Hukum
Taurat
1.
Taurat
berfungsi bukan saja sebagai sebuah ajaran atau hukum tapi sebagai patokan praktis hal-hal normatif bagi
sebuah perbuatan atau karya. Pengajaran dilakukan di Bait Suci, dan
merupakan hal yang wajib untuk datang ke sana.
2.
Matius
5:18 à Iota berbicara mengenai pribadi Kristus (diri-Nya sendiri).
Hukum Kristus menggenapi Hukum Taurat,
dan Hukum Kristus jauh lebih sulit daripada Hukum Taurat. Dengan Hukum
Taurat seseorang tahu dosa, tapi hukum Taurat sendiri tidak menyelesaikan dosa.
Yang sempurna yang datang yang menyelesaikan dosa, maka Yesus yang sempurna
yang dapat menyelesaikan dosa. Dan di atas kayu salib Ia berkata tetelestai
yang artinya sudah genap.
3.
Hukum yang terutama dalam Taurat dalam
Matius 5:12 adalah mengasihi. Kasih kepada Allah sebagai yang pertama dan utama, dan
kasih kepada manusia sebagai yang tidak kalah pentingnya dengan hukum pertama.
Tidak kalah penting karena mengasihi sesama direalisasikan dengan mengasihi
manusia. Jadi tidak mungkin seseorang
mengasihi Allah tetapi dia membenci sesamanya.
4.
Prinsip
hukum Taurat tetap dilaksanakan dalam iman Kristen, tetapi direformulasi dan di revitalisasi
dalam diri Kristus sendiri karena Ia telah menggenapinya.
5.
Iman adalah segala sesuatu yang didasari
pada Firman dan dengan tujuan pada Kristus.
6. Penyerahan kepada Kristus yang
menjadi tujuan, sebab pusat kehidupan
Kristen adalah Kristus
7.
Orang
Libertini: orang yang menganggap dirinya memiliki pengetahuan yang lebih banyak
tentang Taurat, namun kelompok tersebut kalah oleh Stefanus. Sehingga mereka
mulai menghasut untuk membunuh Stefanus.
8.
Roma
10:4 = Kristus adalah kegenapan hukum Taurat sehingga kebenaran diperoleh oleh
setiap orang percaya. Kristus datang
bukan untuk meniadakan Taurat tapi Ia sendiri yang melakukannya dengan sempurna
dan menggenapinya.
9.
Hukum Taurat dilandasi oleh kasih
karunia. Karena
kasih karunia, Allah memanggil Abraham dari kegelapan orang kafir dan untuk
memenuhi janji-Nya kepada Abraham, maka Allah membebaskan Israel dari Mesir.
Maka dikatakan bahwa Hukum Taurat berlandaskan pada kasih karunia.
10. Hukum
Taurat diungkapkan atas dasar penebusan dan bukan sebagai dasar penebusan. Artinya sebagai pedoman untuk
berterima kasih untuk keselamatan yang Allah berikan dan bukan cara memperoleh
keselamatan. Di tangan Kristus dan tentunya Roh Kudus, hukum taurat tidak lagi
memperhamba manusia (Gal 5:1b), tetapi memberikan kebebasan yang baru mereka
peroleh dengan bertanggung jawab.
11. Hukum
Taurat memperlihatkan kasih karunia Allah. Artinya sebagai pemberi Hukum, Allah menyatakan diri-Nya.
Kesadaran akan kasih Allah membangkitkan kasih sebagai respon kepada-Nya yang
dinyatakan dengan saling mengasihi dan menuruti perintah-Nya.
12. Hukum taurat menjanjikan kasih karunia Allah atau kasih karunia
yang menyelamatkan.
13. Kristus
telah benar-benar menggenapi Hukum Taurat dengan kematian-Nya. Satu Iota tidak akan dibatalkan
sebelum Kristus melaksanakan semua misi-Nya. Apabila Kristus belum menggenapi
taurat secara sempurna dengan mati di kayu salib, walau sampai langit dan bumi
lenyap Taurat tidak akan ditiadakan dan artinya tetap ada.
