Wednesday, October 15, 2014

Reading Report: Teologi Perjanjian Baru “Leon Morris”

Allah Sebagai Pusat Segalanya

          Paulus adalah seseorang yang sangat menyanjung tinggi Allah. Ia menaruh perhatian yang sangat besar kepada Allah yang tertuang di dalam tulisan-tulisannya. Allah yang berdaulat atas segala ciptaannya merupakan ide utama pemikirannya yang diharapkan akan menjadi “semua di dalam semua” (1 Korintus 15:28). Berikut adalah pemikiran Paulus tentang Allah yang terpapar di dalam beberapa sub-topik di bawah:
ALLAH ESA YANG MULIA
            Paulus memegang teguh prinsip monoteisme Yahudi nya (Rom. 3:30; I Kor. 8:4, 6; Gal. 3:20). Allah yang adalah Bapa adalah satu-satunya Allah yang menjadi sumber kekuatan dan hikmat (Rom. 11:33). Ia yang memberikan kekuatan dan hikmat kepada orang-orang Kristen yang hidup. Selain itu menurut Paulus, Allah adalah Allah yang mulia. Sehingga sebagai umat kita harus memuliakan-Nya (Rom. 15:6, 9; I Kor. 6:20; II Kor 9:13).
            Lebih lanjut Paulus juga banyak berbicara tentang pekerjaan Allah yang terpapar menjadi sifat-sifat Allah. Sifat-sifat tersebut antara lain: sebagai yang hidup (I Tim. 3:15; 4:10), sebagai yang setia (I Kor. 1:9; 10:13; II Kor. 1:18), sebagai yang hidup dan yang benar (I Tes. 1:9), Allah yang tidak berdusata (Tit. 1:2), sumber kekuatan dan penghiburan (Rom. 15:5), sumber pengharapan (Rom. 15:13), sumber segala penghiburan (II Kor. 1:3), sumber kasih dan damai sejahtera (II Kor. 13:11), sumber damai sejahtera ( Rom. 15:33) yang akan menghancurkan iblis di bawah kaki kita (Rom. 16:20).
PREDESTINASI
            Paulus di dalam surat-suratnya menekankan kepada para pembacanya tentang rencana Allah yang mulia di dalam diri Yesus Kristus sebagaimana sudah direncanakan-Nya dari semula. Hikmat Allah diberikan kepada orang-orang pilihan-Nya, yang secara jelas ditulis dalam Efesus pasal 1 tentang pemilihan Allah kepada orang-orang beriman. Seorang manusia tidak pernah akan pernah yakin akan diselamatkan oleh perbuatannya, namun hanya karena jaminan pemilihan Allah-lah seseorang yakin ia diselamatkan. Allah yang menentukan dari awal sampai akhir dengan jaminan-Nya kita memperoleh keselamatan. Tetapi kita perlu ingat bahwa predestinasi membuat orang beriman bukan melupakan tanggung jawabnya sebagai orang percaya yang mengabaikan perbuatan kasih, tetapi meskipun perbuatan kasih kita tidak menyelamatkan, perbuatan baik haruslah dilakukan selaras dengan pertobatan dan pertumbuhan iman seseorang di dalam Yesus Kristus.
ALLAH YANG AKAN MENGHAKIMI
            Allah akan menghakimi setiap orang menurut perbuatan yang dilakukannya. Setiap orang beriman akan diminta bertanggung jawab menurut tindak tanduk yang diperbuatanya. Tuhan tidak mengacuhkan perbuatan jahat yang dilakukan, karena kejahatan merupakan kekejian di hadapan Allah, sehingga Allah sangat memperhitungkan hal tersebut. Kejahatan yang merupakan keinginan daging adalah perseteruan dengan Allah. Hanya kebenaran Allah-lah yang mampu menyelamatkan seseorang, sehingga orang yang memiliki kepentingan pribadi dalam memberitakan Firman menurut kebenarannya sendiri, merupakan musuh Allah. Kejahatan bukan melulu sebagai pelanggaran moral, akan tetapi melawan Tuhan dan tidak takut akan Allah adalah kejahatan sebenarnya.
            Oleh sebab itu Paulus menekankan bahwa bagi umat beriman penghakiman merupakan belas kasih Allah. Di dalam penghakiman berupa penderitaan akibat perbuatan, kita dididik untuk tidak menjadi serupa dengan dunia. Allah adalah Allah yang aktif di dalam kehidupan semua orang. Sebagaimana orang pilihan diberi penghakiman, orang yang tidak mencintai kebenaran diberi penghakiman berupa penyesatan agar tetap tidak percaya. Mereka yang tidak percaya kepada anugerah Allah di dalam Yesus pada akhirnya percaya kepada penyesatan yang membuat mereka tidak dapat menerima anugerah yang kekal.      
Penderitaan yang dialami oleh jemaat mula-mula dianggap Paulus sebagai bukti belas kasih Allah agar mereka memiliki iman yang teguh sebagai hasil didikan Allah. Karena Allah akan menghakimi semua orang menurut perbuatannya dengan jujur dan adil. Hal ini diindikasikan kepada pengajaran orang Yahudi pada masa itu bahwa mendengar hukum saja sudah cukup tanpa perlu melakukannya. Namun yang terlebih penting menurut Paulus bahwa hukum tersebut harus ditaati dan dilakukan jika seseorang ingin hidup benar di hadapan Allah. Allah akan menghakimi semua orang. Orang yang menolak kebenaran lah yang akan menerima penghakiman karena tidak mendapat perkenanan Allah sehingga memperoleh kematian kekal.
KASIH ALLAH
            Perhatian utama Paulus adalah pada kasih dan kepedulian Allah terhadap umat-Nya, bukan kepada semata-mata keagungan Allah tanpa keperdulian kepada ciptaan-Nya. Ia adalah Allah yang selalu didorong oleh kasih dalam menjalankan kekuasaan-Nya. Ia memperhatikan ciptaan-Nya dengan kasih. Bahkan di dalam keberdosaan manusia, Allah tetap memberikan kasih-Nya melalui pengorbanan Kristus. Kasih-Nya diberikan di dalam hati kita melalui Roh Kudus (Rom. 5:5). Allah mengasihi kita umat-Nya dengan kasih yang begitu besar yang memberikan kita anugerah berdasarkan kebaikan dan kemurahan hati-Nya yang begitu besar. Oleh karena itu orang percaya dituntut untuk memberikan kemurahan kepada sesama sebagaimana Allah memberikannya secara cuma-cuma kepada kita. Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (II Kor. 9:7).
