HOSEA 8:1-14
Pendahuluan
Menyelidiki
latar belakang dalam sebuah syair diperlukan untuk mempelajari peristiwa atau
situasi ketika syair ini ditulis.[1] Oleh
karena itu akan dibahas di sini perihal dari situasi yang melatarbelakangi
penulisan dari Kitab Hosea ini.
Bernubuat
pada sekitar abad ke-8, pada zaman pemerintahan Yerobeam bin Yoas, Raja Israel
(1:1; 2 Raja 14:23-29) dan nubuatannya persis pada abad yang sama sebelum
kejatuhan Samaria (Israel) pada tahun 721 SM.
Khotbah Hosea berlatar belakang
kebobrokan keadaan di dalam maupun di luar negeri Israel. Pada tahun 745 SM
Tiglat-Pileser III merebut takhta Asyur yg mengayomi seluruh Israel. Zaman
kemakmuran masa Yerobeam diganti oleh zaman kekecewaan. Anak dari Yerobeam,
Zakharia, dibunuh oleh Salum. Salum dibunuh oleh Menahem. Timbullah kegoncangan
politik terhadap Asyur. Menahem mencoba membujuk Asyur; Peka dan raja Hosea
mencoba menentang Asyur. Tapi kegoncangan politik itu tidak terbatas pada
Asyur. Nabi Hosea mengeluh bahwa Israel bagaikan seekor merpati yg tolol,
terbang di antara Asyur dan Mesir. Terbang ke mana-mana tapi bukan kepada Tuhan
(Hos 5:13; 7:11; 11:12). Kegoncangan itu akhirnya menghancurkan kerajaan
Israel, yg berakhir dengan jatuhnya Samaria.[2]
Hosea pasal 8 merupakan jenis
syair dalam Alkitab yang bercorak nubuat. Berdasarkan dari garis besar isi
Kitab Hosea, pasal 4-8 berisi tentang Hosea menegur kejahatan, kesombongan, dan
pemujaan dewa yang dilakukan Israel.[3] Hosea
8 jelas merupakan kelanjutan dari pasal sebelumnya. Dalam jenis syair Ibrani,
tidak terdapat atau bahkan jarang memakai kata penghubung waw (dan)[4],
sehingga berdasarkan kisah di Hosea 8 tentu memiliki keterkaitan dengan pasal
sebelumnya.Dalam hal ini berdasarkan pembagian yang dilakukan oleh LAI, Hosea
8:1-14 dibagi menjadi 4 paragraf. Yakni: 1-3; 4-6; 7-10; 11-14.
Paragraf 1: Ayat 1-3
Tiuplah sangkakala!
Serangan laksana rajawali atas
rumah TUHAN!
Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan
telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.
Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal
Engkau!"
Israel telah menolak yang baik
biarlah musuh mengejar dia!
1 Tiuplah
sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka
telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.
1 Set the
trumpet to your mouth! He shall come like an eagle against the house of
the LORD, Because they have transgressed My covenant And rebelled against My
law.
1 אֶל־חִכְּךָ֣ שֹׁפָ֔ר כַּנֶּ֖שֶׁר עַל־בֵּ֣ית
יְהוָ֑ה יַ֚עַן עָבְר֣וּ בְרִיתִ֔י וְעַל־תּוֹרָתִ֖י פָּשָֽׁעוּ׃
Translitrasi:‘el-khikkha
sofar bannesyer ‘al-bet adonay ya’an ‘avru beriti we’al-torati pasya’au.
Tafsiran:
Tiuplah
sangkakala yang diterjemahkan oleh LAI memiliki kesamaan dengan NIV, NKJV,
maupun RSV. Meniup sangkakala ini nampaknya tidak memiliki fungsi seruan,
karena tidak mengandung kata kerja imperative.[5] Tetapi
apabila melihat dari banyaknya terjemahan seperti LAI, NKJV, NIV yang di
dalamnya terdapat tanda seru pada sangkakala tersebut. Dalam hal ini שֹׁפָ֔ר yang mengandung
bentuk absolute berfungsi untuk menyatakan tindakan untuk meniup sangkakala[6] dan
bukan hanya sekedar sebuah kata benda biasa.
Berdasarkan terjemahan lain
dalam BIS, nampaknya arti dari meniup sangkakala ini terlihat lebih jelas,
bahwa disebutkan di sana meniup sangkakala sebagai “membunyikan tanda bahaya”.
Proses peniupan sangkakala sangat berarti tanda ketika musuh akan menyerang ke
dalam kota. Dalam hal ini Matthew Henry menjelaskan bahwa ucapan tiupan
sangkakala lebih tepat apabila hal itu dikenakan pada nabi Hosea, yang harus
meniupkan “alarm” sebagai sebuah tanda bahaya dan mengatasnamakan diri Tuhan
untuk berperang melawan bangsa yang tegar tengkuk ini. Bahwa nabi-nabi Allah harus
mengangkat suaranya seperti sebuah sangkakala (Yes. 58:1), dan orang-orang
harus mendengarkan suara sangkakala itu (Yer. 6:17).[7] Hal
ini diperjelas dengan penggunaan bahasa Ibrani חִכְּךָ֣ yang mengandung bentuk orang kedua
singular[8] dengan
arti mulutmu yang semakin mendukung bahwa tiupan sangkakala ini disampaikan
oleh satu orang saja yakni nabi Hosea.
Lalu
dikatakan di sana bahwa serangan dari musuh itu seperti rajawali atas rumah
Tuhan. Rajawali (elang) berasal dari bahasa Ibrani nesher, merupakan burung yang sangat rakus yang merupakan symbol
dari negara-negara yang Allah perintahkan dan kirim untuk melakukan pekerjaan
yang merusak, menyapu bersih segala sesuatu yang busuk (Mat. 24:28; Yes. 46:11;
Yeh. 39:4; Ul. 28:49; dll).[9] Dalam paralelisme ini dapat dilihat
bahwa serangan ini merupakan suatu bentuk akibat dari apa yang dilakukan oleh
Israel. Serangan rajawali ini dapat digambarkan sebagai serangan yang cepat,
suatu serangan yang tidak terduga, dan memiliki keakuratan yang hampir tidak
mungkin meleset. Begitulah mungkin seekor rajawali (elang) dalam menangkap
buruannya. Serangan atas rumah Tuhan (al-bet)
dapat diartikan bahwa hal tersebut mewakili Israel sendiri sebagai kediaman
Allah. Musuh akan menyerang Israel seperti rajawali menyerang musuhnya, dan hal
tersebut tidak mungkin terelakkan. Kata-kata he shall come (NKJV) digunakan sebagai ucapan pembersihan. Nabi
Hosea melihat musuh-musuh datang dengan kecepatan yang begitu luar biasa
seperti rajawali. Rumah Allah yang biasa juga disebut Bait Suci, sebagai tempat
“yang dipilih Allah untuk membuat nama-Nya berdiam di sana.” Kemudian rajawali
itu datang untuk melawan Rumah Allah, yang semata-mata adalah Salmaneser, yang
kemudian meruntuhkan sepuluh suku utara. Dalam nubuatan ini juga Hosea tampak
bernubuat bagi kejatuhan selatan dimana Nebukadnezar yang menjadi elang dalam
nubuatannya.[10]
Hal
tersebut dikarenakan orang Israel telah melangkahi (aberu) perjanjian Tuhan, dan mendurhaka (pasya’au) terhadap pengajaran-Nya. עָבְר֣ו yang berbentuk perfek orang ketiga jamak memiliki
arti mereka (Israel) melewati teritori (pass
trough a territory)[11] dan
dapat juga diartikan passed over[12], dan
mendurhaka פָּשָֽׁעוּ berarti mereka telah memberontak/berdosa.[13] Tindakan ini mengingatkan saya pada apa yang terjadi
pada peristiwa kejatuhan manusia dalam dosa (Kejadian 3), bahwa dosa datang
dari ketidak taatan dan pemberontakan terhadap perintah Allah. Ketika Adam dan
Hawa memakan buah terlarang yang tidak seharusnya boleh mereka makan. Dalam
arti kata lain mereka telah melewati koridor dan teritori mereka sebagai
mahluk ciptaan yang melawan kehendak pencipta-Nya.