14. Tulus ikhlas tidak lagi ada
kemunafikan, tidak lagi ada kebohongan.
15. Kristus yang telah menggenapi hukum
taurat dan kita hanya melalui iman percaya kepada Kristus maka kita telah
berkenan kepada Allah. Ketika dulu orang Yahudi untuk berkenan kepada Allah
mereka melakukan Taurat, tetapi orang
Kristen hanya dapat berkenan kepada Allah melalui Hukum Kristus.
16. Hukum
Taurat memang tidak ada lagi tetapi taurat sendiri tidak batal. Dimana taurat sendiri mencapai
penggenapannya dalam Kristus. artinya penggenapan sendiri hanya dapat dicapai
melalui Kristus. Sehingga Hukum Kristus yaitu Hukum-Nya sehingga dibebaskan
dari hukum taurat dan menjadi merdeka. Merdeka berarti untuk melayani Tuhan,
dan merdeka dari kutuk.
17. Jika taurat mencakup kepenuhan
kehendak Allah maka ketaatan penuh akan taurat akan membawa pada kehidupan (Rom
7:10). Artinya mereka yang melakukan taurat akan dibenarkan (Rom 2:13). Akan
tetapi manusia perlu anugerah kasih
Allah, karena tidak seorang pun yang mampu melakukan ketaatan penuh terhadap
taurat.
18. Orang Kristen harus memandang hukum
Taurat pada penggenapannya yaitu Kristus sendiri.
Anugerah
1.
Anugerah
berasal dari kata kharis yang dalam TB diterjemahkan sebagai kasih
karunia atau kemurahan hati Allah yang
tidak pantas diterima oleh orang yang layak dihukum.
2.
Istilah
ini dipakai untuk mengungkapkan sikap Allah yang menyediakan keselamatan bagi
manusia, teristimewa dalam misi Yesus.
3.
Anugerah
berbicara tentang pengorbanan Kristus khususnya untuk misi-Nya. Berkat yang diberikan secara cuma-cuma tanpa
memperhitungkan jasa apapun dari pihak Allah terhadap pihak manusia.
4.
Konsep
anugerah (kharis):
- Injil Sinoptik:
·
Teks
ini tidak berbicara tentang anugerah Allah yang diberikan cuma-cuma kepada
Kristus, tetapi Allah memberikan kasih karunia cuma-cuma melalui Kristus yang
merupakan kasih karunia itu sendiri (Luk 2:40; 52).
·
Anugerah
mendasari segala perbuatan Allah dengan umat-Nya dalam hal keselamatan. Anugerah
Allah berbicara secara jelas dalam Injil Sinoptik terutama tentang Kerajaan Allah.
·
Dalam
kitab-kitab ini penuh dengan nasihat-nasihat etis yang memberikan banyak tuntutan
kepada warga kerajaan Allah, seperti khotbah di Bukit. Namun satu hal yang
perlu ditekankan adalah bahwa tuntutan ini bukanlah syarat masuk menjadi
anggota Kerajaan Allah sebab itu diberikan secara Cuma-Cuma oleh Allah kepada
orang yang dikehendaki-Nya, tetapi tuntutan tersebut merupakan ciri utama seorang
yang masuk termasuk dalam anggota Kerajaan Allah.
·
Yang
menjadi pertanyaan kemudian apakah seseorang yang telah menjadi warga Negara Kerajaan
dapat kehilangan statusnya tersebut apabila diperhatikan pada aspek kekinian?
Oleh karena itu kita harus melihat pada contoh perumpamaan:
Ø Perumpamaan tentang penabur (Mat.
13:1-9, 18-23; Mrk 4:3-9, 14-20; Luk. 8:4-8, 11-15). Di sini kita lihat bahwa
benih adalah firman tentang Kerajaan Allah, sedangkan tanah berbicara tentang
orang-orang yang menerima. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah mengapa
orang yang menerima benih tersebut ada yang di kemudian hari menjauh dari Allah
dan kehilangan keselamatan oleh sebab menolak Firman? Oleh karena itu kita
harus melihat bahwa apakah iman tersebut adalah benar-benar iman yang sejati
dari tanah-tanah tersebut. Dalam hal ini kata percaya (iman yang menyelamatkan) seperti yang terdapat pada Lukas
8:13, tidak berbicara tentang penyerahan Kristen yang penuh.