Orang percaya dipanggil menjadi orang kudus-Nya (Rom. 1:7) merupakan bukti kasih-Nya, yang sangat berkaitan dengan pemilihan-Nya (Rom. 9:25; 11:28; Kol. 3:12). Pemilihan bukanlah tindakan sewenang-wenang Allah, tetapi bukti bahwa kasih Allah berupa penyelamatan menjadi sebuah sarana. Rencana Allah tentang pemilihan-Nya merupakan belas kasihan sehingga kita bisa diselamatkan (Tit. 3:5; bd I Kor. 7:25). Penyelamatan adalah panggilan Allah dan Paulus memandang itu sebagai sebuah hadiah yang diberikan kepada orang yang “tidak berarti” (I Kor. 1:28), dan dipanggil menjadi “berarti” karena kekudusan Allah (I Tes. 4:7).
Allah aktif bekerja di dalam panggilan tersebut. Ia yang memberi belas kasihan untuk menjangkau orang-orang yang tidak berdaya, dengan menyatakan diri-Nya sendiri kepada manusia (Rom. 1:19-20). Di dalam Firman-Nya, Ia menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang aktif melalui tulisan hamba-hambanya. Ia menggenapi Firman-Nya yang dituliskan, karena Firman itu ditulis orang-orang yang diilhamkan oleh Roh Kudus. Melalui Firman, Ia menyatakan diri-Nya agar orang-orang berdosa dapat diselamatkan. Melalui Injil yang adalah kekuatan-Nya, Ia memberikan kabar baik kepada orang-orang berdosa, dan kita diangkat-Nya menjadi anak dan Dia menjadi Bapa kita, sehingga kita masuk kepada kemuliaan kebebasan (Rom. 8:21).
KESELAMATAN DARI ALLAH
            Allah mengerjakan rencana-Nya demi keselamatan kita, orang-orang berdosa. Allah yang aktif yang mengerjakan semua rencana-Nya, memberikan Yesus, Anak-Nya yang sangat dikasihi-Nya, satu-satu-Nya kepada kita agar kita beroleh diselamatkan. Keselamatan yang merupakan hasil dari pertobatan yang adalah anugerah Allah berasal dari kebenaran Allah (Rom. 1:17; 3:5, 21-22, 25-26; 10:3; II Kor. 5:21; Fil. 3:9; bdk Rom. 8:33). Kebenaran artinya adalah status hukum dan bukan etika moral, seperti halnya hak seseorang. Suatu hubungan kuat terjalin antara kebenaran dan keselamatan (Yes. 51:6; Maz. 98:2). Tindakan Allah yang benar di- karenakan atribut-Nya sendiri dikerjakan-Nya dalam karya usaha penyelamatan-Nya. Kebenaran Allah bukan hanya berbicara tentang kekuasaan dan kedaulatan-Nya, tetapi lebih dari itu adalah keselamatan yang dilakukan dalam natur kebenaran-Nya.
            Kebenaran inilah yang diberikan kepada kita karena anugerah-Nya melalui iman. Suatu pemberian Allah yang memberikan “status benar” karena anugerah dan bukan perbuatan etika. Keselamatan yang dari Tuhan diberikan melalui jalan pendamaian melalui Yesus Kristus. Murka Allah adalah konsekuensi dari keadaan berdosa manusia yang tidak taat dan terus menerus berbuat dosa. Sehingga jalan pendamaian melalui Kristus membuat kita diselamatkan dari murka-Nya (Rom. 5:9; I Tes. 1:10) karena kita ditetapkan untuk tidak ditimpa murka. Allah secara aktif menjalankan murka-Nya kepada orang berdosa dan bukti sikap acuh-Nya terhadap kesalahan. Maka secara aktif pula Allah mengerjakan keselamatan di dalam Kristus yang menjadi suatu pendamaian bagi kita, yang meneguhkan perjanjian-Nya (Gal. 3:17), mengampuni orang-orang berdosa (Ef. 4:32), memperhitungkan dan membenarkan Abraham (Gal. 3:6), dan membuat Kristus menjadi dosa karena kita (II Kor. 5:21). Keselamatan merupakan inisiatif Allah dan merupakan anugerah.
KEHIDUPAN ORANG KRISTEN
            Sebagai orang yang telah dipilih Allah untuk diselamatkan, kita perlu menyadari bahwa Allah secara aktif memilih umat-Nya dan telah menyusunnya sedemikian rupa dengan rupa-rupa karunia pada masing-masing individu. Kehadiran Allah bahkan dapat dirasakan oleh orang-orang luar. Pekerjaan ini semuanya tidak lepas dari Allah yang melakukan pekerjaan melampaui apa yang dikerjakan dalam umat-Nya.
            Allah menciptakan kita untuk tujuan khusus-Nya dan memperlengkapi kita, yang telah menetapkan kita sebagai umat pilihan-Nya (1 Tes. 5:9) untuk melakukan pekerjaan bagi kemulian-Nya. Allah yang bekerja di dalam seluruh aspek kehidupan kristiani dan Dia-lah yang menentukan pekerjaan bagi umat-Nya, bukan umat sendiri yang memilih menurut keinginannya.
            Pekerjaan umat percaya adalah melayani Allah. Keselamatan bukan merupakan hak istimewa, melainkan sebuah tanggung jawab yang membawa kita sadar dipanggil untuk melayani Dia. Pelayanan ditetapkan oleh Allah sendiri kepada orang-orang yang melayani Dia. Dan tugas sebagai seorang pelayan seperti nasihat Paulus kepada jemaat di Roma adalah mempersembahkan diri kepada Allah(6:13), menjadi hamba-hamba Allah (6:22), menyenangkan Allah (14:18) dan menyembah-Nya (I Kor 14:25), serta melakukan perintah-perintah-Nya (I Kor. 7:19; Tit. 1:3).
KERAJAAN ALLAH
            Kerajaan Allah merupakan kerajaan yang menyangkut keinginan Allah dan bukan keinginan daging. Suatu kerajaan yang dimana tidak akan diberikan kepada orang-orang yang melakukan kejahatan (Gal. 5:21). Daging dan darah tidak dapat masuk ke dalamnya (I Kor. 15:50), dan segala sesuatu yang berbentuk jasmani akan lenyap pada akhir zaman sampai kerjaan diserahkan kepada Allah dan Ia menjadi pusat segalanya (I Kor. 15:24-8).
            Kebangkitan adalah kuasa Allah yang dilakukan-Nya pada Kristus (Rom. 10:9) akan dilakukan-Nya kepada orang mati (I Kor. 6:14) yang hanya dapat dilakukan oleh Allah sendiri, karena Ia terlebih besar daripada maut (I Kor. 15:50-57).
            Meskipun secara implisit Paulus menggunakan istilah kerajaan Allah, tetapi Ia sadar betul bahwa Allah yang menguasai segala sesuatu dalam kehidupan. Ia merindukan agar Allah memberikan kekudusan dan kemampuan untuk menjadi anak Allah dengan meninggalkan manusia lama. Paulus sadar betul bahwa Allah yang mengawasi dan memberikan pengarahan kepada umat-Nya dalam bertindak, bahkan Allah memberikan berkat-berkat-Nya seperti damai sejahtera (I Kor. 7:15), dan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia (Rom. 8:28).

