Tuesday, October 7, 2014

Suatu Tafsiran terhadap Hosea 8

HOSEA 8:1-14

Pendahuluan
            Menyelidiki latar belakang dalam sebuah syair diperlukan untuk mempelajari peristiwa atau situasi ketika syair ini ditulis.[1] Oleh karena itu akan dibahas di sini perihal dari situasi yang melatarbelakangi penulisan dari Kitab Hosea ini.
            Bernubuat pada sekitar abad ke-8, pada zaman pemerintahan Yerobeam bin Yoas, Raja Israel (1:1; 2 Raja 14:23-29) dan nubuatannya persis pada abad yang sama sebelum kejatuhan Samaria (Israel) pada tahun 721 SM.
            Khotbah Hosea berlatar belakang kebobrokan keadaan di dalam maupun di luar negeri Israel. Pada tahun 745 SM Tiglat-Pileser III merebut takhta Asyur yg mengayomi seluruh Israel. Zaman kemakmuran masa Yerobeam diganti oleh zaman kekecewaan. Anak dari Yerobeam, Zakharia, dibunuh oleh Salum. Salum dibunuh oleh Menahem. Timbullah kegoncangan politik terhadap Asyur. Menahem mencoba membujuk Asyur; Peka dan raja Hosea mencoba menentang Asyur. Tapi kegoncangan politik itu tidak terbatas pada Asyur. Nabi Hosea mengeluh bahwa Israel bagaikan seekor merpati yg tolol, terbang di antara Asyur dan Mesir. Terbang ke mana-mana tapi bukan kepada Tuhan (Hos 5:13; 7:11; 11:12). Kegoncangan itu akhirnya menghancurkan kerajaan Israel, yg berakhir dengan jatuhnya Samaria.[2]
Hosea pasal 8 merupakan jenis syair dalam Alkitab yang bercorak nubuat. Berdasarkan dari garis besar isi Kitab Hosea, pasal 4-8 berisi tentang Hosea menegur kejahatan, kesombongan, dan pemujaan dewa yang dilakukan Israel.[3] Hosea 8 jelas merupakan kelanjutan dari pasal sebelumnya. Dalam jenis syair Ibrani, tidak terdapat atau bahkan jarang memakai kata penghubung waw (dan)[4], sehingga berdasarkan kisah di Hosea 8 tentu memiliki keterkaitan dengan pasal sebelumnya.Dalam hal ini berdasarkan pembagian yang dilakukan oleh LAI, Hosea 8:1-14 dibagi menjadi 4 paragraf. Yakni: 1-3; 4-6; 7-10; 11-14.


Paragraf 1: Ayat 1-3
Tiuplah sangkakala!
Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN!
Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan
telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.
Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!"
Israel telah menolak yang baik
biarlah musuh mengejar dia!

1 Tiuplah sangkakala! Serangan laksana rajawali atas rumah TUHAN! Oleh karena mereka telah melangkahi perjanjian-Ku dan telah mendurhaka terhadap pengajaran-Ku.
1 Set the trumpet to your mouth! He shall come like an eagle against the house of the LORD, Because they have transgressed My covenant And rebelled against My law.
1 אֶל־חִכְּךָ֣ שֹׁפָ֔ר כַּנֶּ֖שֶׁר עַל־בֵּ֣ית יְהוָ֑ה יַ֚עַן עָבְר֣וּ בְרִיתִ֔י וְעַל־תּוֹרָתִ֖י פָּשָֽׁעוּ׃
Translitrasi:‘el-khikkha sofar bannesyer ‘al-bet adonay ya’an ‘avru beriti we’al-torati pasya’au.
Tafsiran:
            Tiuplah sangkakala yang diterjemahkan oleh LAI memiliki kesamaan dengan NIV, NKJV, maupun RSV. Meniup sangkakala ini nampaknya tidak memiliki fungsi seruan, karena tidak mengandung kata kerja imperative.[5] Tetapi apabila melihat dari banyaknya terjemahan seperti LAI, NKJV, NIV yang di dalamnya terdapat tanda seru pada sangkakala tersebut. Dalam hal ini שֹׁפָ֔ר yang mengandung bentuk absolute berfungsi untuk menyatakan tindakan untuk meniup sangkakala[6] dan bukan hanya sekedar sebuah kata benda biasa.
Berdasarkan terjemahan lain dalam BIS, nampaknya arti dari meniup sangkakala ini terlihat lebih jelas, bahwa disebutkan di sana meniup sangkakala sebagai “membunyikan tanda bahaya”. Proses peniupan sangkakala sangat berarti tanda ketika musuh akan menyerang ke dalam kota. Dalam hal ini Matthew Henry menjelaskan bahwa ucapan tiupan sangkakala lebih tepat apabila hal itu dikenakan pada nabi Hosea, yang harus meniupkan “alarm” sebagai sebuah tanda bahaya dan mengatasnamakan diri Tuhan untuk berperang melawan bangsa yang tegar tengkuk ini. Bahwa nabi-nabi Allah harus mengangkat suaranya seperti sebuah sangkakala (Yes. 58:1), dan orang-orang harus mendengarkan suara sangkakala itu (Yer. 6:17).[7] Hal ini diperjelas dengan penggunaan bahasa Ibrani חִכְּךָ֣ yang mengandung bentuk orang kedua singular[8] dengan arti mulutmu yang semakin mendukung bahwa tiupan sangkakala ini disampaikan oleh satu orang saja yakni nabi Hosea.
            Lalu dikatakan di sana bahwa serangan dari musuh itu seperti rajawali atas rumah Tuhan. Rajawali (elang) berasal dari bahasa Ibrani nesher, merupakan burung yang sangat rakus yang merupakan symbol dari negara-negara yang Allah perintahkan dan kirim untuk melakukan pekerjaan yang merusak, menyapu bersih segala sesuatu yang busuk (Mat. 24:28; Yes. 46:11; Yeh. 39:4; Ul. 28:49; dll).[9] Dalam paralelisme ini dapat dilihat bahwa serangan ini merupakan suatu bentuk akibat dari apa yang dilakukan oleh Israel. Serangan rajawali ini dapat digambarkan sebagai serangan yang cepat, suatu serangan yang tidak terduga, dan memiliki keakuratan yang hampir tidak mungkin meleset. Begitulah mungkin seekor rajawali (elang) dalam menangkap buruannya. Serangan atas rumah Tuhan (al-bet) dapat diartikan bahwa hal tersebut mewakili Israel sendiri sebagai kediaman Allah. Musuh akan menyerang Israel seperti rajawali menyerang musuhnya, dan hal tersebut tidak mungkin terelakkan. Kata-kata he shall come (NKJV) digunakan sebagai ucapan pembersihan. Nabi Hosea melihat musuh-musuh datang dengan kecepatan yang begitu luar biasa seperti rajawali. Rumah Allah yang biasa juga disebut Bait Suci, sebagai tempat “yang dipilih Allah untuk membuat nama-Nya berdiam di sana.” Kemudian rajawali itu datang untuk melawan Rumah Allah, yang semata-mata adalah Salmaneser, yang kemudian meruntuhkan sepuluh suku utara. Dalam nubuatan ini juga Hosea tampak bernubuat bagi kejatuhan selatan dimana Nebukadnezar yang menjadi elang dalam nubuatannya.[10]
            Hal tersebut dikarenakan orang Israel telah melangkahi (aberu) perjanjian Tuhan, dan mendurhaka (pasya’au) terhadap pengajaran-Nya. עָבְר֣ו  yang berbentuk perfek orang ketiga jamak memiliki arti mereka (Israel) melewati teritori (pass trough a territory)[11] dan dapat juga diartikan passed over[12], dan mendurhaka פָּשָֽׁעוּ berarti mereka telah memberontak/berdosa.[13] Tindakan ini mengingatkan saya pada apa yang terjadi pada peristiwa kejatuhan manusia dalam dosa (Kejadian 3), bahwa dosa datang dari ketidak taatan dan pemberontakan terhadap perintah Allah. Ketika Adam dan Hawa memakan buah terlarang yang tidak seharusnya boleh mereka makan. Dalam arti kata lain mereka telah melewati koridor dan teritori mereka sebagai mahluk ciptaan yang melawan kehendak pencipta-Nya.
Tindakan pass trough a territory dari koridor Perjanjian Allah mengakibatkan hukuman sebagai akibat dari dosa. Begitu juga tindakan memberontak (rebel) dari Israel merupakan suatu tindakan yang parallel dengan melewati koridor. Lalu perjanjian Allah manakah yang dilanggar oleh Israel? Bila dilihat dalam teks Ibraninya, maka perjanjian Allah menggunakan kata בְרִיתִ֔י yang berarti perjanjian-Ku, sedangkan hukum menggunakan kata תּוֹרָה (singular noun) namun pada teks ini digunakan kata תּוֹרָתִ֖י  yang berarti perjanjian-Ku. Perjanjian (berit­- covenant) berarti sebuah konstitusi Allah yang diberikan kepada Israel dengan janji-janji berdasarkan ketaatan dan hukum bagi ketidaktaatan (Ul. 9:9,11, 15, dst) yang juga sangat erat kaitannya dengan Hukum Allah yakni תּוֹרָה  yang berarti ketetapan-Nya seperti yang diberikan-Nya kepada Musa di Sinai (Kel. 20) dan peneguhan kembali dalam Ulangan. Keterkaitan tora dengan kata kerja hora yang berarti memimpin, mengajar, mendidik[14] mengindikasikan bahwa Taurat tidak hanya berbicara tentang Hukum semata yang mati, tetapi Taurat harus dijadikan pengajaran hidup dan landasan bagi orang Israel (Ul. 28:58, 61; 29: 29; dst). Dalam hal ini Hosea memandang bahwa pada ayat pertama ini, ia menubuatkan dalam syairnya tentang sebuah hukuman dari Allah terhadap Israel karena melanggar perjanjian-Nya dan Hukum-Nya.