Ø Matius 13:36-43 yang berbicara
tentang lalang adalah berbicara tentang dunia. Kerajaan Allah bukanlah campuran
dari yang baik dan jahat dan kemudian yang jahat akan didepak. Tetapi ada
perbedaan yang begitu mencolok antara benih yang baik dan lalang, meskipun
mereka terlihat samar-samar baik yang baik atau yang jahat.
Ø Matius 13:47-52, tidak berbicara
tentang pihak yang jahat yang kemudian dibuang sekalipun mereka telah menerima
anugerah ilahi, tetapi memang karena mereka sungguh-sungguh tidak pernah menerima
anugerah itu dan seakan-akan atau samar-samar seperti lalang yang baik tadi.
Ø Perumpamaan tentang perkawinan (Luk.
14:16-24) memperlihatkan dua sisi yakni prakarsa dari pihak Allah dan tanggung
jawab dari pihak manusia yang harus berjalan berbarengan untuk seperti
menyambut undangan dengan membutuhkan penerimaan dari undangan sebagai syarat
masuk ke dalam pesta.
Ø Matius 22:1-14 menyimpulkan bahwa
orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri tidak mendapat bagian di dalam
keselamatan yakni yang tidak berpakaian pesta.
Ø Luk 15:11-32 --> perumpamaan
tentang anak yang hilang menyatakan bahwa ayah dari si anak memberikan anugerah
yakni kesediaan menerima kembali anak yang bersalah sekalipun anak tersebut
tidak berbuat apa-apa.
Ø Mendukakan Roh Kudus yakni
mengeraskan hati dan menutup pintu hati dengan menolak perbuatan baik yang
dikerjakan Allah dan mengatakannya berasal dari Iblis, maka sesungguhnya tidak mungkin
anugerah dapat diterima dan sampai akhir hidupnya tanpa pertobatan orang
tersebut akan mati dalam menolak kebenaran dan sebagai akibatnya adalah akibat dosa
yang tidak terampuni.
Ø Luk 11:9-13 & Mat 7:7-12 -->
Allah akan memberi anugerah ketika manusia meminta, yang berarti sekalipun
Allah memberikan pemberian tanpa memperhitungkan jasa manusia, tetapi manusia
bertanggung jawab untuk berolehnya.
Ø Matius 3:7-12 tidak berbicara
tentang orang percaya dapat menghasilkan buah yang jahat.
Ø Lukas 18:1-8 ketika berbicara
tentang hakim yang lalim maka iman merupakan sesuatu yang menjadi pemberian
Allah , dan Lukas memperingatkan bahwa umat Allah harus bertahan dalam iman dan
doa.
b. Injil Yohanes
·
Firman
Tuhan adalah Terang sesungguhnya yang menerangi setiap orang (Yoh 1:19) yang
memperlihatkan pentingnya karya Allah dalam dunia. Penyingkiran kegelapan
adalah anugerah Allah yang berpusat pada Allah bagi penebusan yang sepenuhnya
terjadi atas prakarsa-Nya sendiri (1:14).
·
Kelahiran
kembali seperti yang dikatakan kepada Nikodemus bahwa harus lahir dari Roh menjelaskan
bahwa tidak seorang pun yang secara jasmani dapat menetapkan kelahirannya
sendiri begitu juga dengan hal rohani yang merupakan karunia Allah sebab Allah
memberikan-Nya kepada orang yang dikehendaki-Nya.
·
Tindakan
Anak dan Bapa bersama-sama sebagai sebuah prakarsa Mereka sendiri tanpa adanaya
tindakan manusia yang melandasi perbuatan anugerah tersebut.