Tindakan pass trough a territory dari koridor Perjanjian Allah mengakibatkan
hukuman sebagai akibat dari dosa. Begitu juga tindakan memberontak (rebel) dari Israel merupakan suatu
tindakan yang parallel dengan melewati koridor. Lalu perjanjian Allah manakah
yang dilanggar oleh Israel? Bila dilihat dalam teks Ibraninya, maka perjanjian
Allah menggunakan kata בְרִיתִ֔י
yang berarti perjanjian-Ku, sedangkan hukum menggunakan
kata תּוֹרָה (singular noun) namun pada teks ini
digunakan kata תּוֹרָתִ֖י yang berarti perjanjian-Ku. Perjanjian
(berit- covenant) berarti sebuah
konstitusi Allah yang diberikan kepada Israel dengan janji-janji berdasarkan
ketaatan dan hukum bagi ketidaktaatan (Ul. 9:9,11, 15, dst) yang juga sangat
erat kaitannya dengan Hukum Allah yakni תּוֹרָה yang berarti
ketetapan-Nya seperti yang diberikan-Nya kepada Musa di Sinai (Kel. 20) dan
peneguhan kembali dalam Ulangan. Keterkaitan tora dengan kata kerja hora
yang berarti memimpin, mengajar, mendidik[14]
mengindikasikan bahwa Taurat tidak hanya berbicara tentang Hukum semata yang mati,
tetapi Taurat harus dijadikan pengajaran hidup dan landasan bagi orang Israel
(Ul. 28:58, 61; 29: 29; dst). Dalam hal ini Hosea memandang bahwa pada ayat
pertama ini, ia menubuatkan dalam syairnya tentang sebuah hukuman dari Allah
terhadap Israel karena melanggar perjanjian-Nya dan Hukum-Nya.
2 Kepada-Ku
mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!"
2 Israel will
cry to Me,`My God, we know You!'
2 לִ֖י
יִזְעָ֑קוּ אֱלֹהַ֥י יְֽדַעֲנ֖וּךָ יִשְׂרָאֵֽל׃
Translitrasi: li
yiz’aqu ‘elohe yeda’anukhayisra’el.
Tafsiran:
Sebagai
kelanjutan dari ayat sebelumnya dan seperti penerangan sebelumnya bahwa wajar
tidak digunakan penggunaan waw
consecutive pada syair-syair Ibrani. Dijelaskan bahwa Israel berseru-seru
kepada Tuhan bahwa mereka mengenal-Nya. Penggunaan kata יִזְעָ֑קוּ yang mengandung sifat imperfek[15]
yakni sesuatu yang akan terjadi menyatakan ketegasan Yahweh akan
penghukuman-Nya kepada orang Israel sekalipun mereka mencoba berbalik
kepada-Nya.
Dalam
hal ini saya cukup terbantu dengan penafsiran dari BIS, yang sbb “Sekalipun mereka menyebut Aku
Allah mereka, dan berkata bahwa mereka adalah umat-Ku yang mengenal Aku”. Dalam
penerjemahan BIS ini saya dapat lebih jelas melihat bahwa ini merupakan suatu
keadaan dimana Israel menyesal, namun hukuman harus tetap dijalankan (ay. 3).
3 Israel telah
menolak yang baik biarlah musuh mengejar dia!
3 Israel has
rejected the good; The enemy will pursue him.
3 זָנַ֥ח יִשְׂרָאֵ֖ל ט֑וֹב אוֹיֵ֖ב יִרְדְּֽפוֹ׃
Translitrasi: zanakh
yisra’el tov ‘oyev yirdefo.
Tafsiran:
Sebabnya
adalah Israel telah menolak yang baik dari Allah. Kata זָנַ֥ח yang berarti to
reject mengandung bentuk perfek orang ketiga tunggal[16] yang
artinya Israel telah menolak. Artinya mungkin saja tindakan ini sudah selesai
dilakukan[17]
dan Israel sungguh-sungguh akan bertobat. Tetapi penghukuman sebagai bentuk
imperfek tetap harus dijalankan oleh Allah. Mengapa Allah tidak langsung
mengampuni ketika Israel berseru dan bertobat kepada-Nya (bdg. Ay. 5)? Dalam
kontek Kitab yang sama (11:9), Allah menjanjikan suatu pemulihan setelah
melakukan penghukuman. Sangat mungin dipikirkan bahwa hal penghukuman ini
memang harus terjadi sehingga dinubuatkan oleh Hosea bahwa musuh harus (bukan
akan) mengejar Israel.[18]
Dikatakan
Israel menolak yang baik (tov) dari
Allah. Dalam pengertian dari bahasa Ibrani ט֑וֹב, kata baik ini bahkan sesuatu yang baik ini lebih
kuat ditekankan yang terdapat pada kata-kata seperti good, joyous, pleasing, desirable, lovely.[19] Lalu apa yang Israel tolak sebagai yang
baik itu? Tentu saja segala ketetapan dan peraturan-Nya. Artinya ketika manusia
sebenarnya jauh dari perjanjian dan hukum Allah yang baik itu, maka
sesungguhnya Allah tidak menikmati keadaan tersebut.
Paragraf 2: Ayat 4-6
Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku;
mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku.
Dari emas dan peraknya mereka
membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri,
sehingga mereka dilenyapkan.
Aku menolak anak lembumu, hai
Samaria;
murka-Ku menyala terhadap mereka!
Sampai berapa lama tidak dapat disucikan,
orang-orang Israel itu? Itu
dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah!
Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu Samaria itu!
4 Mereka telah
mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi
dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala
bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.
4 "They
set up kings, but not by Me; They made princes, but I did not acknowledge them.
From their silver and gold They made idols for themselves-- That they might be
cut off.
4 הֵ֤ם הִמְלִיכוּ֙ וְלֹ֣א מִמֶּ֔נִּי הֵשִׂ֖ירוּ וְלֹ֣א יָדָ֑עְתִּי כַּסְפָּ֣ם
וּזְהָבָ֗ם עָשׂ֤וּ לָהֶם֙ עֲצַבִּ֔ים לְמַ֖עַן יִכָּרֵֽת׃
Translitrasi: hem
himlikhu welo’ mimmenni hesiru welo’ yada’eti baspam uzehavam ‘asu laem
‘atsabim lema’an yibaret.