Yesus Kristus Tuhan Kita
           
            Juru selamat yakni Kristus (Yang Diurapi) oleh Allah merupakan buah pemikiran dari Paulus. Diurapi berarti dikhususkan bagi pelayanan Allah. Sebutan Kristus yang disematkan kepada Yesus berarti adalah sebuah nama yang manusiawi saja, dan tidak menunjuk kepada gelar. Hal ini dilakukan Paulus dengan menyatakan bahwa kehidupan Yesus di dunia sangat penting dan bermakna. Begitu juga dengan gelar “Tuhan” yang diberikan Paulus mengandung arti yang sangat mendalam baik bagi orang berkebudayaan Yunani yang merujuk kepada suatu sosok yang mendapat perhatian penting, maupun bagi orang Yahudi sendiri (penerjemahan Yahweh ke dalam Septuaginta). Selain itu Paulus juga menyebut Yesus sebagai Anak Allah dengan menyadari betul betapa besar karya Allah yang dilakukan-Nya di dalam Yesus. Selain itu ia juga menyebut Yesus sebagai Juruselamat (Ef. 5:23; Fil. 3:20; II Tim. 1:10; Tit. 1:4), Adam yang akhir (Rom. 5:12-21), dsb.


YESUS SANG MANUSIA
            Paulus meyakini secara sungguh bahwa Yesus adalah benar-benar seorang manusia (I Kor. 15:21), dilahirkan oleh seorang perempuan (Gal. 4:4), keturunan Daud (Rom. 1:3), orang miskin (II Kor. 8:9), dan mempunyai beberapa orang saudara (I Kor. 9:5). Ia lemah lembut dan ramah, yang taat kepada Bapa-Nya dan tanpa dosa. Ia makan dan minum pada perjamuan terakhir, lalu dibunuh, dikuburkan dan dibangkitkan Allah pada hari ketiga (I Kor. 15:4). Ia tahu betul siapa Yesus yang berkarya di bumi. Tanpa ragu Paulus memandang bahwa Yesus adalah benar-benar seorang manusia.
KRISTUS DAN ALLAH
            Perjumpaan-Nya dengan Yesus telah mengubah seluruh hidupnya, sehingga ia menyerahkan seluruh hidupnya bagi Injil Yesus. Yesus Juruselamat adalah Anak Bapa (Allah), yang merupakan kekuatan dan hikmat Allah (I Kor. 1:24) dan Kristus sendiri adalah sumber kuasa (I Kor. 5:4; II Kor. 12:9).
            Lebih lanjut hubungan Kristus dan Allah disampaikannya dalam Filipi 2:5-11 berupa madah untuk menyampaikan pesan soteriologis, yakni Kristus yang menyelamatkan. Sifat-Nya yang Ilahi sebagai setara dengan Allah tidak dipertahankan-Nya sebagai konsekuensi dari ketaatan dan kerendahhatian-Nya kepada Allah. Oleh sebab itu Paulus menyebutkan bahwa kedudukan Yesus sebagai Tuhan yang diangkat Allah bukan karena Allah menghendaki adanya tandingan, tetapi secara mendalam Paulus ingin menyebutkan bahwa Yesus dan Allah adalah satu di dalam hubungan yang sangat mendalam dan sempurna.
            Lebih lanjut di dalam Kolose 1:15-20 hubungan Kristus dan Allah berbicara tentang Anak sebagai gambaran yang tidak kelihatan. Gambaran bukan berarti berbeda, tetapi sama dan satu. Panggilan sebagai “yang sulung” bukan berarti Yesus yang pertama kali diciptakan, tetapi makna sebenarnya adalah Ia dan Bapa adalah sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dimiliki oleh ciptaan lain. Begitupula dalam penciptaan, Kristus telah ada bersama-sama pada awalnya dan segalanya diciptakan untuk Dia. Dialah yang menciptakan dan menopang segala sesuatu karena Ia adalah Alfa dan Omega yang memelihara ciptaan-Nya. Ia adalah kepala tubuh (ay. 18) yakni gereja-Nya dan ia mendirikan suatu bangsa baru dari kesulungan-Nya (Rom. 8:29). Usaha pendamaian-Nya memberikan damai di bumi dan di surga (ay. 20).