·
Seseorang
yang sungguh-sungguh percaya tidak mungkin murtad, sebab Yudas Iskariot tidak
pernah menjadi murid Yesus yang sejati yang berserah kepada-Nya melalui
imannya.
·
Seorang
murid yang sejati tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab terhadap iman-Nya
yang membuktikan dirinya adalah pengikut Kristus. Dalam hal ini tanggung jawab
diemban oleh manusia, namun seorang murid yang sejati pasti melakukan tanggung
jawab ini (pemilihan Allah).
c. KPR
·
Anugerah
dilihat sebagai hadiah istimewa yang dapat dikenali dalam orang yang
memilikinya (4:33; 11:23).
·
Orang-orang
Kristen adalah orang-orang anugerah artinya orang-orang yang telah menerima
anugerah Allah.
·
Keselamatan
dijamin karena pekerjaan Kristus dan disadari sebagai pemberian anugerah yang
bukan hanya diterima oleh orang Yahudi tetapi juga orang non-Yahudi (15:11).
·
Anugerah
sangat erat kaitannya dengan pilihan Allah dan hal tersebut sangat mengacu kepada
predestinasi. Kuasa Allah telah mengatur segala sesuatu untuk melaksanakan
rencana keselamatan-Nya. Allah sendirilah yang memprakarsai keselamatan.
d. Surat Paulus
·
Keselamatan
yang diterima oleh manusia adalah anugerah Allah, seperti yang terdapat di dalam
surat Paulus lainnya misalnya "Allah telah memanggil orang percaya oleh
anugerah" (Gal 1:6, 15), anugerah-Nya yang mulia dikaruniakan-Nya kepada
kita (Ef. 1:6-7; Flp 1:7; Kol 1:5; Ef 4:7).
- Orang-orang
di Galatia begitu cepat berbalik dari Dia yang oleh karena anugerah
Kristus telah memanggil mereka (Gal. 1:16) dan berbalik kepada injil lain.
Anugerah yang dimasksud adalah injil yang telah diberitakan oleh Paulus
dan ia sendiri tidak menolak anugerah Allah (Gal 2:21).
- Pilihan
Allah yang penuh anugerah: kalau berbicara mengenai anugerah maka tidak
terlepas dari predestinasi, tema mengenai predestinasi secara terinci
diuraikan dalam Surat Roma. Ada empat ciri yang disimpulkan dari Roma
8:28-30, sbb:
§ Allah memelihara setiap orang yang
mengasihi dan yang telah dipanggil-Nya (Rom 8:28). Dalam arti bahwa Allah
menyertai orang-orang percaya dalam segala waktu. Allah mengetahui semuanya
dari semula predestinasi (Rom 8:29).
§ Ditentukan dari semula, dipanggil
dan dibenarkan serta dimuliakan, ini dimaksudkan agar menjaga anggapan bahwa
manusialah yang dapat menentukan siapa yang ditentukan Allah dari semula.
§ Allah yang menetapkan dan
memprakarsai keselamatan tersebut. Anugerah diberikan kepada semua orang tetapi
bagaimana manusia meresponi anugerah tersebut (1 Tes 2:13). Ia akan meneguhkan
mereka sampai pada kesudahannya berdasarkan kasih setia-Nya (1 Kor. 1:8-9; 1
Tes 5:24).
·
Kemungkinan
murtad: mereka yang terikat dalam daging yang tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah. Sehingga tidak mungkin orang percaya bisa gagal menerima
keselamatan sebab semua yang menjadi milik-Nya akan menyalibkan daging dan hawa
nafsunya. Dalam 2 Kor 13:5. orang-orang yang menyadari bahwa Kristus diam dalam
dirinya pasti akan lulus ujian itu sehingga semua ini juga tergantung pada tanggung
jawab manusia.