Tafsiran:
Maka
pada ayat 4-6 dijelaskan bahwa tindakan-tindakan Israel yang mencelakakan diri
mereka sendiri. Mereka berbuat menyimpang dan jauh dari ketetapan Allahnya.
Disebutkan
bahwa Israel memilih raja atas mereka tanpa persetujuan Allah, atau mengangkat
pemuka tanpa setahu Allah. Suatu bentuk parallel
sinonim tentang tindakan mereka menentang dan melawan Allah.[20]
Peristiwa tentang menentang
Allah dengan mengangkat raja atas Israel tanpa persetujuan dan pengetahuan
Allah mengingatkan saya pada apa yang terjadi dalam peristiwa Saul, dimana
ketika itu Israel menghendaki seorang raja untuk menggantikan Samuel, saya
melihat bahwa Saul menjadi raja berdasarkan undian (1 Sam. 10), dan penunjukkan
Allah secara langsung seperti kepada Daud ataupun Salomo yang diurapi oleh nabi
yang diutus Allah. Pada waktu itu orang Israel berasumsi bahwa Allah tidak
berdaya untuk menolong mereka sebab Samuel telah semakin tua dan anak-anaknya
rusak secara moral sehingga tidak ada penerus yang dianggap sebanding dengannya
(1 Sam. 8:1-3). Mereka menentang Allah dan mereka ingin seperti bangsa-bangsa
lain yang memiliki seorang raja (1 Sam. 8:5, 20). Maka setelah itu Allah
“dengan terpaksa”[21]
memberikan Saul sebagai raja atas Israel. Namun benarkan ia adalah
sungguh-sungguh raja yang dipilih Allah? Mengingat bahwa janji Allah bahwa
seorang raja harus dari keturunan Yehuda, maka tidak salah apabila sesungguhnya
pengangkatan Saul sebagai raja ini dianggap sebagai sebuah respon Allah atas
ketidak taatan dengan memberikan seorang raja yang bukan menjadi pilihan-Nya.
Maka sesungguhnya di sini saya melihat bahwa Israel telah berontak terhadap
Allah dan memilih pemimpin atas keinginan mereka sendiri. Mereka telah lupa
bahwa sekali pun Allah telah menjanjikan seorang raja (Ul. 17:14-20), Allah
sendirilah yang memerintah Israel untuk selama-lamanya (Kel. 15:18).
Begitu juga dalam hal ini,
mengangkat raja dan pemuka harus dengan persetujuan dan seijin Allah (2 Sam.
5:12; 1 Raj. 3:7; 10:9; dsb). Maka tindakan melangkahi Allah tanpa meminta
petunjuk-Nya merupakan suatu pelanggaran terhadap Hukum-Nya dan perjanjian-Nya
(Hos. 8:1).
Lebih
lanjut dikatakan bahwa bangsa Israel membuat bagi mereka berhala-berhala dari
emas dan perak di mana kembali ditegaskan bahwa ini merupakan pelanggaran
terhadap hukum-Nya (Hukum Taurat 1 & 2)[22].
Tentu saja pelanggaran ini adalah kekejian yang sangat besar bagi Allah. Mereka
tidak mengandalkan Allah mereka lagi dan melupakan Allah sebagai penolong
mereka (\Hos. 2:4-7, 12; 5:3-4). Hal ini merupakan sebab dari apa yang kemudian
akan dijatuhkan Allah yakni hukuman kepada mereka.
5 Aku
menolak anak lembumu, hai Samaria; murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai
berapa lama tidak dapat disucikan,
5 Your calf is
rejected, O Samaria! My anger is aroused against them-- How long until they
attain to innocence?
5 זָנַח֙ עֶגְלֵ֣ךְ שֹֽׁמְר֔וֹן חָרָ֥ה אַפִּ֖י בָּ֑ם עַד־מָתַ֕י לֹ֥א יוּכְל֖וּ
נִקָּיֹֽן׃
Translitrasi: zanakh
‘eglekh simron khara ‘api bam ‘ad-mata lo’ yukhlu niqqayow.
Tafsiran:
Kata זָנַח֙ yang mengandung arti
menolak memiliki bentuk perfect.[23]
Sebagai kegiatan yang sudah dilakukan dimasa lalu dan sudah selesai saat itu
juga menyatakan bahwa Allah tidak pernah sekalipun menerima adanya ilah lain
selain diri-Nya sendiri. Tindakan Samaria yang menentang Allah itu merupakan
penyebab dari tindakan Allah yang kemudian akan mendatangkan murka-Nya atas
mereka.
חָרָ֥ה אַפִּ֖י (khara appi) memiliki bentuk qal stem orang ketiga singular, dan diartikan
sebagai murka Allah dimana Allah dibakar dalam kehangatan kemarahan-Nya.[24]
Murka merupakan sikap konfrontasi Allah terhadap dosa, sebab ia memiliki natur
kudus dan benar. Murka lebih merupakan kualitas pribadi, yang tanpa itu Allah
tidak lagi sepenuhnya adil dan kasih-Nya merosot menjadi melulu perasaan halus.
Tapi meskipun murka Allah sama seperti kasih-Nya harus digambarkan dengan
bahasa manusia, murka-Nya tidak sewenang-wenang, tidak tiba-tiba atau sembarang
waktu, seperti biasanya murka manusia. Murka Allah adalah permanen dan merupakan
suatu unsur dalam hakikat-Nya juga dalam kasih-Nya.[25]
Sampai berapa lama pun tidak
dapat disucikan (LAI) agaknya merupakan sebuah penerjemahan yang cukup keliru
dibandingkan dengan tejemahan lain pada KJV, atau NIV. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa teks lebih mengatakan kepada sampai berapa lama mereka dapat
menjadi tidak bersalah (how long until they attain to innocence). Maka kata יוּכְל֖וּ ini
berarti mengalahkan, mampu menjadi tidak bersalah, sebab perbuatan yang
dilakukan mereka ini sungguh keji. Artinya Allah akan mengampuni tindakan
mereka namun hal itu harus dibarengi dengan pertobatan Israel terlebih dahulu.
6 orang-orang
Israel itu? Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan menjadi
serpih anak lembu Samaria itu!
6 For from
Israel is even this: A workman made it, and it is not God; But
the calf of Samaria shall be broken to pieces.
6 כִּ֤י מִיִּשְׂרָאֵל֙
וְה֔וּא חָרָ֣שׁ עָשָׂ֔הוּ וְלֹ֥א אֱלֹהִ֖ים ה֑וּא כִּֽי־שְׁבָבִ֣ים יִֽהְיֶ֔ה
עֵ֖גֶל שֹׁמְרֽוֹן׃
Translitrasi: ki
miyyisra’el wehu’ kharasy ‘asahu welo’ ‘elohim hu’ ki-syevavim yihye ‘egel
somron.