FUNGSI-FUNGSI ILAHI
            Paulus sadar sepenuhnya bahwa Yesus sudah ada sebelum inkarnasi-Nya, dan keyakinan tentang praeksistensi Kristus (II Kor. 8;9; Gal. 4:4; Fil. 2:6). Fungsi Allah juga adalah fungsi Kristus dan tidak terpisahkan, begitu juga keseluruhannya, sehingga Allah dan Kristus menjadi semua di dalam semua (I Kor. 15:28 bdk. Kol 3:11).  Kristus menjadi rahasia Allah yang telah diberitahukan kepada dunia, bahwa Ia-lah jalan kebenaran satu-satunya yang menyelamatkan, dan Dia adalah manusia. Tidak bisa dimengerti, namun Ia menyingkapkan-Nya sendiri karena anugerah-Nya di dalam Injil. Sehingga Ia menjadi pusat dari karya keselamatan yang merupakan kesatuan-Nya dengan Allah. Kristus menghilangkan selubung yang ada di dalam PL di dalam penyataan Allah kepada Musa. Kristus merupakan pusat dari segala-galanya, melalui karya pendamaian-Nya yang merupakan pusat dari pemberitaan Paulus.
APAKAH KRISTUS ITU ALLAH
            Di dalam Roma 9:5 dijelaskan bahwa Yesus adalah Allah. Paulus tidak pernah secara tegas menyatakan bahwa Kristus adalah Allah dalam tulisan-tulisannya. Namun di dalam bahasa Yunani kata “Kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus” (II Tes. 1:12) dan “Allah yang mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Tit. 2:13) merujuk kepada satu oknum yang disebut sebagai Allah dan Kristus. Kata sandang yang berada di depan kata Allah dan tidak diulangi pada kata depan Tuhan Yesus Kristus, merujuk hal tersebut ditujukan kepada satu oknum tertentu saja.
KASIH KRISTUS
            Kematian Kristus di atas kayu salib merupakan bukti kasih yang mendapat perhatian begitu penting bagi pemikiran Paulus. Pengorbanan-Nya yang telah menyelamatkan Paulus (Gal. 2:20), ajakan untuk mengasihi Dia yang telah menyerahkan diri (Ef. 5:2), cinta-Nya kepada jemaat seperti pengorbanan-Nya (Ef. 5:25), dan kasih-Nya dan Bapa telah member penghiburan abadi (II Tes. 2:16). Sehingga kita dijadikan lebih dari pemenang karena Dia yang menghasihi kita, karena tidak ada yang sanggup memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Rom. 8:35-39). Kasih Allah yang memberikan Kristus kepada kita mendapat perhatian yang begitu penting dalam pemikirannya, karena kasih adalah sifat dari Allah dan Kristus sendiri. Sebab menurutnya, segala sesuatu menjadi tidak berarti di hadapan kasih Kristus yang begitu besar ini.

KESELAMATAN DAN KRISTUS
            Kristus yang mengadakan dan mengerjakan keselamatan bagi dunia yang menjadi tanda bagi keagungan-Nya. Kematian-Nya bagi orang berdosa (Rom. 5:6) menjadi jalan pendamaian (Rom. 5:10-11), dengan jalan menjadi kutuk dan menebus kita dari Taurat (Gal. 3:13). Kristus memberikan kita pembenaran (Gal. 2:17), pengampunan (Kol. 3:13), kemenangan (I Kor. 15:57) damai sejahtera (Rom. 5:1), pengharapan (Ef. 1:12), kehidupan (II Tim. 1:1), kedudukan sebagai anak (Ef. 1:5), hidup yang kekal (Rom. 5:21), cahaya (Ef. 5:14), dan ahli waris bersama Dia (Rom. 8:17).
Ia menjadi dasar orang-orang Kristen membangun (I Kor. 3:11), batu penjuru (Ef. 2:20), menjadi kurban persembahan (Ef. 5:2), Kristus sebagai “paskah kita” (I Kor. 5:7), Kristus menerima kita “untuk kemuliaan Allah” (Rom. 15:7). Dan memberikan kita keselamatan di dalam Dia melalui iman yang bekerja melalui kasih (Gal. 5:6).
“DALAM KRISTUS” DAN “BERSAMA KRISTUS”
            Di dalam semua suratnya kecuali Titus, Paulus menggunakan istilah “di dalam Kristus.” Ia memakai nama Kristus dan bukan Yesus untuk menyatakan kebangkitan-Nya. Ungkapan Paulus ini ditujukan bagi orang Kristen yang telah dibenarkan oleh karya Salib Kristus. Sehingga tidak ada penghukuman pada orang yang ada di dalam Dia, dan di dalam Dia bangsa-bangsa menerima berkat Abraham (Gal. 3:14).
            Oleh karena itu, sikap orang Kristen yang berada di dalam Dia, haruslah sehati dan sepikir dalam Tuhan (Fil. 4:2). Mereka harus hidup di dalam Dia dengan sungguh. Di dalam Dia kita harus bermegah (I Kor. 1:31), memperoleh penghiburan (Fil. 2:1), bisa bersukacita (Fil. 3:1), mendapat kasih seperti pada jemaat Korintus (I Kor. 16:24). Menjadi orang Kristen sejati berarti adalah pekerjaan yang harus dilakukan dalam Kristus, dengan rela berkorban dan penuh kesetiaan, dan selalu melayani Dia dalam segala situasi.  
Segala sesuatu di dalam hidup dijalani di dalam Kristus. Baik itu dalam pernikahan, menjadi Bait Allah yang kudus di dalam Dia (Ef. 2:21), mentaati orang tua di dalam Tuhan (Ef. 6:1), pengharapan di dalam Dia setelah kematian (I Kor. 15:18-19).
Semua orang beriman adalah satu di dalam Dia (Gal. 3:28). Persatuan orang Kristen menjadi persekutuan di dalam Dia tanpa memikirkan kepentingan sendiri. Eratnya hubungan antara Kristus dan umat-Nya sebagai suatu kesatuan mendapat tempat penting dalam pemikirannya sebab kita ada dalam Dia. Bersama dengan Kristus, kita tinggal di dalam Dia yang telah mati bersama dengan Dia, sehingga manusia lama kita telah mati disalibkan, sehingga kita dibangkitkan dengan Dia (Kol 2:12) dan hidup bersama dengan Dia (Ef. 2:5). Sehingga baginya, hidup adalah Kristus (Fil 1:21) dan orang percaya harus menyerahkan seluruh hidupnya bagi Dia. Lebih dari itu adalah agar Allah membangkitkan kita bersama dengan Yesus (II Kor. 4:14) dan diam bersama-sama dengan Dia (Fil 1:23), dan selama-lamanya bersama dengan Dia (I Tes. 4:17). Kesusahan di dalam Dia di dalam dunia yang fana haruslah dikesampingkan dengan memandang hidup kekal bersama dengan Dia. Allah mengerjakan keselamatan-Nya di dalam Kristus bagi kita untuk hidup bersama dengan Dia.