·
Keseimbangan
antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia itu yang menjadi pemikiran
Paulus, jadi predestinasi bukanlah hasil spekulasi (untung-untungan) melainkan
keyakinan batin. Kemungkinan murtad bukan sesuatu yang mengganggu pikirannya tetapi
ia menegaskan betapa perlunya bertekun di dalam iman.
e. Surat Ibrani
·
Ibrani
menegaskan prakarsa Allah dalam keselamatan (2:9), anugerah adalah kodrat dari
Allah
·
Surat
Ibrani mengandung nats peringatan:
· Ibrani 2:1-4, terbawa arus bukan
berbicara tentang penolakan yang disengaja, melainkan sesuatu yang tidak
tertolong lagi. Maka penulis Ibrani menganggap perlu untuk mempertahankan imannya
dan menyadari bahaya dari kemurtadan itu benar-benar ada.
· Ibrani 3:7, ada peringatan
"waspadalah".. Hati yang jahat (Ibr 3:12; Mzm 95:7-11), jadi jelas
bahwa murtad setara dengan hati yang dikeraskan sehingga kebal kepada pengaruh
Roh Kudus.
· Ibrani 6:4-8, mungkin ini yang
paling ekstrim, karena penulis membayangkan seseorang yang telah pernah
mengecap kebaikan Tuhan, mengecap karunia sorgawi. Jika orang ini mengalami
pemurtadan maka pemulihan menjadi mustahil. Namun kepastian tentang keselamatan
dalam Kristus adalah sesuatu yang pasti (11).
· Ibrani 10:26-31, siapa saja dalam
pembicaraannya yang merendahkan pengorbanan Krsitus menempatkan dirinya di luar
lingkungan pertobatan. Menolak anugerah yang merupakan pekerjaan Roh adalah
dosa yang tidak terampuni.
· Ibrani 12:12 dst., nats ini
menghimbau agar jangan ada yang menjauhkan diri dari anugerah Allah. Anugerah itu
tampak dalam kehidupan bermoral dari orang Kristen.
f. Surat Yakobus
·
Surat
Yakobus memaparkan tentang anugerah memang sangat sederhana, tetapi anugerah
itu jgua sangat diperlukan (Yak. 1;17). Pada Yakobus 4:6 secara khusus
menjelaskan anugerah; karena kerendahan hati merupakan tanda anugerah, sehingga
tidak ada tempat bagi kebanggan atas prestasi manusia segala sesuatu berasal
dari anugerah Allah.
g. Surat 1 Petrus dan Surat 2 Petrus
·
Keselamatan
ada terjamin oleh iman. Dalam hal penghambatan orang-orang percaya selalu
dihimbau agar bertahan (1 Pet. 2:21;
4:1), orang-orang percaya pastinya tidak luput dari hambatan tetapi ada
pertolongan untuk memampukan mereka dalam bertekun.
·
Kuasa
Allah-lah yang telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna
untuk hidup (2 Pet 1:3).
h. Surat Yudas
·
Guru-guru
palsu menyalahgunakan anugerah Allah yakni menyingmpangkan dengan sengaja jalan
yang benar sehingga mereka tidak benar-benar pernah merasakan anugerah Allah
itu. Untuk memuaskan hawa nafsu mereka dengan perbuatan tidak bermoral dan
menyangkal satu-satunya penguasa dan Tuhan Yesus Kristus, sehingga mereka tidak
memiliki Roh Kudus.
·
Orang-orang
percaya yang sejati tidak mungkin terpengaruh karena adanya pertolongan dari
Roh Kudus untuk tetap memberikan anugerah-Nya atas mereka.
i.
Surat
Wahyu
·
Ditujukan
kepada orang-orang percaya yang sedang dicobai agar mereka tetap bertekun.
·
Jemaat
di Efesus telah meninggalkan kasih mula-mula sehingga kaki dian-Nya akan
diangkat.
·
Surat
Wahyu berbicara tentang mereka yang menang dan tetap mempertahankan imannya. Syarat
moral juga harus meliputi anugerah yang menyelamatkan ini.
·
Penghakiman
tidak menyentuh mereka yang dimeteraikan (9:4), karena materai Allah membedakan
umat pilihan-Nya dan bukan. Materai merupakan jaminan bahwa umat Allah menang
karena anugerah-Nya.
No comments:
Post a Comment