Tafsiran:
Berhala
Samaria itu bukanlah Allah sebab dibuat oleh tangan tukang (workman made)[26]
dimana manusia sendiri diciptakan oleh Allah. Tindakan manusia dalam hal ini
Israel dalam menciptakan suatu yang kelihatan untuk disembah memang banyak
dipengaruhi oleh bangsa-bangsa lain di sekitarnya, dan hal itu sudah dilakukan
sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Memang suatu hal yang dirasa cukup wajar
apabila mereka menginginkan sesuatu yang kelihatan seperti halnya bangsa-bangsa
lain. Namun apakah penyertaan-Nya di padang gurun belum cukup untuk menyatakan
teofani-Nya? Teofani yang diwujudkan dalam tiang awan dan tiap api yang
menuntun mereka dalam perjalanan, Tabut Perjanjian, dan penyataan-penyataan
dalam sarana lainnya seharusnya sudah cukup untuk membuktikan bahwa Ia tidak
menyetujui penyembahan kepada berhala, sekalipun dalam hal tersebut mereka
membuat patung untuk menggambarkan Allah Israel.
Pengunaan
kata חָרָ֣שׁ
dalam hal ini menyatakan apa yang ada pada ayat sebelumnya yakni עֶגְלֵ֣ךְ
yang memiliki arti lembumu (your calf)[27], dan
dapat diartikan sebagai berhala itu sendiri dan bukan korban persembahan kepada
Allah. Berhala juga menuntun mereka pada perbuatan dosa yang rusak dan amoral.
Kerusakan dalam hal rohani secara otomatis mempengaruhi keadaan jasmani juga
sehingga tindakan Israel sangat jauh dari natur mereka sebagai umat Allah Yang
Maha Kudus dan dituntut untuk kudus itu.
Paragraf 3: Ayat 7-10
Sebab mereka menabur angin,
maka mereka
akan menuai puting beliung;
gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka;
tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung;
dan jika memberi hasil, maka orang-orang lain menelannya.
Israel sudah ditelan;
sekarang
mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai orang.
Sebab mereka telah pergi ke Asyur, bagaikan keledai hutan yang memencilkan
diri;
Efraim telah membagi-bagi hadiah cinta.
Sekalipun mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa,
sekarang ini
Aku akan mengumpulkan mereka, dan sebentar lagi
mereka akan berhenti mengurapi raja dan para pemuka.
7 Sebab mereka
menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung; gandum yang belum
menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung;
dan jika memberi hasil, maka orang-orang lain menelannya.
7 "They
sow the wind, And reap the whirlwind. The stalk has no bud; It shall never
produce meal. If it should produce, Aliens would swallow it up.
7 כִּ֛י ר֥וּחַ יִזְרָ֖עוּ וְסוּפָ֣תָה יִקְצֹ֑רוּ קָמָ֣ה אֵֽין־ל֗וֹ צֶ֚מַח
בְּלִ֣י יַֽעֲשֶׂה־קֶּ֔מַח אוּלַ֣י יַֽעֲשֶׂ֔ה זָרִ֖ים יִבְלָעֻֽהוּ׃
Translitrasi: ki
ruakh yizra’u wesufata yiqtsoru qama ‘en-lo tsemakh beli ya’ase-qemakh ‘ula
ya’ase zarim yivla’uhu.
Tafsiran:
Sebagai
unit baru pada paragraph 3, ayat 7-10 merupakan berita yang sama tentang
hukuman sebagai akibat dari perbuatan Israel.
Mereka
menabur angin dan akan menuai puting beliung. Artinya di sini adalah suatu
paralelisme sintesis[28] tentang
sebab akibat. Perbuatan mereka akan dibalas oleh Allah. Dalam hal ini ר֥וּחַ yang berarti angin[29], dan
וְסוּפָ֣תָה sebagai angin keras atau badai
(storm) yang mengakibatkan tindakan destruktif[30]
menandakan bahwa dosa penyembahan berhala ini sangat menghancurkan meskipun
sedikit saja. Angin yang digambarkan tidak seberapa besar menjadi begitu luar
biasa dampaknya, seperti penyembahan berhala yang membawa dampak sangat
mematikan bagi orang Israel. Hal ini menegaskan bahwa Allah sangat membenci dan
menolak penyembahan selain diri-Nya.
Bahkan
dikatakan bahwa Tuhan mengutuk tanah untuk tidak menyediakan berkat kepada
mereka, hal ini merupakan konsekuensi dari tidak melakukan dengan setia
perintah dan ketetapan-Nya (Ul. 28:15-46). Hal ini mengingatkan saya pada
peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa, bahwa bukan hanya manusia dan ular saja yang
dikutuk ketika manusia jatuh ke dalam dosa, tetapi seluruh ciptaan merasakan
dampak akibatnya.[31]
Tetapi rupanya
hal ini tidaklah dipandang sedemikian. Meskipun tanah di Israel tidak dikutuk
(sekalipun mereka berdosa), tetapi rupanya bahwa hasil tanah yang telah mereka
kerjakan akan dihabisi oleh bangsa lain yang dikirim Allah seperti rajawali itu
(Hos. 8:1). Mereka tidak akan menikmati hasil jerih lelah mereka sebab tentulah
pada peristiwa itu Asyur menghancurkan mereka habis-habisan dan mereka menjadi
kembali ke Mesir yakni diperbudak (Hos. 8:13).
8 Israel sudah
ditelan; sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang
tidak disukai orang.
8 Israel is
swallowed up; Now they are among the Gentiles Like a vessel in which is no
pleasure.
8 נִבְלַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל עַתָּה֙ הָי֣וּ בַגּוֹיִ֔ם כִּכְלִ֖י אֵֽין־חֵ֥פֶץ
בּֽוֹ׃
Translitrasi: nivla’
yisra’el ‘atta hayu vaggoyim kikhli ‘en-khefets bo.
Tafsiran:
Ayat ini
kembali merupakan sebuah akibat dari kejahatan yang dilakukan oleh Israel.
Israel sudah ditelan oleh musuhnya yang digambarkan dengan menggunakan kata נִבְלַ֖ע dengan
bentuk kata kerja nifal perfek orang ketiga.[32]
Dalam pengertian itu mungkin saja Israel belum mengalami kesulitan atau bahkan
mereka masih makmur saat itu, sebab pada masa Yerobeam II, Israel begitu digdaya
terhadap bangsa-bangsa sekitarnya. Tetapi perlu diingat bahwa pesan ini
bersifat nubuat dan Allah sendiri yang mengatakan bahwa sekali pun hal tersebut
belum terjadi tetapi sesungguhnya hal itu pasti digenapi.[33]
Kemudian
Allah mengatakan bahwa Israel seperti periuk yang tidak disukai di antara
bangsa-bangsa. Dalam Hosea 7:11, dikatakan bahwa Israel pergi kepada Mesir dan
kepada Asyur serta melupakan Tuhan dalam perencanaan mereka. Mereka menganggap
keberpihakan mereka pada salah satunya akan membawa keuntungan. Dalam hal ini saya
menganggap bahwa mungkin saja Israel dipandang sebagai suatu wilayah yang
strategis dan menguntungkan bagi bangsa-bangsa lain. Tetapi ketika mereka
mengandalkan bangsa lain dan tidak mengandalkan Tuhan, maka Tuhan akan membuat
mereka tidak berharga dan tidak dipandang oleh bangsa lain, serta
menghancurkannya sehingga orang-orang Israel akan tidak disukai oleh orang.