2 Kepada-Ku mereka berseru-seru: "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau!"
2 Israel will cry to Me,`My God, we know You!'
  2 לִ֖י יִזְעָ֑קוּ אֱלֹהַ֥י יְֽדַעֲנ֖וּךָ יִשְׂרָאֵֽל׃
Translitrasi: li yiz’aqu ‘elohe yeda’anukhayisra’el.
Tafsiran:
            Sebagai kelanjutan dari ayat sebelumnya dan seperti penerangan sebelumnya bahwa wajar tidak digunakan penggunaan waw consecutive pada syair-syair Ibrani. Dijelaskan bahwa Israel berseru-seru kepada Tuhan bahwa mereka mengenal-Nya. Penggunaan kata יִזְעָ֑קוּ yang mengandung sifat imperfek[15] yakni sesuatu yang akan terjadi menyatakan ketegasan Yahweh akan penghukuman-Nya kepada orang Israel sekalipun mereka mencoba berbalik kepada-Nya.
            Dalam hal ini saya cukup terbantu dengan penafsiran dari BIS, yang sbb “Sekalipun mereka menyebut Aku Allah mereka, dan berkata bahwa mereka adalah umat-Ku yang mengenal Aku”. Dalam penerjemahan BIS ini saya dapat lebih jelas melihat bahwa ini merupakan suatu keadaan dimana Israel menyesal, namun hukuman harus tetap dijalankan (ay. 3).

3 Israel telah menolak yang baik biarlah musuh mengejar dia!
3 Israel has rejected the good; The enemy will pursue him.
3 זָנַ֥ח יִשְׂרָאֵ֖ל ט֑וֹב אוֹיֵ֖ב יִרְדְּֽפוֹ׃
Translitrasi: zanakh yisra’el  tov ‘oyev yirdefo.
Tafsiran:
            Sebabnya adalah Israel telah menolak yang baik dari Allah. Kata זָנַ֥ח yang berarti to reject mengandung bentuk perfek orang ketiga tunggal[16] yang artinya Israel telah menolak. Artinya mungkin saja tindakan ini sudah selesai dilakukan[17] dan Israel sungguh-sungguh akan bertobat. Tetapi penghukuman sebagai bentuk imperfek tetap harus dijalankan oleh Allah. Mengapa Allah tidak langsung mengampuni ketika Israel berseru dan bertobat kepada-Nya (bdg. Ay. 5)? Dalam kontek Kitab yang sama (11:9), Allah menjanjikan suatu pemulihan setelah melakukan penghukuman. Sangat mungin dipikirkan bahwa hal penghukuman ini memang harus terjadi sehingga dinubuatkan oleh Hosea bahwa musuh harus (bukan akan) mengejar Israel.[18]
            Dikatakan Israel menolak yang baik (tov) dari Allah. Dalam pengertian dari bahasa Ibrani ט֑וֹב, kata baik ini bahkan sesuatu yang baik ini lebih kuat ditekankan yang terdapat pada kata-kata seperti good, joyous, pleasing, desirable, lovely.[19] Lalu apa yang Israel tolak sebagai yang baik itu? Tentu saja segala ketetapan dan peraturan-Nya. Artinya ketika manusia sebenarnya jauh dari perjanjian dan hukum Allah yang baik itu, maka sesungguhnya Allah tidak menikmati keadaan tersebut.

Paragraf 2: Ayat 4-6
Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku;
mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku.
Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri,
sehingga mereka dilenyapkan.
Aku menolak anak lembumu, hai Samaria;
murka-Ku menyala terhadap mereka!
Sampai berapa lama tidak dapat disucikan,
orang-orang Israel itu? Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah!
Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu Samaria itu!

