan manusia, berarti menolak Dia. Selain itu Kristus
juga mengerjakan pendamaian, dan Ia adalah perantara kita kepada Bapa. Ia
adalah Juruselamat manusia yang menghapus dosa.
HIDUP KRISTEN
Hidup Kristen artinya sama sekali tidak berada di
dalam dosa lagi. Dalam cara hidup Kristen yang terutama adalah kasih, yakni
kasih Allah di dalam Kristus yang menderita di kayu salib. Jadi kita harus
meresponi kasih Allah dengan mengasihi sesama tanpa padang bulu. Selanjutnya
orang beriman tinggal di dalam Allah, terang, dan di dalam Anak dan Bapa. Hidup
Kristen juga menolak dunia, yang artinya tidak hidup dengan cara-cara duniawi.
Wahyu Yohanes
Wahyu merupakan suatu bentuk sastra yang termasuk ke
dalam kitab apokaliptik. Kitab Wahyu yang ditulis Yohanes berusaha menjawab
kebutuhan jemaat yang pada saat itu ditindas oleh kekaisaran Romawi. Ia
berusaha membesarkan hati jemaat agar mereka mengerti bahwa Allah yang campur
tangan dan segala sesuatu adalah rencana-Nya. Allah telah mengalahkan segala
kejahatan, dan kita harus berbangga karena hal itu.
TUHAN YANG MULIA
Yesus adalah Tuhan yang mahatinggi. Ia memiliki
banyak gelar, yakni Alfa dan Omega, Anak Allah, Yang Kudus dan Yang Benar,
singa dari suku Yehuda, Anak domba, dll. Anak Domba mendapat perhatian penting
di sini. Hal ini erat kaitannya dengan Ia yang menyelamatkan, dan seperti domba
yang disembelih, Ia menghapus dosa dunia dengan darah-Nya. Kristus menjadikan kita
menang di dalam Dia.
ALLAH BERKUASA ATAS SEGALA SESUATU
Yohanes memandang Allah dengan sacral. Ia adalah
Allah yang mulia, yang kudus, yang hidup, yang mahakuasa, yang menang atas
segala musuh-Nya.
ALLAH DAN UMAT-NYA
Allah sangat mengasihi umat-Nya dan Ia menaruh
perhatian penuh. Ia menolong umat-Nya namun umat juga harus memberitakan
Kristus dan melayani Allah. Umat Allah juga harus menyembah Dia. Doa juga
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan orang Kristen. Kristus yang
telah mati bagi dunia dan menyelamatkan kelak akan datang kembali ke dalam dunia
untuk membebaskan umat-Nya, dan mengalahkan kejahatan secara tuntas.
Surat Kepada Orang Ibrani
ALLAH YANG AGUNG
Allah adalah mahaagung, Allah yang mahatinggi yang
melakukan segala rencana-Nya. Ia adalah Allah yang penuh kasih karunia, yang
memberikan berkat dan yang menepati janji-Nya. Ia adalah Allah yang mengerjakan
karya keselamatan dan aktif di dalamnya.
KRISTUS YANG TIADA BANDINGANNYA
Kristus adalah Pribadi yang sangat tinggi dan
disejajarkan dengan Allah. Dia lebih tinggi dari apapun juga termasuk malaikat.
Namun karena kasih-Nya, Ia rela dijadikan lebih rendah daripada malaikat.
Keagungan-Nya membuat hanya Ia satu-satunya yang dapat menebus manusia.
MANUSIA SEJATI
Kristus yang menjadi manusia itu benar-benar menjadi
manusia sejati. Ia mengalami kegelisahan, penderitaan, menangis, dan kelemahan
manusia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ia mengalami keadaan manusiawi yang
utuh.
IMAM SEPERTI MELKISEDEK
Kristus adalah imam besar seperti
Melkisedek. Tidak dijelaskan silsilah Melkisedek, yang berarti ingin
ditunjukkan bahwa Kristus adalah kekal karena Ia tidak dibatasi oleh keturunan
manusiawi, karena Ia adalah benih ilahi. Seperti dengan sumpah Allah berfirman
kepada Melkisedek menjadi imam untuk selama-lamanya, demikian juga Kristus
adalah imam yang kekal.
IMAM BESAR AGUNG
Kristus adalah imam besar agung,
yang sejati dan merasakan kelemahan manusia. Ia mempersembahkan diri-Nya
sendiri yang sempurna dan abadi, dan Ia secara sukarela melakukan kehendak
Allah. Pengorbanan-Nya adalah satu-satunya jalan.
PERJANJIAN BARU
Kematian Kristus membawa sebuah perjanjian baru. Kematian-Nya
membawa pembebasan kepada orang-orang berdosa, karena anugerah dari Allah itu
sendiri. Korban domba banyak memiliki cacat, namun pengorbanan Kristus dan
darah-Nya bersifat kekal dan menyelamatkan. Perjanjian telah dibaharui secara
tuntas dalam karya penyelamatan.
PENGHAPUSAN DOSA
Pengorbanan-Nya membawa pendamaian yang menghapuskan
dosa. Ia dijadikan korban kekal bagi penghapusan dosa.
BAYANGAN DAN KENYATAAN SEJATI
Menurut penulis Surat Ibrani, dunia surgawi jauh
lebih penting daripada dunia bumi. Pelayanan para imam Lewi dianggapi sebagai
gambaran dan bayangan yang ada di surga, dan banyak hal lain yang harus
dipandang bahwa Kristus adalah antitipe dan berada di atas semua.