Mereka sama sekali tidak berharga lagi. Dalam komentarnya, Gill mengungkapkan
bahwa periuk-periuk yang digunakan oleh Israel untuk melakukan penyembahan
berhala, yang tidak menghormati Allah melalui tindakan tersebut cepat atau
lambat akan membawa kepada kehinaan atas diri mereka sendiri.[34]
9 Sebab
mereka telah pergi ke Asyur, bagaikan keledai hutan yang memencilkan diri;
Efraim telah membagi-bagi hadiah cinta.
9 For they have
gone up to Assyria, Like a wild donkey alone by itself; Ephraim has
hired lovers.
9 כִּֽי־הֵ֙מָּה֙ עָל֣וּ אַשּׁ֔וּר פֶּ֖רֶא בּוֹדֵ֣ד ל֑וֹ אֶפְרַ֖יִם הִתְנ֥וּ
אֲהָבִֽים׃
Translitrasi: ki-hemma
‘alu ‘asysyur pere’ boded lo ‘efrayim hitnu ‘ahavim.
Tafsiran:
Ada
suatu bentuk parallel dengan ayat 7 yakni penggunaan kata כִּֽי (sebab)
sebagai suatu alasan penghukuman Allah atas mereka. Kata penghubung כִּֽי (ki) mengandung beberapa ciri yakni:[35] 1) Partikel
demonstrative yang ditandai dengan penggunaan kata yes dan indeed yang dalam
bahasa Indonesia dapat diartikan berturut-turut, ya dan sungguh-sungguh; 2)
Menjelaskan konklusi setelah adanya penjelasan tentang sebuah kondisi penyebab;
3) kata ki setelah sebuah penyebab
negative: a) daripada, dan b) pernyataan yang berlawanan (contradicting reply); 4) tetapi, kecuali. כִּֽי juga memiliki beberapa fungsi untuk menyatakan
penyebab baik sebelum maupun setelah pesan akibat[36] yang
dalam konteks Hosea ini menyatakan akibat yang didatangkan yakni sebuah
penghukuman karena adanya penyebab seperti yang disampaikan oleh nabi Hosea.
Dikatakan bahwa Israel telah
pergi kepada Asyur dan tidak mencari Allahnya. Mereka berpikir dapat mencari
perlindungan pada Asyur, padahal Asyur sendirilah yang di kemudian hari akan menghancurkan
Israel dan Samaria, karena kedegilan hatinya yang mengandalkan juga Mesir
sebagai musuh dari Asyur. Kehancuran mereka adalah dosa karena banyak hal dan
salah satunya adalah tidak mengandalkan Tuhan dan lupa akan perjanjian-Nya yang
akan memelihara mereka apabila mereka setia.
Israel akan seperti seekor
keledai liar yang sendirian. Seperti seorang buta dan bodoh (keledai) yang
tidak memiliki tongkat (sendirian). Artinya tidak aka nada yang menuntun mereka
dan mereka akan segera menuju kebinasaan apabila tidak ada yang menuntunnya.
Selain itu Hosea juga mengibaratkan umat tersebut dengan beberapa sebutan:
merpati tolol yang mencari pertolongan di tempat yang justru membahayakannya
(7:11);lembu yang menjadi degil (10:11; 4:16); roti bundar yang tidak dibalik
dan menjadi hangus (7:8); akar kering yang tidak berbuah (9:16).[37]
Efraim
telah membagi-bagikan cinta. Di sini ada dua hal yang menarik untuk dibahas,
pertama apakah Efraim itu mewakili Israel sendiri, dan kedua perihal
membagi-bagikan cinta (hired). Efraim sebagai salah satu suku yang diberikan
bagian dalam tanah perjanjian sepertinya tidak dapat dikatakan bahwa ia
mewakili keseluruhan dari Israel. Sehingga apakah hanya Efraim saja yang
membagi-bagikan cinta? Dapat saya katakan di sini tidak! Karena melihat gaya
penulisan dari Hosea, dapat diambil sebuah kesimpulan dari ayat-ayat berikut:
Hosea 5:3, 5, 9; 6:10; 7:1; 10:6; 11:8, 12; 13:1; bahwa ia memandang Efraim dan
Israel sebagai sesuatu yang sejajar. Perihal membagi-bagikan cinta, kata dalam bahasa
Ibraninya adalah הִתְנ֥וּ dengan bentuk hifil perfek yang
berarti telah menyewakan. Dalam hal ini saya melihat bahwa Israel telah menyewakan
cintanya kepada bangsa lain, artinya mungkin cinta ini merupakan perlambangan
dari suatu bentuk kepercayaan, sehingga Israel dikatakan menyewakan
kepercayaannya kepada bangsa lain yang juga dapat diartikan sebagai perzinahan
rohani. Dan dari menyewakan cinta ini mereka juga memperoleh upah dari tindakan
prositusi ini.[38]
Kata sewa berarti tidak permanen dan dapat berpindah-pindah kepada pihak
lainnya sehingga ini menggambarkan Israel sebagai merpati tolol yang tidak
setia terhadap Allah (7:11).
Dalam
hal ini komentar Barnes cukup baik dalam menolong dalam penafsiran pada ayat
ini:[39]
Ephraim hath hired lovers or
loves - The plural, in itself, shows that they were sinful loves, since God
had said, “a man shall cleave unto his wife and they twain shall be one flesh.”
These sinful “loves” or “lovers” she was not tempted by, but she herself
invited them (see Eze_16:33-34). It is a special and unwonted sin, when
woman, forsaking the modesty which God gives her as a defense, becomes the
temptress. “Like such a bad woman, luring others to love her, they, forsaking
God, to whom, as by covenant of marriage, they ought to have cleaved, and on
Him alone to have depended, sought to make friends of the Assyrian, to help
them in their rebellions against Him, and so put themselves to that charge (as sinners
usually do) in the service of sin, which in God’s service they need not to have
been at.”
Bentuk jamak dari Efraim menyewakan cinta-cintanya artinya
cinta itu dalam pengertian perzinahan, dimana Allah juga berkata bahwa seorang
akan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging. Dosa perzinahan ini dilakukan
oleh Efraim bukan karena mereka digoda, tetapi karena dia menawarkan dirinya. Pertemanan
mereka dengan Asyur dan ketergantungan Israel Utara kepada mereka berarti pemberontakan dalam perzinahan rohani.
10 Sekalipun
mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, sekarang ini Aku akan
mengumpulkan mereka, dan sebentar lagi mereka akan berhenti mengurapi raja dan
para pemuka.
10 Yes, though
they have hired among the nations, Now I will gather them; And they shall
sorrow a little, Because of the burden of the king of princes.
10 גַּ֛ם כִּֽי־יִתְנ֥וּ בַגּוֹיִ֖ם עַתָּ֣ה אֲקַבְּצֵ֑ם וַיָּחֵ֣לּוּ מְּעָ֔ט
מִמַּשָּׂ֖א מֶ֥לֶךְ שָׂרִֽים׃
Translitrasi: gam
ki-yitnu vaggoyim ‘atta ‘aqavvtsem wayyokhellu me’ot mimmassa’ melekh sarim.