4 Mereka telah mengangkat raja, tetapi tanpa persetujuan-Ku; mereka mengangkat pemuka, tetapi dengan tidak setahu-Ku. Dari emas dan peraknya mereka membuat berhala-berhala bagi dirinya sendiri, sehingga mereka dilenyapkan.
4 "They set up kings, but not by Me; They made princes, but I did not acknowledge them. From their silver and gold They made idols for themselves-- That they might be cut off.
4 הֵ֤ם הִמְלִיכוּ֙ וְלֹ֣א מִמֶּ֔נִּי הֵשִׂ֖ירוּ וְלֹ֣א יָדָ֑עְתִּי כַּסְפָּ֣ם וּזְהָבָ֗ם עָשׂ֤וּ לָהֶם֙ עֲצַבִּ֔ים לְמַ֖עַן יִכָּרֵֽת׃
Translitrasi: hem himlikhu welo’ mimmenni hesiru welo’ yada’eti baspam uzehavam ‘asu laem ‘atsabim lema’an yibaret.
Tafsiran:
            Maka pada ayat 4-6 dijelaskan bahwa tindakan-tindakan Israel yang mencelakakan diri mereka sendiri. Mereka berbuat menyimpang dan jauh dari ketetapan Allahnya.
            Disebutkan bahwa Israel memilih raja atas mereka tanpa persetujuan Allah, atau mengangkat pemuka tanpa setahu Allah. Suatu bentuk parallel sinonim tentang tindakan mereka menentang dan melawan Allah.[20]
Peristiwa tentang menentang Allah dengan mengangkat raja atas Israel tanpa persetujuan dan pengetahuan Allah mengingatkan saya pada apa yang terjadi dalam peristiwa Saul, dimana ketika itu Israel menghendaki seorang raja untuk menggantikan Samuel, saya melihat bahwa Saul menjadi raja berdasarkan undian (1 Sam. 10), dan penunjukkan Allah secara langsung seperti kepada Daud ataupun Salomo yang diurapi oleh nabi yang diutus Allah. Pada waktu itu orang Israel berasumsi bahwa Allah tidak berdaya untuk menolong mereka sebab Samuel telah semakin tua dan anak-anaknya rusak secara moral sehingga tidak ada penerus yang dianggap sebanding dengannya (1 Sam. 8:1-3). Mereka menentang Allah dan mereka ingin seperti bangsa-bangsa lain yang memiliki seorang raja (1 Sam. 8:5, 20). Maka setelah itu Allah “dengan terpaksa”[21] memberikan Saul sebagai raja atas Israel. Namun benarkan ia adalah sungguh-sungguh raja yang dipilih Allah? Mengingat bahwa janji Allah bahwa seorang raja harus dari keturunan Yehuda, maka tidak salah apabila sesungguhnya pengangkatan Saul sebagai raja ini dianggap sebagai sebuah respon Allah atas ketidak taatan dengan memberikan seorang raja yang bukan menjadi pilihan-Nya. Maka sesungguhnya di sini saya melihat bahwa Israel telah berontak terhadap Allah dan memilih pemimpin atas keinginan mereka sendiri. Mereka telah lupa bahwa sekali pun Allah telah menjanjikan seorang raja (Ul. 17:14-20), Allah sendirilah yang memerintah Israel untuk selama-lamanya (Kel. 15:18).
Begitu juga dalam hal ini, mengangkat raja dan pemuka harus dengan persetujuan dan seijin Allah (2 Sam. 5:12; 1 Raj. 3:7; 10:9; dsb). Maka tindakan melangkahi Allah tanpa meminta petunjuk-Nya merupakan suatu pelanggaran terhadap Hukum-Nya dan perjanjian-Nya (Hos. 8:1).
            Lebih lanjut dikatakan bahwa bangsa Israel membuat bagi mereka berhala-berhala dari emas dan perak di mana kembali ditegaskan bahwa ini merupakan pelanggaran terhadap hukum-Nya (Hukum Taurat 1 & 2)[22]. Tentu saja pelanggaran ini adalah kekejian yang sangat besar bagi Allah. Mereka tidak mengandalkan Allah mereka lagi dan melupakan Allah sebagai penolong mereka (\Hos. 2:4-7, 12; 5:3-4). Hal ini merupakan sebab dari apa yang kemudian akan dijatuhkan Allah yakni hukuman kepada mereka.

 5 Aku menolak anak lembumu, hai Samaria; murka-Ku menyala terhadap mereka! Sampai berapa lama tidak dapat disucikan,
5 Your calf is rejected, O Samaria! My anger is aroused against them-- How long until they attain to innocence?
5 זָנַח֙ עֶגְלֵ֣ךְ שֹֽׁמְר֔וֹן חָרָ֥ה אַפִּ֖י בָּ֑ם עַד־מָתַ֕י לֹ֥א יוּכְל֖וּ נִקָּיֹֽן׃
Translitrasi: zanakh ‘eglekh simron khara ‘api bam ‘ad-mata lo’ yukhlu niqqayow.
Tafsiran:
            Kata זָנַח֙  yang mengandung arti menolak memiliki bentuk perfect.[23] Sebagai kegiatan yang sudah dilakukan dimasa lalu dan sudah selesai saat itu juga menyatakan bahwa Allah tidak pernah sekalipun menerima adanya ilah lain selain diri-Nya sendiri. Tindakan Samaria yang menentang Allah itu merupakan penyebab dari tindakan Allah yang kemudian akan mendatangkan murka-Nya atas mereka.
חָרָ֥ה אַפִּ֖י  (khara appi) memiliki bentuk qal stem orang ketiga singular, dan diartikan sebagai murka Allah dimana Allah dibakar dalam kehangatan kemarahan-Nya.[24] Murka merupakan sikap konfrontasi Allah terhadap dosa, sebab ia memiliki natur kudus dan benar. Murka lebih merupakan kualitas pribadi, yang tanpa itu Allah tidak lagi sepenuhnya adil dan kasih-Nya merosot menjadi melulu perasaan halus. Tapi meskipun murka Allah sama seperti kasih-Nya harus digambarkan dengan bahasa manusia, murka-Nya tidak sewenang-wenang, tidak tiba-tiba atau sembarang waktu, seperti biasanya murka manusia. Murka Allah adalah permanen dan merupakan suatu unsur dalam hakikat-Nya juga dalam kasih-Nya.[25]
Sampai berapa lama pun tidak dapat disucikan (LAI) agaknya merupakan sebuah penerjemahan yang cukup keliru dibandingkan dengan tejemahan lain pada KJV, atau NIV. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa teks lebih mengatakan kepada sampai berapa lama mereka dapat menjadi tidak bersalah (how long until they attain to innocence). Maka kata יוּכְל֖וּ  ini  berarti mengalahkan, mampu menjadi tidak bersalah, sebab perbuatan yang dilakukan mereka ini sungguh keji. Artinya Allah akan mengampuni tindakan mereka namun hal itu harus dibarengi dengan pertobatan Israel terlebih dahulu.