Karya Keselamatan Allah dalam Kristus

            Karya penyelamatan yang dilakukan Allah di dalam Kristus adalah sesuatu yang begitu besar dan penting di dalam perhatian Paulus. Ada sesuatu yang begitu pentingnya hingga Allah sendiri yang mengutus Kristus untuk mengemban tugas tertentu karena hanya Dia yang bisa melakukannya. Tujuan-Nya yang mulia ke dalam dunia karena ketidakmampuan manusia untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari maut. Kedatangan-Nya mengajarkan Paulus makna keselamatan yang begitu besar.
BUDAK DOSA
            Semua manusia adalah hamba dosa (Rom. 6:17, 20) dan dosa tersebut membelenggu kita. Meskipun dosa tidak menguasai kita, namun dalam daging kita melayani hukum dosa (Rom. 7:25). Dosa terjadi secara universal baik bagi orang Yahudi yang tidak memuliakan Allah sekalipun mereka mengenal-Nya (Rom. 1:21), yang mampu membedakan mana yang baik dan buruk sehingga mereka bertanggung jawab atas dosa mereka (Rom. 1:20), juga bagi orang Yahudi sendiri yang mengenal Taurat namun tidak melakukannya, dan hanya mendengarnya saja (Rom. 2:13). Semua orang pada hakikatnya berbuat dosa dan cenderung berbuat salah dan terbelenggu di dalamnya, sehingga semua orang hakikatnya adalah budak dosa.
DAGING
Manusia erat kaitannya dengan daging yang merupakan bagian fisik pada manusia. Daging erat kaitannya dengan sesuatu yang lemah berupa keinginan hawa nafsu yang bertentangan dengan kehendak-kehendak Allah. Segala usaha yang hendak memenuhi keinginan daging dan kepentingan-kepentingan hidup saja, itu adalah dosa. Orang yang mementingkan daging akan menuai kebinasaan. Hukum Taurat tidak mampu melepaskan orang dari daging, karena ia tidak berdaya (Gal. 5:7).
            Oleh sebab itu orang percaya harus hidup di dalam Roh dan bukan menurut daging. Pikiran daging itu melawan Allah dan mendatangkan maut. Pemikiran-pemikiran yang mementingkan daging saja akan membawa kepada kebinasaan. Mereka yang berusaha memuaskan daging tidak memiliki kehidupan meskipun mereka melimpah secara materi. Orang Kristen yang dahulu hidup di dalam daging telah dibenarkan melalui karya penyelamatan Kristus sehingga kita tidak lagi hidup dalam daging (Rom. 8:9).
HUKUM
            Hukum yang dimaksud Paulus di sini adalah Hukum Musa, yakni Taurat. Hukum Taurat adalah sesuatu yang baik dan indah. Namun orang Yahudi terjebak pada konsepi bahwa Taurat merupakan jalan keselamatan dan bukan kasih karunia Allah. Semakin orang banyak mendengar Taurat dan menguasainya makin dekat ia kepada keselamatan. Konsepsi keliru inilah yang berusaha diluruskan oleh Paulus bahwa hukum Taurat tidak mendatangkan keselamatan namun menjelaskan kepada orang dosa itu apa adanya. Taurat menjadi persiapan bagi keselamatan yang terdapat di dalam Kristus karena kita memerlukan keselamatan karena kita adalah orang berdosa yang membutuhkan Kristus.
            Hukum membuat orang mengenal dosa dan membuat orang berusaha untuk tidak melakukannya. Sehingga perbuatan seseorang diperhitungkan berdasarkan tindakan berdosanya. Hukum Taurat adalah musuh manusia karena orang cenderung melawannya. Oleh karena itu Kristus adalah Hukum Taurat yang akhir dan merupakan penggenapannya. Artinya Taurat tidak menyelamatkan dalam pengorbanan Kristus sehingga orang memerlukan Dia, sehingga manusia hidup di bawah kasih karunia dan bukan perbudakan Taurat (Rom. 6:14-15).
KEMATIAN
            Dosa dan kematian berjalan bersama. Upah orang yang berbuat dosa adalah kematian (Rom. 6:21). Kematian bukanlah hal yang mengerikan bila tidak diikuti dosa. Kematian tidak menguasai orang percaya sebab maut telah dikalahkan oleh Allah. Kematian bukanlah sesuatu yang mengerikan sebab babak baru dalam kehidupan kekal bersama Allah di dalam Kristus adalah hal yang lebih indah daripada hidup di dunia.