JAWABAN KITA TERHADAP KARYA KRISTUS
Untuk meresponi panggilan kita, satu-satunya cara
adalah dengan iman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang dikerjakan di dalam
diri Kristus. iman membawa kita memandang jauh ke depan tanpa sebuah ketakutan
dan keyakinan bahwa Allah akan memlihara orang-orang percaya. Kesulitan hidup haruslah
dipandang oleh pembaca surat Ibrani untuk tidak menjauhkan diri dari Allah dan
berkat-Nya (Kristus). Kita harus memohon kepada Allah untuk tetapi setia di
dalam track-Nya Allah dan menerima
janji.
Surat Yakobus
Surat Yakobus menekankan tentang cara hidup orang
beriman. Yakobus berusaha menjelaskan tentang bagaimana cara hidup yang benar
seperti yang terkandung di dalam suratnya. Ia juga memiliki pandangan-pandangan
dalam memandang hal tertentu secara khusus.
IMAN DAN PERBUATAN
Hidup Kristen tidak hanya cukup dengan percaya
kepada Kristus saja tanpa memperhatikan tingkah lakunya, sebab iman tanpa
perbuatan adalah mati. Perbuatan mendapat perhatiannya, karena iman yang sejati
membawa orang kepada sebuah perubahan tentang cara hidup yang benar dan bukan
seenaknya. Orang diselamatkan melalui iman, dan pemberian Kristus, namun hanyalah
sia-sia kalau tidak ditunjukkan dengan tindakan nyata. Orang yang dibenarkan
oleh Allah dan menerima keselamatan, pasti melakukan kekudusan Allah.
PELAYANAN KRISTEN
Yakobus memandang bahwa pelayanan Kristen tidak
boleh memandang status seseorang. Dalam pelayanan semua harus dipadang sama.
Selain itu ia juga memperingatkan tentang menggunakan lidah secara hati-hati.
Selanjutnya ia juga menekankan tentang hukum yang memerdekakan dengan menjadi
hamba Allah. Dan sebagai orang Kristen yang merdeka, haruslah juga diperlukan
ketaatan di dalam Allah agar kuat di dalam berbagai pencobaan. Dan doa
merupakan bagian integral di dalam iman Kristen.
Surat Pertama Petrus
Surat ini ditujukkan kepada orang Kristen yang
mengalami penganiayaan berat. Orang-orang yang tidak sepatutnya menerima
penderitaan dunia, namun karena iman mereka dianiaya dan mereka mendapat pujian
Allah.
ALLAH YANG HIDUP
Allah adalah Allah yang hidup dan aktif bekerja. Allah
akan menghakimi, namun Ia juga penuh kasih, rahmat, dan kebaikan. Dituntut
suatu kepercayaan untuk memperoleh kebaikan-Nya yakni iman kepada Kristus. Kekristenan
berbicara tentang anugerah Allah dalam segala aspek.
GEMBALA UTAMA
Kristus adalah gembala yang agung, yang memperhatikan
hidup umat-Nya. Ia telah membayar umat-Nya dengan harga yang sangat mahal, dan
oleh karena itu Petrus berpandangan bahwa orang percaya harus mengerjakan
keselamatannya secara sungguh. Keselamatan Kristus mengerjakan hal-hal yang
luar biasa di dalam diri orang beriman.
ROH KUDUS
Petrus memandang Roh Kudus secara hormat. Ia
menyebutkan bahwa Roh menguduskan, memilih jemaat, dan melayakkan orang percaya
untuk melayani. Roh aktif dalam pemberitaan firman, dan kehidupan orang
percaya. Pertobatan adalah karya Roh Kudus, juga hidup kita dipenuhi Roh,
sehingga penghinaan dari dunia tidaklah berarti.
HIDUP ORANG KRISTEN
Orang benar telah diselamatkan pada masa sekarang
ini. Namun mencapai kesempurna-anya pada akhir zaman. Selain itu Petrus juga
berbicara tentang kehidupan Kristen, seperti halnya kasih, iman, pengharapan,
dll. Hidup Kristen harus positif, yakni kudus, cara hidup yang baik, menguasai
diri dan berdoa, rendah hati, dsb.
Surat Kedua Petrus
Dalam surat ini Paulus berusaha menekankan tentang keselamatan
yang dianugerahkan Allah, dan cara hidup Kristen. Juga ia memperhatikan tentang
guru-guru palsu dan paraousia. Ia menekankan pembacanya untuk terus mengingat
karya keselamatan Kristus.
GURU-GURU PALSU
Tidak jelas apa ajarannya, namun
yang ditekankan berusaha ditekankan oleh Petrus adalah Kristus adalah penebus
yang membayar lunas kita.
Surat Yudas
Surat Yudas dengan Surat II Petrus memiliki
kemiripan yang banyak. Surat Yudas berbicara tentang penghakiman Allah terhadap
orang-orang berdosa, dan menekankan bahwa guru-guru palsu akan dihukum. Ia mau
agar para pembaca tetap menyampaikan Injil yang murni dan suci yang berisi
tentang Tuhan Yesus Kristus.
Shalom saudara seiman dalam Kristus dimana pun berada. Mari kita sama-sama belajar tentang Shema Yisrael yang pernah diucapkan oleh Yeshua ( nama Ibrani Yesus tertulis ישוע ) seperti yang dapat kita temukan dalam Markus 12 : 29 dan Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 sebagai berikut :
ReplyDeleteHuruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "
Pengucapannya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "
Orang Yahudi pada jaman Yeshua hingga sekarang terus memegang teguh prinsip keesaan Tuhan YHWH ( Adonai ) yang tersirat dalam kalimat Shema. Pada akhir pengucapan diikuti juga dengan kalimat berkat sebagai berikut :
" ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד " ( Barukh Shem, kevod malkuto le'olam va'ed, artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selamanya dan kekal )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️✝️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🥛🍯🥖🍷🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