6 orang-orang Israel itu? Itu dibuat oleh tukang, dan itu bukan Allah! Sungguh, akan menjadi serpih anak lembu Samaria itu!
6 For from Israel is even this: A workman made it, and it is not God; But the calf of Samaria shall be broken to pieces.
 6 כִּ֤י מִיִּשְׂרָאֵל֙ וְה֔וּא חָרָ֣שׁ עָשָׂ֔הוּ וְלֹ֥א אֱלֹהִ֖ים ה֑וּא כִּֽי־שְׁבָבִ֣ים יִֽהְיֶ֔ה עֵ֖גֶל שֹׁמְרֽוֹן׃
Translitrasi: ki miyyisra’el wehu’ kharasy ‘asahu welo’ ‘elohim hu’ ki-syevavim yihye ‘egel somron.
Tafsiran:
            Berhala Samaria itu bukanlah Allah sebab dibuat oleh tangan tukang (workman made)[26] dimana manusia sendiri diciptakan oleh Allah. Tindakan manusia dalam hal ini Israel dalam menciptakan suatu yang kelihatan untuk disembah memang banyak dipengaruhi oleh bangsa-bangsa lain di sekitarnya, dan hal itu sudah dilakukan sejak mereka keluar dari tanah Mesir. Memang suatu hal yang dirasa cukup wajar apabila mereka menginginkan sesuatu yang kelihatan seperti halnya bangsa-bangsa lain. Namun apakah penyertaan-Nya di padang gurun belum cukup untuk menyatakan teofani-Nya? Teofani yang diwujudkan dalam tiang awan dan tiap api yang menuntun mereka dalam perjalanan, Tabut Perjanjian, dan penyataan-penyataan dalam sarana lainnya seharusnya sudah cukup untuk membuktikan bahwa Ia tidak menyetujui penyembahan kepada berhala, sekalipun dalam hal tersebut mereka membuat patung untuk menggambarkan Allah Israel.
            Pengunaan kata חָרָ֣שׁ  dalam hal ini menyatakan apa yang ada pada ayat sebelumnya yakni עֶגְלֵ֣ךְ  yang memiliki arti lembumu (your calf)[27], dan dapat diartikan sebagai berhala itu sendiri dan bukan korban persembahan kepada Allah. Berhala juga menuntun mereka pada perbuatan dosa yang rusak dan amoral. Kerusakan dalam hal rohani secara otomatis mempengaruhi keadaan jasmani juga sehingga tindakan Israel sangat jauh dari natur mereka sebagai umat Allah Yang Maha Kudus dan dituntut untuk kudus itu.

Paragraf 3: Ayat 7-10
Sebab mereka menabur angin,
maka mereka akan menuai puting beliung;
gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka;
tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung;
dan jika memberi hasil, maka orang-orang lain menelannya.
Israel sudah ditelan;
sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai orang.
Sebab mereka telah pergi ke Asyur, bagaikan keledai hutan yang memencilkan diri;
Efraim telah membagi-bagi hadiah cinta.
Sekalipun mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa,
sekarang ini Aku akan mengumpulkan mereka, dan sebentar lagi
mereka akan berhenti mengurapi raja dan para pemuka.

7 Sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung; gandum yang belum menguning tidak ada pada mereka; tumbuh-tumbuhan itu tidak menghasilkan tepung; dan jika memberi hasil, maka orang-orang lain menelannya.
7 "They sow the wind, And reap the whirlwind. The stalk has no bud; It shall never produce meal. If it should produce, Aliens would swallow it up.
 7 כִּ֛י ר֥וּחַ יִזְרָ֖עוּ וְסוּפָ֣תָה יִקְצֹ֑רוּ קָמָ֣ה אֵֽין־ל֗וֹ צֶ֚מַח בְּלִ֣י יַֽעֲשֶׂה־קֶּ֔מַח אוּלַ֣י יַֽעֲשֶׂ֔ה זָרִ֖ים יִבְלָעֻֽהוּ׃
Translitrasi: ki ruakh yizra’u wesufata yiqtsoru qama ‘en-lo tsemakh beli ya’ase-qemakh ‘ula ya’ase zarim yivla’uhu.
Tafsiran:
            Sebagai unit baru pada paragraph 3, ayat 7-10 merupakan berita yang sama tentang hukuman sebagai akibat dari perbuatan Israel.
            Mereka menabur angin dan akan menuai puting beliung. Artinya di sini adalah suatu paralelisme sintesis[28] tentang sebab akibat. Perbuatan mereka akan dibalas oleh Allah. Dalam hal ini  ר֥וּחַ yang berarti angin[29], dan וְסוּפָ֣תָה sebagai angin keras atau badai (storm) yang mengakibatkan tindakan destruktif[30] menandakan bahwa dosa penyembahan berhala ini sangat menghancurkan meskipun sedikit saja. Angin yang digambarkan tidak seberapa besar menjadi begitu luar biasa dampaknya, seperti penyembahan berhala yang membawa dampak sangat mematikan bagi orang Israel. Hal ini menegaskan bahwa Allah sangat membenci dan menolak penyembahan selain diri-Nya.
            Bahkan dikatakan bahwa Tuhan mengutuk tanah untuk tidak menyediakan berkat kepada mereka, hal ini merupakan konsekuensi dari tidak melakukan dengan setia perintah dan ketetapan-Nya (Ul. 28:15-46). Hal ini mengingatkan saya pada peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa, bahwa bukan hanya manusia dan ular saja yang dikutuk ketika manusia jatuh ke dalam dosa, tetapi seluruh ciptaan merasakan dampak akibatnya.[31]
            Tetapi rupanya hal ini tidaklah dipandang sedemikian. Meskipun tanah di Israel tidak dikutuk (sekalipun mereka berdosa), tetapi rupanya bahwa hasil tanah yang telah mereka kerjakan akan dihabisi oleh bangsa lain yang dikirim Allah seperti rajawali itu (Hos. 8:1). Mereka tidak akan menikmati hasil jerih lelah mereka sebab tentulah pada peristiwa itu Asyur menghancurkan mereka habis-habisan dan mereka menjadi kembali ke Mesir yakni diperbudak (Hos. 8:13).

8 Israel sudah ditelan; sekarang mereka itu ada di antara bangsa-bangsa seperti barang yang tidak disukai orang.
8 Israel is swallowed up; Now they are among the Gentiles Like a vessel in which is no pleasure.
8 נִבְלַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל עַתָּה֙ הָי֣וּ בַגּוֹיִ֔ם כִּכְלִ֖י אֵֽין־חֵ֥פֶץ בּֽוֹ׃
Translitrasi: nivla’ yisra’el ‘atta hayu vaggoyim kikhli ‘en-khefets bo.
Tafsiran:
            Ayat ini kembali merupakan sebuah akibat dari kejahatan yang dilakukan oleh Israel. Israel sudah ditelan oleh musuhnya yang digambarkan dengan menggunakan kata נִבְלַ֖ע dengan bentuk kata kerja nifal perfek orang ketiga.[32] Dalam pengertian itu mungkin saja Israel belum mengalami kesulitan atau bahkan mereka masih makmur saat itu, sebab pada masa Yerobeam II, Israel begitu digdaya terhadap bangsa-bangsa sekitarnya. Tetapi perlu diingat bahwa pesan ini bersifat nubuat dan Allah sendiri yang mengatakan bahwa sekali pun hal tersebut belum terjadi tetapi sesungguhnya hal itu pasti digenapi.[33]
            Kemudian Allah mengatakan bahwa Israel seperti periuk yang tidak disukai di antara bangsa-bangsa. Dalam Hosea 7:11, dikatakan bahwa Israel pergi kepada Mesir dan kepada Asyur serta melupakan Tuhan dalam perencanaan mereka. Mereka menganggap keberpihakan mereka pada salah satunya akan membawa keuntungan. Dalam hal ini saya menganggap bahwa mungkin saja Israel dipandang sebagai suatu wilayah yang strategis dan menguntungkan bagi bangsa-bangsa lain. Tetapi ketika mereka mengandalkan bangsa lain dan tidak mengandalkan Tuhan, maka Tuhan akan membuat mereka tidak berharga dan tidak dipandang oleh bangsa lain, serta menghancurkannya sehingga orang-orang Israel akan tidak disukai oleh orang. Mereka sama sekali tidak berharga lagi. Dalam komentarnya, Gill mengungkapkan bahwa periuk-periuk yang digunakan oleh Israel untuk melakukan penyembahan berhala, yang tidak menghormati Allah melalui tindakan tersebut cepat atau lambat akan membawa kepada kehinaan atas diri mereka sendiri.[34]