MURKA ALLAH
            Murka Allah didatangkan kepada orang berdosa, dan Allah secara aktif menentang segala bentuk perbuatan dosa dan kejahatan. Murka Allah yang didatangkan kepada orang beriman bukan sebagai pembalasan, akan tetapi lebih kepada sebuah bentuk kasih sayang yang ditunjukkan kepada orang tersebut agar ia tidak berbuat dosa dan berbalik kepada kebenaran.
PENGHAKIMAN
            Semua orang akan dibangkitkan dan dihakimi oleh Allah. Meskipun sebagai orang Kristen kita hanya diselamatkan oleh anugerah-Nya, perbuatan kita tetap diperhitungkan untuk memperoleh upah dan ganjaran di surga. Semua orang terlebih orang Kristen harus bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Oleh karena itu kita harus mengerjakan keselamatan kita sebaik-baiknya sebab Allah adalah Hakim Yang Adil.
DUNIA YANG JAHAT SEKARANG INI
            Jatuhnya manusia di dalam dosa membawa malapetaka bagi seluruh ciptaan Allah. Menurut Paulus segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini akan terasa sia-sia siapapun dan sehebat apapun orang tersebut, apabila ia tidak memiliki Kristus.
Bahkan disebutnya bahwa Iblis bekerja di dalam dunia ini untuk mendatangkan kejahatan. Perbuatan jahat tersebut merupakan sesuatu yang bertentangan dengan Allah, dan Iblis meskipun tidak mampu, namun berusaha memisahkan kita dari Allah. Kejahatan manusia dan kuasa Iblis begitu menindas manusia di dalam dunia ini. Dalam pemikirannya, Paulus tidak bersifat pesimis karena ia tahu karya keselamatan Yesus Kristus, akan tetapi ia sadar betul betapa dunia ini dipenuhi kejahatan yang sangat membelenggu semua orang.
SALIB
            Dalam pemikiran Paulus, salib menempati tempat yang sangat tinggi. Hanya karena Salib Yesus yang membawa pendamaian dan keselamatan. Itulah yang menjadi pusat perhatian dalam penginjilannya, yang seharusnya hal tersebut dialami oleh orang-orang berdosa namun Allah merelakan Anak-Nya untuk menanggung dosa-dosa tersebut. Kematian-Nya telah menebus kita dan secara efektif menghilangkan kutuk dalam diri kita. Kematian-Nya dipakai Allah untuk mengalahkan segala sumber kejahatan, karena kebangkitan merupakan hal sangat penting yang berkesinambungan dari pekerjaan Allah. Kebangkitan memberikan harapan pada kita di masa yang akan datang.

PEMBEBASAN
            Pembebasan dari dosa kepada orang percaya dilakukan dengan karya salib. Kemerdekaan melalui kuasa penebusan Kristus, membuat kita tidak lagi menjadi hamba dosa. Artinya orang Kristen tidak lagi hidup di dalam daging, dan harus hidup bertentangan dengan keinginan daging. Karya Kristus juga membebaskan kita dari Taurat, yang artinya bukan karena perbuatan baik kita diselamatkan. Kematian juga tidak lagi menjadi sengat bagi orang percaya karena salib-Nya. Kematian tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan, karena ia telah dikalahkan. Melalui karya-Nya, murka Allah tidak ditimpakan atas kita.
            Pengorbanan-Nya bagi orang percaya mengalahkan segala kuasa jahat sehingga roh-roh jahat tidak lagi berkuasa atas kita. Perbudakan roh-roh dunia terjadi pada masa lampau (Gal. 4:3). Karena Kristus, di dalam penghakiman Allah kita dibenarkan.
PEMBENARAN
            Semua orang kelak harus menghadapi penghakiman Allah. Menurut Paulus semua orang pada dasarnya telah berdosa dan harus dihakimi oleh Allah. Namun karena darah Kristus orang percaya dibenakan dalam kasih karunia-Nya, sehingga karena perbuatan Allah sendirilah kita dibenarkan melalui pengorbanan Anak-Nya. Bukan karena perubahan moral seseorang menjadi dibenarkan, namun karena orang tersebut dinyatakan benar. Pembebasan merupakan status yang diberikan Allah secara cuma-Cuma kepada orang yang dikehendaki-Nya. Hukuman kita sudah dibayar dan pembebasan oleh kebenaran dikerjakan oleh Dia.
PENDAMAIAN YANG KOMPLEKS
            Penebusan yang dilakukan oleh Kristus sangat mahal harganya. Kita yang seharusnya dihukum mati, dan terbelenggu ditebus-Nya dengan memberikan nyawa-Nya sendiri. Kematian-Nya membawa sebuah perubahan besar. Melalui darah-Nya dimeteraikan suatu perjanjian baru. Perjanjian ini tidak berbicara tentang tingkah laku lahiriah seseorang, tetapi batiniah orang tersebut.
            Suatu kondisi berdamai berarti telah terjadi suatu permusuhan sebelumnya. Pendamaian adalah sesuatu yang Allah kerjakan karena keberadaan berdosa manusia melalui pengorbanan Anak-Nya. Pengorbanan yang hanya bisa dilakukan oleh Kristus yang menghapus musuh (dosa). Sehingga terjadi pendamaian antara Allah dan manusia. Kita yang telah diampuni oleh Allah melalui Kristus, diangkat-Nya menjadi anak.

KASIH BEKERJA
            Kematian Kristus mendamaikan kita dengan Allah. Kematian-Nya yang ditujukkan kepada kita sewaktu masih berdosa merupakan wujud cinta kasih Allah bagi kita (Rom. 5:8). Kasih Allah seringkali berhubungan dengan iman, yang berarti iman tidak berarti bila tidak ada kasih Kristus. Sehingga melalui kasih Allah kita diselamatkan di dalam iman kepada-Nya. Sebab Ia tahu bahwa kita memerlukan kasih karena ketidakberdayaan kita. Karena kasih karunia-Nya (anugerah) kita dibenarkan, bukan karena perbuatan baik kita yang tidak berdaya untuk menyelamatkan.

