Tuesday, October 7, 2014

Pandangan CJ terhadap Pemilukada Tidak Langsung

Politik merupakan sesuatu yang dinamis
kalau mau ditelisik secara adil, politik merupakan sesuatu yang netral. Bagi orang yang berpandangan bahwa politik adl sesuatu yg busuk, hal tsb tidak benar karena politik itu sendiri diciptakan untuk kebaikan sesama manusia. Perilaku para politikus lah yang menyebabkan politik dianggap busuk. Para pelaku politik aktif cenderung melakukan hal-hal yang mencari keuntungan sendiri, dan tidak heran politik dimana-mana bersifat transaksional dan oportunis.
Terlebih di Indonesia, dengan sistem demokrasi namun tak lebih dari bualan semata ketika Reformasi 98, sebagai wujud baru dari Orde Baru kembali pada tahun 2014 melalui sidang paripurna memutuskan bahwa pemilukada kembali kepada pemilihan tidak langsung yakni melalui DPRD. Hal ini tentu merupakan kemunduran demokrasi, yang sempat dipuji oleh pihak asing bahwa Indonesia telah mencapai titik demokrasi yang jauh lebih maju.
Sistem pemilihan kepala daerah melalui DPRD akan menimbulkan banyaknya transaksi-transaksi politik, dan calon gubernur mendatang tentu akan lebih mengambil hati DPRD dibandingkan mengambil hati rakyat. Koalisi Merah Putih (KMP) telah memainkan perpolitikan di Indonesia menjadi hancur lebur. Hak rakyat telah dirampas, dan tentu saja apa yang ditakutkan akan kembali terjadi yakni pemilihan presiden melalui MPR, sebab KMP tidak lagi mendapat tempat di hati rakyat. Dan ketakutan untuk mengembalikan sistem pilpres melalui parlemen sebagai sesuatu yang bukan lagi angan-angan mengingat Prabowo Subianto begitu bernafsu untuk mengejar kekuasan.
Belum lagi manuver Partai Demokrat oleh SBY yang menurut saya, paling hanya akal-akalannya saja untuk menarik simpati masyarakat. Perpu yang dikeluarkna seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dia pro-rakyat, tapi ya menurut saya ini adalah drama yang sedang dia mainkan. semoga saja analisa saya ini salah, karena saya tetap berharap pemilukada dilakukan secara demokratis dan langsung.
Jadi pandai lah menilai mana yang benar, mana yang salah. Saya tidak mendewakan Jokowi, namun saya tidak menyesal telah memilih Jokowi-JK karena saya tahu kalau Prabowo cs jauh lebih busuk dan lebih arogan.
Perjuangkan apa yang telah dilakukan selama 16 tahun ini, sehingga tidak menjadi sia-sia. kemunduran demokrasi dan adanya isu tentang keinginan Prabowo kembali menciptakan huru-hara di Indonesia seperti kasus 98 yang sangat terindikasi kuat itu adalah dia sekalipun seolah-olah ia mencuci tangan, janganlah sampai terjadi. dan kalau seandainya hal tersebut terjadi, sudah jelas siapa dalang dibalik semuanya. harap rakyat Indonesia cerdas dan jangan mudah terprovokasi. Jalan kekerasan adalah cara bar-bar yang digunakan oleh orang-orang tidak beradab. Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendahulu bangsa, dan founding father maka Pancasila harus menjadi acuan penting. Pemerintah harus menyejahterakan rakyat, dan bukan perutnya sendiri, kepentingannya sendiri.
Saya berharap agar mata-mata kita celik, agar kita tahu siapa musuh kita, agar Indonesia kita damai, Indonesia kita bersih, Indonesia kita sejahtera, dan keadilan harus dijunjung tinggi. saya sebagai warga Jakarta, menantikan Papua Barat memperoleh keadilan sesuai janji Presiden terpilih JokoWi untuk membuat tol laut yang juga tidak lain dan tidak bukan memajukan daerah tertinggal di Indonesia, Papua. Damai Indonesiaku, Jaya Indonesiaku. Tuhan memberkati Indonesia

No comments:

Post a Comment