 9 Sebab mereka telah pergi ke Asyur, bagaikan keledai hutan yang memencilkan diri; Efraim telah membagi-bagi hadiah cinta.
9 For they have gone up to Assyria, Like a wild donkey alone by itself; Ephraim has hired lovers.
 9 כִּֽי־הֵ֙מָּה֙ עָל֣וּ אַשּׁ֔וּר פֶּ֖רֶא בּוֹדֵ֣ד ל֑וֹ אֶפְרַ֖יִם הִתְנ֥וּ אֲהָבִֽים׃
Translitrasi: ki-hemma ‘alu ‘asysyur pere’ boded lo ‘efrayim hitnu ‘ahavim.
Tafsiran:
            Ada suatu bentuk parallel dengan ayat 7 yakni penggunaan kata  כִּֽי (sebab) sebagai suatu alasan penghukuman Allah atas mereka. Kata penghubung כִּֽי  (ki) mengandung beberapa ciri yakni:[35] 1) Partikel demonstrative yang ditandai dengan penggunaan kata yes dan indeed yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan berturut-turut, ya dan sungguh-sungguh; 2) Menjelaskan konklusi setelah adanya penjelasan tentang sebuah kondisi penyebab; 3) kata ki setelah sebuah penyebab negative: a) daripada, dan b) pernyataan yang berlawanan (contradicting reply); 4) tetapi, kecuali. כִּֽי  juga memiliki beberapa fungsi untuk menyatakan penyebab baik sebelum maupun setelah pesan akibat[36] yang dalam konteks Hosea ini menyatakan akibat yang didatangkan yakni sebuah penghukuman karena adanya penyebab seperti yang disampaikan oleh nabi Hosea.
Dikatakan bahwa Israel telah pergi kepada Asyur dan tidak mencari Allahnya. Mereka berpikir dapat mencari perlindungan pada Asyur, padahal Asyur sendirilah yang di kemudian hari akan menghancurkan Israel dan Samaria, karena kedegilan hatinya yang mengandalkan juga Mesir sebagai musuh dari Asyur. Kehancuran mereka adalah dosa karena banyak hal dan salah satunya adalah tidak mengandalkan Tuhan dan lupa akan perjanjian-Nya yang akan memelihara mereka apabila mereka setia.
Israel akan seperti seekor keledai liar yang sendirian. Seperti seorang buta dan bodoh (keledai) yang tidak memiliki tongkat (sendirian). Artinya tidak aka nada yang menuntun mereka dan mereka akan segera menuju kebinasaan apabila tidak ada yang menuntunnya. Selain itu Hosea juga mengibaratkan umat tersebut dengan beberapa sebutan: merpati tolol yang mencari pertolongan di tempat yang justru membahayakannya (7:11);lembu yang menjadi degil (10:11; 4:16); roti bundar yang tidak dibalik dan menjadi hangus (7:8); akar kering yang tidak berbuah (9:16).[37]
            Efraim telah membagi-bagikan cinta. Di sini ada dua hal yang menarik untuk dibahas, pertama apakah Efraim itu mewakili Israel sendiri, dan kedua perihal membagi-bagikan cinta (hired). Efraim sebagai salah satu suku yang diberikan bagian dalam tanah perjanjian sepertinya tidak dapat dikatakan bahwa ia mewakili keseluruhan dari Israel. Sehingga apakah hanya Efraim saja yang membagi-bagikan cinta? Dapat saya katakan di sini tidak! Karena melihat gaya penulisan dari Hosea, dapat diambil sebuah kesimpulan dari ayat-ayat berikut: Hosea 5:3, 5, 9; 6:10; 7:1; 10:6; 11:8, 12; 13:1; bahwa ia memandang Efraim dan Israel sebagai sesuatu yang sejajar. Perihal membagi-bagikan cinta, kata dalam bahasa Ibraninya adalah הִתְנ֥וּ dengan bentuk hifil perfek yang berarti telah menyewakan. Dalam hal ini saya melihat bahwa Israel telah menyewakan cintanya kepada bangsa lain, artinya mungkin cinta ini merupakan perlambangan dari suatu bentuk kepercayaan, sehingga Israel dikatakan menyewakan kepercayaannya kepada bangsa lain yang juga dapat diartikan sebagai perzinahan rohani. Dan dari menyewakan cinta ini mereka juga memperoleh upah dari tindakan prositusi ini.[38] Kata sewa berarti tidak permanen dan dapat berpindah-pindah kepada pihak lainnya sehingga ini menggambarkan Israel sebagai merpati tolol yang tidak setia terhadap Allah (7:11).
            Dalam hal ini komentar Barnes cukup baik dalam menolong dalam penafsiran pada ayat ini:[39]
   Ephraim hath hired lovers or loves - The plural, in itself, shows that they were sinful loves, since God had said, “a man shall cleave unto his wife and they twain shall be one flesh.” These sinful “loves” or “lovers” she was not tempted by, but she herself invited them (see Eze_16:33-34). It is a special and unwonted sin, when woman, forsaking the modesty which God gives her as a defense, becomes the temptress. “Like such a bad woman, luring others to love her, they, forsaking God, to whom, as by covenant of marriage, they ought to have cleaved, and on Him alone to have depended, sought to make friends of the Assyrian, to help them in their rebellions against Him, and so put themselves to that charge (as sinners usually do) in the service of sin, which in God’s service they need not to have been at.”

Bentuk jamak dari Efraim menyewakan cinta-cintanya artinya cinta itu dalam pengertian perzinahan, dimana Allah juga berkata bahwa seorang akan bersatu dengan istrinya menjadi satu daging. Dosa perzinahan ini dilakukan oleh Efraim bukan karena mereka digoda, tetapi karena dia menawarkan dirinya. Pertemanan mereka dengan Asyur dan ketergantungan Israel Utara kepada mereka berarti pemberontakan  dalam perzinahan rohani.