Hidup Dalam Roh

            Menurut Paulus, Roh Allah tidak hanya terdapat pada segelintir orang tertentu saja. Ia memberikan-Nya kepada setiap orang percaya sekalipun yang terkecil. Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah (Rom. 8:14) dan yang tidak memiliki Roh Kristus bukan dari pada-Nya (Rom. 8:9). Yang menjadi dasar dari kehadiran Roh bukanlah ekstase, tetapi buah-buah Roh (Gal. 5:22-23). Roh Allah diam di dalam kita karena kita adalah bait-Nya (1 Kor. 3:16). Roh adalah Oknum tersendiri yang satu dengan Allah, dan bukan hanya memberi kuasa namun lebih daripada itu. Kehadiran-Nya merupakan unsur dominan hidup orang percaya dan diam di dalam diri orang-orang beriman yang memimpin kepada hidup di dalam Roh (Gal. 5:16), berkata-kata oleh Roh (I Kor. 12:3), hati nurani Paulus bekerja di dalam Roh Kudus (Rom. 9:1), dsb. Ia menguatkan kita, mengajar kita, dan hidup di dalam kita. Apabila kita menabur dalam Roh, kita akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu (Gal. 6:8).
KARUNIA-KARUNIA ROH
            Semua orang percaya memiliki Roh Kudus di dalam dirinya, namun karunia-karunia Roh yang ada pada orang percaya berbeda-beda. Kepada jemaat di Korintus Paulus menasihati agar karunia-karunia Roh tidak dijadikan kesombongan, akan tetapi untuk saling membangun dan mempermuliakan Allah karenanya. Karunia-karunia ini tidak bisa diidentifikasikan dengan pasti karena unsur subjektifitas individu dalam menilai karunia ini.
Karunia-karunia rohani (charisma) diperlukan dalam pelayanan sehingga Paulus pun senang terhadap jemaat yang memperoleh karunia tersebut. Pada surat pastoral, charisma dilakukan dengan penumpangan tangan. Roh aktif di dalam kehidupan orang beriman, karena oleh Roh kita dimeteraikan menjadi miliki Allah, dan Roh selalu menyertai kita, bersaksi bersama roh kita, berdoa untuk kita, menyucikan kita, mengajar kita, hidup dalam kita, dan memampukan kita.
JEMAAT
            Jemaat adalah semua orang yang percaya kepada Kristus dan menjadi suatu lembaga (ecclesia). Lembaga ini bersifat jemaat local yang diistilahkan Paulus dalam beragam cara seperti jemaat Allah (I Kor. 1:2), jemaat-jemaat Allah (I Kor. 11:16), jemaat-jemaat Kristus (Rom. 16:16) dan jemaat-jemaat di daerah tertentu. Dan di samping itu ada juga “jemaat di rumah” (Rom. 16:5) dengan skala yang lebih kecil.
            Namun terlebih penting bagi Paulus, jemaat adalah anggota tubuh Kristus dengan Kristus sebagai Kepalanya (Kol. 1:14, 18). Jemaat yang dimana Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya adalah milik Dia. Jemaat adalah Bait Allah, dan orang-orang kudus Allah. Allah memberikan kepercayaan kepada orang-orang tertentu untuk bertanggung jawab kepada Allah sebagai Pemilik jemaat-Nya. Jemaat adalah sesuatu yang sungguh mengagumkan menurut Paulus.
SAKRAMEN-SAKRAMEN
            Dalam tulisan Paulus sakramen tidak banyak dibicarakan, hingga di masa yang kemudian hal ini menjadi begitu penting. Pemikirannya tentang sakramen terdapat pada I Korintus 12:13 tentang baptisan diperdebatkan tentang metodenya. Namun lebih penting untuk dijadikan perhatian adalah bahwa Roh yang menjadikan orang sebagai anggota jemaat. Setelah dibaptis dengan air dan Roh, kita dipersatukan di dalam Kristus. Orang beriman mati terhadap cara hidupnya yang lama dan hidup baru bersama Kristus (Rom. 6:4).
            Ulasan Paulus paling jelas di dalam Perjamuan Kudus adalah I Korintus 10:16. Paulus ingin berkata menerima tubuh dan darah Kristus adalah bukti dari orang benar-benar menerima Kristus. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada kita tentang Perjanjian Baru yang dimulai oleh Kristus. Selain itu kita juga mengingat-Nya dan memberitakan kematian-Nya sampai Ia datang melalui sakramen perjamuan kudus.
JALAN IMAN
            Iman kepada Kristus yang berarti percaya kepada-Nya sebagai Jurus Selamat dan menyerahkan hidup kita bagi Dia adalah sesuatu yang sangat mendasar pada hidup orang percaya. Iman inilah yang memampukan seseorang untuk percaya kepada pengorbanan Kristus dan kepada Allah. Seperti yang diungkapkan Paulus tentang Abraham (Rom. 4:3, 22-23; Gal. 3:6) bahwa ia dibenarkan karena ketaatan dan kepercayaannya pada Allah. Kita menerima kasih karunia Allah dengan iman, dan bagi kita yang hidup dari iman disebut sebagai anak-anak Abraham (Gal. 3:7,9). Iman adalah sesuatu yang berasal dari Allah dan kita harus berusaha untuk menumbuhkannya, karena kehidupan Kristen tidak pernah lepas dari iman.
JALAN KASIH
            Kasih merupakan dasar bagi setiap orang percaya. Kita adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah mengingat pengorbanan Kristus di salib. Oleh karena itu dalam rahmat-Nya Allah mencurahkan Roh-Nya kepada orang percaya suatu sifat untuk saling mengasihi, Ia memberikan kepada kita roh kasih (II Tim. 1:7). Perhatian Paulus tentang kasih dan bagaimana orang percaya harus hidup terdapat secara jelas di dalam I Korintus 13.
            Selain itu kasih mengikat dan menyatukan orang-orang percaya (Kol. 2:2, 3:4). Kasih tidak lemah namun kuat dan mengandung moral di dalamnya. Penderitaan yang diberikan Allah menurut Paulus merupakan kasih Allah agar membentuk kita menjadi jauh lebih indah. Sehingga ia bersukacita di dalam penderitaan (Kols. 1:24). Hal ini menunjukkan Allah yang mengasihi Dia terus menerus memperbaiki Dia, dan dalam penderitaannya, ia mengasihi Kristus dan jemaat.
JALAN PENGHARAPAN
            Pengharapan Paulus tentang eskatologi adalah sesuatu yang berbeda dengan apa yang umumnya diharapkan oleh orang Yahudi. Menurutnya, ciptaan baru adalah kehidupan orang Kristen itu sendiri. Tetapi karya keselamatan Kristus akan selesai pada hari kedatangan-Nya. Kebangkitan-Nya sebagai yang sulung dari kebangkitan orang percaya lainnya.
            Kedatangan Kristus berarti kehancuran kejahatan untuk selama-lamanya dan berarti kebahagian orang percaya untuk selama-lamanya. Suatu pengharapan bagi orang percaya, dimana Ia akan datang dan memberikan berkat kepada hamba-Nya (Kol. 1:12). Paulus berdoa agar orang percaya tak bercacat dan kudus pada hari kedatangan-Nya.
            Perhatiannya pada kedatangan Yesus tidak berbicara tentang kapan hari itu datang, tetapi fakta tentang kedatangan Kristus sendiri yakni dengan melakukan apa yang menjadi tugasnya di dunia. Ia tentu berpikir tentang kematian dan paraousia, meskipun kita tidak tahu pasti apa yang diinginkannya.