Tafsiran:
Dikatakan
bahwa sekalipun mereka bekerja sama dengan menaruh kepercayaan kepada
bangsa-bangsa lain dan bukan Allahnya, tetapi Allah akan mengumpulkan (tanpa
kepercayaan dari bangsa-bangsa lain sehingga menjadi keledai liar yang hanya
seorang diri) mereka dan berhenti mengurapi raja dan pemuka. Berhenti mengurapi
raja berasal dari bahasa Ibrani וַיָּחֵ֣לּוּ yang lebih
tepat diartikan sebagai mereka akan mencemarkan. Dalam terjemahan LAI sesungguhnya
kurang tepat sebab sekalipun diterjemahkan berhenti mengurapi raja, terjemahan
LAI yang begitu terpengaruh dari teks berbahasa Inggris NIV pun sebenarnya
tidak berbicara demikian. Bahwa Israel akan menderita karena ada sesuatu yang
dibebankan oleh raja.[40]
Namun dalam hal ini tidak sepenuhnya salah sebab adanya sesuatu yang dibebankan
oleh raja baru berarti Israel sudah tidak lagi memiliki raja, dan hal ini
sangat mungkin berkaitan dengan pembuangan.
Lalu apa
yang menjadi makna dari berhenti mengurapi raja dan pemuka? Berhentinya
pengurapan raja dan pemuka dapat dikatakan berakhirnya suatu kerajaan.
Berdasarkan hampir seluruh cerita dalam kerajaan-kerajaan Israel dan Yehuda
adalah cerita tentang kegagalan memelihara perjanjian Allah. Seluruh kerajaan
utara dikatakan bahwa mereka melakukan kejahatan di mata Tuhan karena mereka
terus menerus meyembah kepada berhala di Bethel dan Dan yang telah dimulai oleh
Israel Utara sejak raja pertamanya.[41]
Entah apa yang dimaksud
pastinya berhenti mengurapi raja, karena sebelum ini Israel telah memilih raja
sesuai keinginan mereka sendiri dan tanpa persetujuan Allah. Tapi yang pasti
ketika Allah sudah tidak memilih lagi raja bagi Israel, secara otomatis Allah
telah acuh terhadap mereka dan tidak perduli akan apa yang terjadi meskipun
kemudian ada janji tentang berkat yang dimana hal ini dapat dipandang sebagai
sesuatu yang sama sekali berbeda dan tidak ada sankut pautnya antara berkat
yang kemudian dengan berhentinya pengurapan raja.
Paragraph 4: Ayat 11-14
Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah;
mezbah-mezbah itu menjadikan
mereka berdosa.
Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku,
itu akan dianggap mereka
sebagai sesuatu yang asing.
Mereka mencintai korban
sembelihan;
mereka mempersembahkan daging dan memakannya;
tetapi TUHAN tidak berkenan kepada mereka.
Sekarang Ia akan mengingat
kesalahan mereka
dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!
Israel telah melupakan Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana;
Yehuda telah memperbanyak kota-kota yang berkubu;
tetapi Aku
akan melepas api ke dalam kota-kota mereka,
sehingga puri mereka dimakan habis.
11
Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka
berdosa.
11 "Because
Ephraim has made many altars for sin, They have become for him altars for
sinning.
11 כִּֽי־הִרְבָּ֥ה אֶפְרַ֛יִם מִזְבְּחֹ֖ת לַחֲטֹ֑א הָיוּ־ל֥וֹ מִזְבְּח֖וֹת
לַחֲטֹֽא׃
Translitrasi: ki-hirba
‘efrayim mizbekhot lakhat’o hayu-lo mizbekhot lakhat’o.
Tafsiran:
Kembali
pada paragraph terakhir pada pasal ini, Hosea menegaskan tentan keberdosaan
Israel terhadap Allah. Paralelisme tentang sebab akibat kembali mencuat dalam
ayat-ayat ini. Hal itu ditandai dengan adanya penggunaan kembali kata כִּֽי.
Pada
ayat ini kata pertama menggunakan kata ki
sebagai penyebab dari hukuman yang akan diberikan.[42]
Yakni Efraim (Israel) telah memperbanyak mezbah-mezbah yang menjadikan mereka
berdosa. Jangankan banyak mezbah bagi ilah lain, bahkan satu saja sudah
merupakan kekejian bagi Tuhan. Ini adalah mezbah-mezbah palsu. Mezbah-mezbah
yang tidak sah digunakan baik di Israel maupun Yudea, seperti diperlihatkan
oleh kutukan para nabi (Am. 3:14; Hos. 8:11) dan dosa-dosa Yerobeam dalam 1
Raj. 12:28-33.[43]
Mezbah palsu sebagai bentuk penyembahan mereka terhadap ilah lain inilah yang
menjadi dosa akan pelanggaran ketetapan Allah dan perjanjian-Nya. Maka dosa ini
akan membawa kutuk yang membinasakan mereka.
12
Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka
sebagai sesuatu yang asing.
12 I have
written for him the great things of My law, But they were considered a
strange thing.
) 12אֶכְתּוֹב־](אֶ֙כְתָּב־[ל֔וֹ )רִבּוֹ] (רֻבֵּ֖י[ תּֽוֹרָתִ֑י כְּמוֹ־זָ֖ר
נֶחְשָֽׁבוּ׃
Translitrasi: (‘ekhetov-)
[‘ekhetov-] lo (ribo) [rube] torati kemo-zor nekhesyavu.
Tafsiran:
Dosa
mereka tidak bisa dibiarkan. Allah telah menulis tugas dan tanggung jawab
mereka daam 10 dasa tita dengan tangan-Nya sendiri. Ia telah mengajarkannya
berkali-kali juga dalam bentuk moral yang baik.[44]
Penggunaan
kata אֶכְתּוֹב
yang diartikan secara harafiah yakni akan menuliskan, memiliki
bentuk imperfek.[45]
Melihat beberapa perbandingan dalam bahasa Inggris seperti NIV, KJV, dan NKJV
yang menggunakan bentuk past tense juga perfect tense sebagai kegiatan yang
sudah lampau membuat tampaknya kegiatan menuliskan ini tidak dapat
diterjemahkan secara harafiah dan saya cenderung untuk untuk lebih mengarah
kepada terjemahan-terjemahan Inggirs, dan pertimbangan ini dirasa lebih benar
apabila suatu bentuk imperfek dalam nubuatan dapat berarti sesuatu yang sudah
terjadi.[46]
Kemudian teks ini dilanjutkan
bahwa meskipun Allah telah menuliskan pengajaran-Nya tetap saja bangsa itu
memandang perintah Allah sebagai yang aneh. Kata “sesuatu yang aneh” ini
berasal dari bahasa Ibrani כְּמוֹ־זָ֖ר yang diartikan sebagai sebuah kata
sifat yang berarti completely different,
foreign yang artinya sama sekali baru
bagi mereka.[47]
Dalam pengertian ini mereka sungguh-sungguh menjauh dan tidak taat bahkan
Israel tidak tahu kehendak Allah karena kedegilan hatinya yang tidak
mengandalkan Tuhan dan telah berzinah secara rohani.
13 Mereka
mencintai korban sembelihan; mereka mempersembahkan daging dan memakannya;
tetapi TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan
mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!
13 For the
sacrifices of My offerings they sacrifice flesh and eat it, But the LORD
does not accept them. Now He will remember their iniquity and punish their
sins. They shall return to Egypt.