10 Sekalipun mereka membagi-bagi hadiah itu di antara bangsa-bangsa, sekarang ini Aku akan mengumpulkan mereka, dan sebentar lagi mereka akan berhenti mengurapi raja dan para pemuka.
10 Yes, though they have hired among the nations, Now I will gather them; And they shall sorrow a little, Because of the burden of the king of princes.
10 גַּ֛ם כִּֽי־יִתְנ֥וּ בַגּוֹיִ֖ם עַתָּ֣ה אֲקַבְּצֵ֑ם וַיָּחֵ֣לּוּ מְּעָ֔ט מִמַּשָּׂ֖א מֶ֥לֶךְ שָׂרִֽים׃
Translitrasi: gam ki-yitnu vaggoyim ‘atta ‘aqavvtsem wayyokhellu me’ot mimmassa’ melekh sarim.
Tafsiran:
            Dikatakan bahwa sekalipun mereka bekerja sama dengan menaruh kepercayaan kepada bangsa-bangsa lain dan bukan Allahnya, tetapi Allah akan mengumpulkan (tanpa kepercayaan dari bangsa-bangsa lain sehingga menjadi keledai liar yang hanya seorang diri) mereka dan berhenti mengurapi raja dan pemuka. Berhenti mengurapi raja berasal dari bahasa Ibrani וַיָּחֵ֣לּוּ yang lebih tepat diartikan sebagai mereka akan mencemarkan. Dalam terjemahan LAI sesungguhnya kurang tepat sebab sekalipun diterjemahkan berhenti mengurapi raja, terjemahan LAI yang begitu terpengaruh dari teks berbahasa Inggris NIV pun sebenarnya tidak berbicara demikian. Bahwa Israel akan menderita karena ada sesuatu yang dibebankan oleh raja.[40] Namun dalam hal ini tidak sepenuhnya salah sebab adanya sesuatu yang dibebankan oleh raja baru berarti Israel sudah tidak lagi memiliki raja, dan hal ini sangat mungkin berkaitan dengan pembuangan.
            Lalu apa yang menjadi makna dari berhenti mengurapi raja dan pemuka? Berhentinya pengurapan raja dan pemuka dapat dikatakan berakhirnya suatu kerajaan. Berdasarkan hampir seluruh cerita dalam kerajaan-kerajaan Israel dan Yehuda adalah cerita tentang kegagalan memelihara perjanjian Allah. Seluruh kerajaan utara dikatakan bahwa mereka melakukan kejahatan di mata Tuhan karena mereka terus menerus meyembah kepada berhala di Bethel dan Dan yang telah dimulai oleh Israel Utara sejak raja pertamanya.[41]
Entah apa yang dimaksud pastinya berhenti mengurapi raja, karena sebelum ini Israel telah memilih raja sesuai keinginan mereka sendiri dan tanpa persetujuan Allah. Tapi yang pasti ketika Allah sudah tidak memilih lagi raja bagi Israel, secara otomatis Allah telah acuh terhadap mereka dan tidak perduli akan apa yang terjadi meskipun kemudian ada janji tentang berkat yang dimana hal ini dapat dipandang sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda dan tidak ada sankut pautnya antara berkat yang kemudian dengan berhentinya pengurapan raja.

Paragraph 4: Ayat 11-14
Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah;
mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.
Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku,
itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.
Mereka mencintai korban sembelihan;
mereka mempersembahkan daging dan memakannya;
tetapi TUHAN tidak berkenan kepada mereka.
Sekarang Ia akan mengingat kesalahan mereka
dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!
Israel telah melupakan Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana;
Yehuda telah memperbanyak kota-kota yang berkubu;
tetapi Aku akan melepas api ke dalam kota-kota mereka,
sehingga puri mereka dimakan habis.

 11 Sungguh, Efraim telah memperbanyak mezbah; mezbah-mezbah itu menjadikan mereka berdosa.
11 "Because Ephraim has made many altars for sin, They have become for him altars for sinning.
11 כִּֽי־הִרְבָּ֥ה אֶפְרַ֛יִם מִזְבְּחֹ֖ת לַחֲטֹ֑א הָיוּ־ל֥וֹ מִזְבְּח֖וֹת לַחֲטֹֽא׃
Translitrasi: ki-hirba ‘efrayim mizbekhot lakhat’o hayu-lo mizbekhot lakhat’o.
Tafsiran:
            Kembali pada paragraph terakhir pada pasal ini, Hosea menegaskan tentan keberdosaan Israel terhadap Allah. Paralelisme tentang sebab akibat kembali mencuat dalam ayat-ayat ini. Hal itu ditandai dengan adanya penggunaan kembali kata כִּֽי.
            Pada ayat ini kata pertama menggunakan kata ki sebagai penyebab dari hukuman yang akan diberikan.[42] Yakni Efraim (Israel) telah memperbanyak mezbah-mezbah yang menjadikan mereka berdosa. Jangankan banyak mezbah bagi ilah lain, bahkan satu saja sudah merupakan kekejian bagi Tuhan. Ini adalah mezbah-mezbah palsu. Mezbah-mezbah yang tidak sah digunakan baik di Israel maupun Yudea, seperti diperlihatkan oleh kutukan para nabi (Am. 3:14; Hos. 8:11) dan dosa-dosa Yerobeam dalam 1 Raj. 12:28-33.[43] Mezbah palsu sebagai bentuk penyembahan mereka terhadap ilah lain inilah yang menjadi dosa akan pelanggaran ketetapan Allah dan perjanjian-Nya. Maka dosa ini akan membawa kutuk yang membinasakan mereka.

 12 Sekalipun Kutuliskan baginya banyak pengajaran-Ku, itu akan dianggap mereka sebagai sesuatu yang asing.
12 I have written for him the great things of My law, But they were considered a strange thing.
) 12אֶכְתּוֹב־](אֶ֙כְתָּב־[ל֔וֹ )רִבּוֹ] (רֻבֵּ֖י[ תּֽוֹרָתִ֑י כְּמוֹ־זָ֖ר נֶחְשָֽׁבוּ׃
Translitrasi: (‘ekhetov-) [‘ekhetov-] lo (ribo) [rube] torati kemo-zor nekhesyavu.
Tafsiran:
            Dosa mereka tidak bisa dibiarkan. Allah telah menulis tugas dan tanggung jawab mereka daam 10 dasa tita dengan tangan-Nya sendiri. Ia telah mengajarkannya berkali-kali juga dalam bentuk moral yang baik.[44]
            Penggunaan kata אֶכְתּוֹב yang diartikan secara harafiah yakni akan menuliskan, memiliki bentuk imperfek.[45] Melihat beberapa perbandingan dalam bahasa Inggris seperti NIV, KJV, dan NKJV yang menggunakan bentuk past tense juga perfect tense sebagai kegiatan yang sudah lampau membuat tampaknya kegiatan menuliskan ini tidak dapat diterjemahkan secara harafiah dan saya cenderung untuk untuk lebih mengarah kepada terjemahan-terjemahan Inggirs, dan pertimbangan ini dirasa lebih benar apabila suatu bentuk imperfek dalam nubuatan dapat berarti sesuatu yang sudah terjadi.[46]
Kemudian teks ini dilanjutkan bahwa meskipun Allah telah menuliskan pengajaran-Nya tetap saja bangsa itu memandang perintah Allah sebagai yang aneh. Kata “sesuatu yang aneh” ini berasal dari bahasa Ibrani כְּמוֹ־זָ֖ר yang diartikan sebagai sebuah kata sifat yang berarti completely different, foreign yang artinya sama sekali baru bagi mereka.[47] Dalam pengertian ini mereka sungguh-sungguh menjauh dan tidak taat bahkan Israel tidak tahu kehendak Allah karena kedegilan hatinya yang tidak mengandalkan Tuhan dan telah berzinah secara rohani.