13 זִבְחֵ֣י הַבְהָבַ֗י יִזְבְּח֤וּ בָשָׂר֙ וַיֹּאכֵ֔לוּ יְהוָ֖ה לֹ֣א רָצָ֑ם
עַתָּ֞ה יִזְכֹּ֤ר עֲוֹנָם֙ וְיִפְקֹ֣ד חַטֹּאותָ֔ם הֵ֖מָּה מִצְרַ֥יִם
יָשֽׁוּבוּ׃
Translitrasi: zivkhe
havhova yizbekhu basar wayy’okhelu adonay lo’ rotsom ‘atta yizkor ‘aonam
weyifqod khatt’owtam hemma mitsrayim yasyuvu.
Tafsiran:
Pada
ayat ini nampak terjadi perubahan pelaku pembicara, yakni dari Tuhan kepada
Hosea, sebab nanti ada penggunaan kata orang ketiga sebagai subjek pembicara.
Sekalipun mereka
mempersembahkan korban persembahan, tetapi Allah tidak menerimanya. Sebab lebih
baik mendengar daripada memberikan korban sajian (1 Sam. 15:22). Mereka
menggandakan persembahan mereka, dan banyak asap naik dari altar mereka. Mereka mempersembahkan korban sebagai
persembahan kepada Allah, dan mereka merayakan upacara atas korban mereka.
Mereka ada dalam posisi mengembangkan yang hebat atas pengakuan mereka, dan bersemangat
dalam cara mereka ini. Mereka berharap bahwa aka nada penebusan besar-besaran,
dan berdasarkan upacara keagamaan mereka, mereka mencari alasan agar Allah
menerima persembahan mereka. Tetapi Allah tidak berkenan pada persembahan
mereka, sebab yang mereka persembahkan bukanlah persembahan rohani dengan hati
yang sungguh-sungguh percaya, tetapi hanya hal jasmaniah semata. Dalam konteks
yang sangat jauh, pesembahan ini hanya dapat diterima Allah melalui pengorbanan
Yesus Kristus (1 Pet. 2:5).[48]
Ungkapan kembali ke Mesir merupakan
sebuah peristiwa di mana Israel berada di sana sebagai budak sebagai orang yang
dijajah. Allah telah memerintahkan kepada mereka untuk tidak kembali lagi ke
Mesir (Ul. 17:16).[49] Tetapi
Allah memperlakukan mereka berdasarkan ketidak taatannya, dan Allah hendak
mengirim mereka kembali ke Mesir (penjajahan bangsa asing), meskipun Allah
berkata bahwa mereka tidak akan melihat penindasan lagi tetapi Mesir adalah
akibat (kutuk) apabila mereka melanggar perintah Allah.
Penggunaan
kata יִזְכֹּ֤ר yang memiliki arti akan mengingat,
berbentuk imperfek[50].
Artinya bisa berarti suatu pekerjaan yang belum selesai dilakukan dan akan
dilakukan[51]
sampai Ia sudah menggenapi firman-Nya. Sehingga bisa dikatakan bahwa Dia (Allah)
akan mengingat perbuatan yang telah dilakukan oleh Israel dan akan menghukumnya,
dengan hukuman yang pasti dan segera seperti serangan rajawali.[52]
14
Israel telah melupakan Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana; Yehuda
telah memperbanyak kota-kota yang berkubu; tetapi Aku akan melepas api ke dalam
kota-kota mereka, sehingga puri mereka dimakan habis.
14 "For
Israel has forgotten his Maker, And has built temples; Judah also has
multiplied fortified cities; But I will send fire upon his cities, And it shall
devour his palaces."
14 וַיִּשְׁכַּ֙ח יִשְׂרָאֵ֜ל אֶת־עֹשֵׂ֗הוּ וַיִּ֙בֶן֙ הֵֽיכָל֔וֹת וִֽיהוּדָ֕ה
הִרְבָּ֖ה עָרִ֣ים בְּצֻר֑וֹת וְשִׁלַּחְתִּי־אֵ֣שׁ בְּעָרָ֔יו וְאָכְלָ֖ה
אַרְמְנֹתֶֽיהָ׃ ס
Translitrasi: wayyisykakh
yisra’el ‘et-‘osehu wayyiven hekhalot wihuda hirba ‘arim betsurot
wesyillakhti-‘esy be’arayo we’akhela ‘armenoteyha.
Tafsiran:
Sebagai
penghubung antara ayat ini ada penggunaan waw
consecutive pada kata pertama yang juga berkaitan dengan perilaku dari
Israel yang telah melupakan Allah. Penggunaan kata וַיִּשְׁכַּ֙ח yang
berarti melupakan, memiliki bentuk imperfek. Sedangkan berdasarkan beberapa
terjemahan Inggris mengartikannya sebagai bentuk past dan perfect tense. Perlu
diperhatikan bahwa penggunaan kata kerja imperfect
untuk menyatakan sesuatu yang sudah selesai dikerjakan merupakan hal yang umum dipakai
dalam nubuat. Dalam pengertian di sini adalah Israel telah benar-benar melupakan
dan terus menerus melupakan Tuhan yang membuatnya. Yang berarti tindakan ini
akan membawa kepada sebuah kejatuhan kepada mereka. Meskipun pada peristiwa dimana
Hosea bernubuat ini baik Israel Utara maupun Selatan belum jatuh, tetapi apa
yang dinubuatkannya ini diyakini bahwa ada konsekuensi di balik tindakan ini.
Sangat
menarik ketika tiba-tiba Hosea memasukkan Yehuda di dalamnya. Sepertinya hal
ini mengindikasikan bahwa bukan saja Israel yang mengandalkan kekuatan sendiri
namun juga Yehuda.[53]
Mendirikan benteng-benteng tidaklah cukup untuk menghadapi musuh apabila memang
Tuhan lah yang menghukum mereka. Maka sepertinya nubuatan ini bukan hanya
ditujukan kepada Israel semata, tetapi juga agar didengar oleh Yehuda sebagai
suatu peringatan.[54]
Daftar pustaka:
1.
Baker, D. L., Pengantar Bahasa Ibrani. Jakarta: BPK,
2010.
2.
Sutanto, H., Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang: SAAT,
2011.
3.
Barth, C., Teologi
Perjanjian Lama 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
4.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid 1.
Jakarta: YKBK, 2011.
5.
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid 2.
Jakarta: YKBK, 2011.
6.
Software:
E-Sword.
7.
Software:
Bible Works 8.
8.
Software:
SABDA.
9.
Barnes
Commentary dalam E-Sword.
10. Clarke Commentary dalam E-Sword.
11. Matthew Henry Notes dalam BibleWorks 8.
12. Easton’s Revised Biblical Dictionary dalam SABDA.
13.
Evangelical
Dictionary of Biblical Theology. Michigan: Baker Books. 1996. Editor:
Walter A. Elwell.
[1]
Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan
Metode Penafsiran Alkitab (Malang: SAAT, 2011), 393.
[2]
J. G. Baldwin, “Hosea, Kitab” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
vol.1
penerjemah J. M. Pattiasina (Jakarta:
YKBK, 2011), 403.
[3]
Ibid, 402.
[4]
Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan
Metode Penafsiran Alkitab (Malang: SAAT, 2011), 380.
[5]
Dengan melihat pada WTM Morphology dalam
program BibleWorks 8 bahwa Hosea 8:1
bahwa perihal meniup sangkakala ini tidak mengandung sebuah makna imperative.
Namun tampaknya tidak dapat ditafsirkan seperti itu. Penjelasan lebih lanjut
akan dipaparkan di bawah.
[6]
“שֹׁפָ֔ר”, WTM Morphology, software BibleWorks 8. Dalam hal ini kata benda ini nampaknya sama saja
artinya dengan שֹׁפָ֔ר.
[7]
Lihat Matthew Henry Commentary,
tentang tafsiran/komentarnya terhadap “Hosea 8:1” dalam Software BibleWorks 8.
[9]
“Eagle”, Easton’s Revised Biblical
Dictionary, Software SABDA.
[10] Barnes Commentary terhadap “Hosea 1:8”,
dalam Software E-Sword.
[11] “עָבְר֣וּ“ WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[14]
F. C. Fensham, “Taurat” dalam Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini vol.2, penerjemah H. A. Opasunggu (Jakarta: YKBK, 2011), 454.
[15] “יִשְׂרָאֵ֖ל”
WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[16] “זָנַ֥ח” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[17]
D. L. Baker, Pengantar Bahasa Ibrani
(Jakarta: BPK, 2010), 78. Kata kerja perfek menyatakan suatu kegiatan yang
sudah selesai.
[18]
Dalam penggunaan orang ke-3 bersifat imperfek ini, dapat dikatakan bahwa
penggunaan yang seharusnya dipakai bukanlah “will” tetapi “shall”. Memang
berarti suatu tindakan yang akan terjadi, namun penggunaan kata “shall”
sepertinya dapat dipandang bahwa tindakan penghukuman Allah terhadap umat-Nya
melalui musuh mereka harus terjadi.
[19] “ט֑וֹב” WTM Morphology,
Software BibleWorks 8.
[20]
Saya memandang bahwa tindakan tanpa persetujuan dan tanpa sepengetahuan
merupakan parallel sinonim yang menyatakan tentang antithesis, dan ciri yang
kuat adalah penggunaan kata “tidak”.
[21]
Saya menggunakan kata “dengan terpaksa” dengan tidak mengandung maksud bahwa
Allah menyerah terhadap Israel, tetapi hal ini pun sudah ada di dalam
rencana-Nya.
[22]
Pelanggaran terhadap salah satu hukum dari Hukum Taurat, mengandung arti bahwa
seluruh Hukum Taurat telah dilanggar.
[25]
R. V. Tasker “murka” dalam Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini vol.2, penerjemah H. A. Opasunggu (Jakarta: YKBK, 2011), 100.
[26]
Dalam berbagai terjemahan bahasa Inggris seperti KJV, NKJV, RSV, NET dan
sedikit perbedaan pada NIV menyatakan bahwa hal tersebut diterjemahkan sebagai workman made. Dalam software Bible Works 8 dalam WTM Morphology, dengan pencarian kata חָרָ֣שׁ memiliki arti yang kurang lebih serupa yakni craftsman of any sort.
[27] “עֶגְלֵ֣ךְ“ WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[28]
Di dalam bukunya Hermeneutik (Malang:
SAAT, 2001),384, Hasan Sutanto menjelaskan bahwa paralelisme sintesis berfungsi
untuk menunjukkan kesejajaran ide antara baris pertama yang dikembangkan pada
baris kedua. Antara sebab dan akibat merupakan sebuah kesejajaran ide.
[31]
Dikatakan bahwa Adam akan bekerja dengan
susah payah di tanah yang sudah terkutuk untuk mendapatkan hasil bagi dirinya
dan mengupayakan tanah dengan susah payah. Hal ini juga sama dilakukan ketika
perjanjian diperbaharui dengan Israel, Allah menuntut mereka memiliki suatu kekudusan
sama seperti dengan yang dimiliki-Nya. Sebagai akibat pelanggaran dari
tuntutan-Nya, maka tanah pun dikutuk dan tidak menyediakan hasil bagi manusia,
dalam hal ini Israel.
[33]
Kadang-kadang bentuk perfek juga dipakai dalam nubuat tentang sesuatu yang
belum selesai namun dapat dianggap sempurna karena sudah tercantum dalam
rencana Allah, dan tidak mungkin tidak akan selesai. Lihat penjelasan lebih lanjut dalam D. L.
Baker, Pengantar Bahasa Ibrani (Jakarta:
BPK, 2010), 78.
[34] Gill
Commentary terhadap “Hosea 8:8”, dalam Software E-Sword.
[36]
Ibid
[37]
Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama
1 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), .
[39]
Barnes Commentary terhadap “Hosea
8:9”, dalam Software E-Sword.
[40]
BIS menerjemahkan penindasan oleh raja ini dilakukan oleh Asyur.
[41]
J. Robert Vannoy, “King, Kingship” dalam Evangelical
Dictionary of Biblical Theology, ed. Walter A. Elwell, (Michigan: Baker
Books. 1996), 450. Bahwa ketika Kerajaan Israel terpecah menjadi dua, dan
Israel Utara mengangkat Yerobeam I sebagai raja, sesungguhnya tidak ada lagi
raja yang “benar di hadapan Allah”. Hal ini tidak terlalu berbeda jauh dengan
Kerajaan Selatan, namun dalam hal ini tetap ada raja-raja yang benar di hadapan
Allah seperti Yosia, dan Hizkia yang datang kemudian setelah Nabi Hosea.
[43]
T. C. Mitchell, “mezbah” dalam Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini vol.2, penerjemah H. A. Opasunggu (Jakarta: YKBK, 2011), 81.
[44]
Barnes Commentary terhadap “Hosea
8:13” dalam Software BibleWorks 8
[46]
Dalam hal ini seringkali didapati dalam kitab para nabi yang berbentuk nubuat
bahwa imperfek diartikan perfek, dan berlaku sebaliknya jika diikuti imbuhan waw consecutive yang mengikuti kata
kerja sekalipun hal ini juga jarang ditemukan dalam kitab para nabi.
[48]
Matthew Henry Notes terhadap “Hosea
8:13-14” dalam Software Bible Works 8.
[49]
Dalam hal ini, berdasarkan konteks dekat dari Ulangan 17, sangat mungkin Mesir
(raja) diartikan sebagai sebuah penjajahan atau kerja paksa.
[50]
“יִזְכֹּ֤ר”, WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[51]
D. L. Baker menyebutkan dalam ulasannya bahwa kata kerja dengan bentuk imperfek
memiliki beberapa fungsi, yakni pekerjaan yang belum selesai, termasuk
pekerjaan yang hendak dilakukan, yang sedang dilakukan, dan juga yang
berulang-ulang dilakukan. Lih. Pengantar
Bahasa Ibrani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 103.
[52]
Lihat tafsiran saya dalam Hosea 8:1.
[53]
Mengingat bahwa ini adalah parallel sinonim.
[54]
Berdasrkan tafsiran saya pada ayat 1, Hosea mengumpamakan serangan rajawali
pada kerajaan Utara sebagai serbuan yang kemudian diketahui hal ini diwakili
Salmaneser (Asyur), dan yang kemudian akan menyerbu kerajaan Selatan yang
kemudian digenapi ketika serbuan ini dlakukan oleh Nebukadnezar (Babel).
No comments:
Post a Comment