13 Mereka mencintai korban sembelihan; mereka mempersembahkan daging dan memakannya; tetapi TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!
13 For the sacrifices of My offerings they sacrifice flesh and eat it, But the LORD does not accept them. Now He will remember their iniquity and punish their sins. They shall return to Egypt.
13 זִבְחֵ֣י הַבְהָבַ֗י יִזְבְּח֤וּ בָשָׂר֙ וַיֹּאכֵ֔לוּ יְהוָ֖ה לֹ֣א רָצָ֑ם עַתָּ֞ה יִזְכֹּ֤ר עֲוֹנָם֙ וְיִפְקֹ֣ד חַטֹּאותָ֔ם הֵ֖מָּה מִצְרַ֥יִם יָשֽׁוּבוּ׃
Translitrasi: zivkhe havhova yizbekhu basar wayy’okhelu adonay lo’ rotsom ‘atta yizkor ‘aonam weyifqod khatt’owtam hemma mitsrayim yasyuvu.
Tafsiran:
            Pada ayat ini nampak terjadi perubahan pelaku pembicara, yakni dari Tuhan kepada Hosea, sebab nanti ada penggunaan kata orang ketiga sebagai subjek pembicara.
Sekalipun mereka mempersembahkan korban persembahan, tetapi Allah tidak menerimanya. Sebab lebih baik mendengar daripada memberikan korban sajian (1 Sam. 15:22). Mereka menggandakan persembahan mereka, dan banyak asap naik dari altar mereka.  Mereka mempersembahkan korban sebagai persembahan kepada Allah, dan mereka merayakan upacara atas korban mereka. Mereka ada dalam posisi mengembangkan yang hebat atas pengakuan mereka, dan bersemangat dalam cara mereka ini. Mereka berharap bahwa aka nada penebusan besar-besaran, dan berdasarkan upacara keagamaan mereka, mereka mencari alasan agar Allah menerima persembahan mereka. Tetapi Allah tidak berkenan pada persembahan mereka, sebab yang mereka persembahkan bukanlah persembahan rohani dengan hati yang sungguh-sungguh percaya, tetapi hanya hal jasmaniah semata. Dalam konteks yang sangat jauh, pesembahan ini hanya dapat diterima Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus (1 Pet. 2:5).[48]
Ungkapan kembali ke Mesir merupakan sebuah peristiwa di mana Israel berada di sana sebagai budak sebagai orang yang dijajah. Allah telah memerintahkan kepada mereka untuk tidak kembali lagi ke Mesir (Ul. 17:16).[49] Tetapi Allah memperlakukan mereka berdasarkan ketidak taatannya, dan Allah hendak mengirim mereka kembali ke Mesir (penjajahan bangsa asing), meskipun Allah berkata bahwa mereka tidak akan melihat penindasan lagi tetapi Mesir adalah akibat (kutuk) apabila mereka melanggar perintah Allah.
            Penggunaan kata  יִזְכֹּ֤ר yang memiliki arti akan mengingat, berbentuk imperfek[50]. Artinya bisa berarti suatu pekerjaan yang belum selesai dilakukan dan akan dilakukan[51] sampai Ia sudah menggenapi firman-Nya. Sehingga bisa dikatakan bahwa Dia (Allah) akan mengingat perbuatan yang telah dilakukan oleh Israel dan akan menghukumnya, dengan hukuman yang pasti dan segera seperti serangan rajawali.[52]

 14 Israel telah melupakan Pembuatnya dan telah mendirikan istana-istana; Yehuda telah memperbanyak kota-kota yang berkubu; tetapi Aku akan melepas api ke dalam kota-kota mereka, sehingga puri mereka dimakan habis.
14 "For Israel has forgotten his Maker, And has built temples; Judah also has multiplied fortified cities; But I will send fire upon his cities, And it shall devour his palaces."
 14 וַיִּשְׁכַּ֙ח יִשְׂרָאֵ֜ל אֶת־עֹשֵׂ֗הוּ וַיִּ֙בֶן֙ הֵֽיכָל֔וֹת וִֽיהוּדָ֕ה הִרְבָּ֖ה עָרִ֣ים בְּצֻר֑וֹת וְשִׁלַּחְתִּי־אֵ֣שׁ בְּעָרָ֔יו וְאָכְלָ֖ה אַרְמְנֹתֶֽיהָ׃ ס
Translitrasi: wayyisykakh yisra’el ‘et-‘osehu wayyiven hekhalot wihuda hirba ‘arim betsurot wesyillakhti-‘esy be’arayo we’akhela ‘armenoteyha.
Tafsiran:
            Sebagai penghubung antara ayat ini ada penggunaan waw consecutive pada kata pertama yang juga berkaitan dengan perilaku dari Israel yang telah melupakan Allah. Penggunaan kata  וַיִּשְׁכַּ֙ח yang berarti melupakan, memiliki bentuk imperfek. Sedangkan berdasarkan beberapa terjemahan Inggris mengartikannya sebagai bentuk past dan perfect tense. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan kata kerja imperfect untuk menyatakan sesuatu yang sudah selesai dikerjakan merupakan hal yang umum dipakai dalam nubuat. Dalam pengertian di sini adalah Israel telah benar-benar melupakan dan terus menerus melupakan Tuhan yang membuatnya. Yang berarti tindakan ini akan membawa kepada sebuah kejatuhan kepada mereka. Meskipun pada peristiwa dimana Hosea bernubuat ini baik Israel Utara maupun Selatan belum jatuh, tetapi apa yang dinubuatkannya ini diyakini bahwa ada konsekuensi di balik tindakan ini.
            Sangat menarik ketika tiba-tiba Hosea memasukkan Yehuda di dalamnya. Sepertinya hal ini mengindikasikan bahwa bukan saja Israel yang mengandalkan kekuatan sendiri namun juga Yehuda.[53] Mendirikan benteng-benteng tidaklah cukup untuk menghadapi musuh apabila memang Tuhan lah yang menghukum mereka. Maka sepertinya nubuatan ini bukan hanya ditujukan kepada Israel semata, tetapi juga agar didengar oleh Yehuda sebagai suatu peringatan.[54]


Daftar pustaka:
1.       Baker, D. L., Pengantar Bahasa Ibrani. Jakarta: BPK, 2010.
2.       Sutanto, H., Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang: SAAT, 2011.
3.       Barth, C., Teologi Perjanjian Lama 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
4.       Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1. Jakarta: YKBK, 2011.
5.       Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 2. Jakarta: YKBK, 2011.
6.       Software: E-Sword.
7.       Software: Bible Works 8.
8.      Software: SABDA.
9.      Barnes Commentary dalam E-Sword.
10.  Clarke Commentary dalam E-Sword.
11.  Matthew Henry Notes dalam BibleWorks 8.
12.  Easton’s Revised Biblical Dictionary dalam SABDA.
13.     Evangelical Dictionary of Biblical Theology. Michigan: Baker Books. 1996. Editor: Walter A. Elwell.



[1] Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: SAAT, 2011), 393.
[2] J. G. Baldwin,  “Hosea, Kitab” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini vol.1 penerjemah J. M. Pattiasina  (Jakarta: YKBK, 2011), 403.
[3] Ibid, 402.
[4] Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: SAAT, 2011), 380.
[5] Dengan melihat pada WTM Morphology dalam program BibleWorks 8 bahwa Hosea 8:1 bahwa perihal meniup sangkakala ini tidak mengandung sebuah makna imperative. Namun tampaknya tidak dapat ditafsirkan seperti itu. Penjelasan lebih lanjut akan dipaparkan di bawah.
[6] שֹׁפָ֔ר”, WTM Morphology, software BibleWorks 8. Dalam hal ini kata benda ini nampaknya sama saja artinya dengan שֹׁפָ֔ר.
[7] Lihat Matthew Henry Commentary, tentang tafsiran/komentarnya terhadap “Hosea 8:1” dalam Software BibleWorks 8.
[8] חִכְּךָ֣, WTM Morphology, software BibleWorks 8.
[9] “Eagle”, Easton’s Revised Biblical Dictionary, Software SABDA.
[10] Barnes Commentary terhadap “Hosea 1:8”, dalam Software E-Sword.
[11]עָבְר֣וּ“ WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[12] עָבְר֣וּ” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[13]עברWTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[14] F. C. Fensham, “Taurat” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini vol.2, penerjemah H. A. Opasunggu  (Jakarta: YKBK, 2011), 454.
[15]יִשְׂרָאֵ֖לWTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[16] זָנַ֥ח” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[17] D. L. Baker, Pengantar Bahasa Ibrani (Jakarta: BPK, 2010), 78. Kata kerja perfek menyatakan suatu kegiatan yang sudah selesai.
[18] Dalam penggunaan orang ke-3 bersifat imperfek ini, dapat dikatakan bahwa penggunaan yang seharusnya dipakai bukanlah “will” tetapi “shall”. Memang berarti suatu tindakan yang akan terjadi, namun penggunaan kata “shall” sepertinya dapat dipandang bahwa tindakan penghukuman Allah terhadap umat-Nya melalui musuh mereka harus terjadi.
[19] ט֑וֹב WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[20] Saya memandang bahwa tindakan tanpa persetujuan dan tanpa sepengetahuan merupakan parallel sinonim yang menyatakan tentang antithesis, dan ciri yang kuat adalah penggunaan kata “tidak”.
[21] Saya menggunakan kata “dengan terpaksa” dengan tidak mengandung maksud bahwa Allah menyerah terhadap Israel, tetapi hal ini pun sudah ada di dalam rencana-Nya.
[22] Pelanggaran terhadap salah satu hukum dari Hukum Taurat, mengandung arti bahwa seluruh Hukum Taurat telah dilanggar.
[23] זָנַח֙   WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[24] חָרָ֥ה WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[25] R. V. Tasker “murka” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini vol.2, penerjemah H. A. Opasunggu  (Jakarta: YKBK, 2011), 100.
[26] Dalam berbagai terjemahan bahasa Inggris seperti KJV, NKJV, RSV, NET dan sedikit perbedaan pada NIV menyatakan bahwa hal tersebut diterjemahkan sebagai workman made. Dalam software Bible Works 8 dalam WTM Morphology, dengan pencarian kata חָרָ֣שׁ  memiliki arti yang kurang lebih serupa yakni craftsman of any sort.
[27] עֶגְלֵ֣ךְ“ WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[28] Di dalam bukunya Hermeneutik (Malang: SAAT, 2001),384, Hasan Sutanto menjelaskan bahwa paralelisme sintesis berfungsi untuk menunjukkan kesejajaran ide antara baris pertama yang dikembangkan pada baris kedua. Antara sebab dan akibat merupakan sebuah kesejajaran ide.
[29] ר֥וּחַ” WTM Morphology, software BibleWorks 8.
[30] וְסוּפָ֣תָה” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[31] Dikatakan bahwa Adam akan bekerja dengan susah payah di tanah yang sudah terkutuk untuk mendapatkan hasil bagi dirinya dan mengupayakan tanah dengan susah payah. Hal ini juga sama dilakukan ketika perjanjian diperbaharui dengan Israel, Allah menuntut mereka memiliki suatu kekudusan sama seperti dengan yang dimiliki-Nya. Sebagai akibat pelanggaran dari tuntutan-Nya, maka tanah pun dikutuk dan tidak menyediakan hasil bagi manusia, dalam hal ini Israel.
[32] נִבְלַ֖ע”, WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[33] Kadang-kadang bentuk perfek juga dipakai dalam nubuat tentang sesuatu yang belum selesai namun dapat dianggap sempurna karena sudah tercantum dalam rencana Allah, dan tidak mungkin tidak akan selesai.  Lihat penjelasan lebih lanjut dalam D. L. Baker, Pengantar Bahasa Ibrani (Jakarta: BPK, 2010), 78.
[34]  Gill Commentary terhadap “Hosea 8:8”, dalam Software E-Sword.
[35] כִּֽי ” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[36] Ibid
[37] Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama 1 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), .
[38] הִתְנ֥וּ” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[39] Barnes Commentary terhadap “Hosea 8:9”, dalam Software E-Sword.
[40] BIS menerjemahkan penindasan oleh raja ini dilakukan oleh Asyur.
[41] J. Robert Vannoy, “King, Kingship” dalam Evangelical Dictionary of Biblical Theology, ed. Walter A. Elwell, (Michigan: Baker Books. 1996), 450. Bahwa ketika Kerajaan Israel terpecah menjadi dua, dan Israel Utara mengangkat Yerobeam I sebagai raja, sesungguhnya tidak ada lagi raja yang “benar di hadapan Allah”. Hal ini tidak terlalu berbeda jauh dengan Kerajaan Selatan, namun dalam hal ini tetap ada raja-raja yang benar di hadapan Allah seperti Yosia, dan Hizkia yang datang kemudian setelah Nabi Hosea.
[42] כִּֽי  ” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[43] T. C. Mitchell, “mezbah” dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini vol.2, penerjemah H. A. Opasunggu  (Jakarta: YKBK, 2011), 81.
[44] Barnes Commentary terhadap “Hosea 8:13” dalam Software BibleWorks 8
[45] אֶכְתּוֹב” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[46] Dalam hal ini seringkali didapati dalam kitab para nabi yang berbentuk nubuat bahwa imperfek diartikan perfek, dan berlaku sebaliknya jika diikuti imbuhan waw consecutive yang mengikuti kata kerja sekalipun hal ini juga jarang ditemukan dalam kitab para nabi.
[47] כְּמוֹ־זָ֖ר” WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[48] Matthew Henry Notes terhadap “Hosea 8:13-14” dalam Software Bible Works 8.
[49] Dalam hal ini, berdasarkan konteks dekat dari Ulangan 17, sangat mungkin Mesir (raja) diartikan sebagai sebuah penjajahan atau kerja paksa.
[50] יִזְכֹּ֤ר”, WTM Morphology, Software BibleWorks 8.
[51] D. L. Baker menyebutkan dalam ulasannya bahwa kata kerja dengan bentuk imperfek memiliki beberapa fungsi, yakni pekerjaan yang belum selesai, termasuk pekerjaan yang hendak dilakukan, yang sedang dilakukan, dan juga yang berulang-ulang dilakukan. Lih. Pengantar Bahasa Ibrani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 103.
[52] Lihat tafsiran saya dalam Hosea 8:1.
[53] Mengingat bahwa ini adalah parallel sinonim.
[54] Berdasrkan tafsiran saya pada ayat 1, Hosea mengumpamakan serangan rajawali pada kerajaan Utara sebagai serbuan yang kemudian diketahui hal ini diwakili Salmaneser (Asyur), dan yang kemudian akan menyerbu kerajaan Selatan yang kemudian digenapi ketika serbuan ini dlakukan oleh Nebukadnezar (Babel).

No comments:

Post a Comment