Injil Markus

            Kabar baik merupakan pusat perhatian pada pemikiran Markus dalam menulis. Injil ini menceritakan perbuatan Allah melalui apa yang diperbuat oleh Yesus sebagai yang memberitakan kabar baik itu sendiri. Kabar baik yang membicarakan tentang perbuatan Allah sendiri yang menentukan kapan Injil ini diberitakan. Berita ini dimulai dari Yesus yang memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, yakni kedatangan-Nya sendiri ke muka bumi. Ia menantang mereka agar bertobat berpaling dari yang jahat dan melakukan yang baik dengan segenap hatinya.
            Di dalam Injilnya Markus menekankan anugerah Ilahi tentang karya keselamatan Allah. Namun anugerah tidak murahan, dibutuhkan pemenuhan tuntutan-tuntutan  (1:14-20) oleh semua orang percaya. Selanjutnya menurut konsep Markus satu hal yang cukup penting untuk diperhatikan adalah peran iblis. Berkali-kali Yesus berhadapan dengan iblis, seperti pencobaan di padang gurun, dsb. Namun satu hal yang ingin disampaikan tentang kabar baik adalah Yesus telah mengalahkan kejahatan. Lebih lanjut perhatian Markus tertuju kepada Yesus sebagai guru yang berbeda dan Tuhan atas murid-murid-Nya. Barangsiapa yang mengikut Yesus ia harus melepaskan segalanya. Yang menjadi inti dan pusat dari Injil Markus adalah Yesus. Pusat pemikirannya tertuju kepada Dia yang adalah manusia dan Anak Allah yang kuat.
YESUS SANG MANUSIA
            Di dalam hidup-Nya, Yesus pernah mengalami kehidupan sebagai seorang manusia seutuhnya. Ia pernah mengalami peristiwa direndahkan dan ditolak sama seperti semua orang, seperti kisah saat Ia disebut sebagai tukang kayu. Ia memiliki emosi yang sangat manusiawi, seperti gusar (10:4), marah dan sedih (3:5). Ia mersakan ketakutan yang begitu besar saat berada di kayu salib ketika Allah meninggalkan-Nya. Ia memiliki emosi yang sama dengan manusia pada umumnya, namun satu hal penting yang disorot Markus adalah kematian Yesus. Peristiwa salib menjadi pusat berita dari Markus.
Ia juga memandang Yesus sebagai guru yang memiliki keteladanan luar biasa, yang tampak bukan hanya dari pengajaran-Nya tetapi juga cara hidup-Nya dan apa yang dikerjakan. Markus mengambil peran penting untuk memberikan informasi tentang Yesus sungguh-sungguh adalah manusia. Di dalam kemanusiaan-Nya, Markus ingin menunjukkan bahwa Allah memegang peranan integral dalam karya keselamatan.
ANAK ALLAH
            Suatu gelar yang diberikan kepada Yesus dalam Injil ini adalah Anak Allah. Artinya adalah ada suatu hubungan special antara Allah dan Tuhan Yesus. Sehingga Markus berusaha menyampaikan kepada para pembacanya agar memandang Ia sebagaiman Allah memandang Yesus sebagai Anak-Nya (1:11). Kerinduannya adalah agar orang percaya yang membaca mengerti benar bahwa Yesus sungguh Anak Allah.
ANAK MANUSIA
            Sebutan Anak Manusia yang diberikan Yesus kepada diri-Nya sendiri menurut banyak para ahli mengacu kepada Daniel 7. Anak Manusia memiliki makna adanya hubungan yang begitu erat dengan Allah dan kekuasaan Anak Manusia ini mutlak dari Allah.
            Di dalam Injil Markus, istilah Anak Manusia mengacu kepada tiga kelompok besar studi. Pertama istilah ini berbicara tentang pelayanan penuh kuasa dari Tuhan Yesus, seperti Anak Manusia sebagai Tuhan atas hari sabat dan berkuasa mengampuni dosa. Kedua istilah ini berbicara tentang paraousia yakni kedatangan-Nya pada akhir zaman yang akan datang untuk menghakimi. Ketiga, istilah Anak Manusia dalam Injil Markus sangat erat dikaitkan dengan kerendahan dan penderitaan yang akan dialami-Nya untuk menunaikan tugas ilahi-Nya di muka bumi yang diberikan Bapa. Sebagai rangkuman dari ketiga ide yang dipakai dalam istilah ini adalah keagungan Kristus di tengah penderitaan-Nya, yakni kematian untuk menyelamatkan manusia yang penuh dosa.
KRISTUS
            Di dalam pemikirannya, Markus tidak banyak berbicara Yesus sebagai Kristus dan hanya muncul sebanyak 7 atau kemungkinan 8 kali. Mungkin ia takut bahwa pembaca salah paham tentang Yesus sebagai Sang Mesias dalam arti yang tidak sebenarnya (pembebas secara politik).
            Menurut Wrede, di dalam Injil Markus, ada kontradiksi yang terlihat jelas. Di satu sisi Yesus melarang orang-orang bahkan roh-roh jahat yang mengetahui siapa diri-Nya, memanggil Yesus dengan sebutan Mesias. Namun di sisi yang lain, Yesus ingin agar diri-Nya diproklamasikan oleh orang bahwa Ia adalah Anak Manusia yang berkuasa.
            Pesan mesianik ini adalah sebuah bagian penting dan bukan sesuatu yang sebenarnya tidak disadari oleh Tuhan sendiri. Ia tidak menyatakan bahwa diri-Nya sendiri sebagai Mesias karena ketidakmengertian orang-orang dan kesalahan konsep dari orang-orang Yahudi. Secara jelas Ia menerima pernyataan bahwa Ia adalah sungguh-sungguh Mesias. Markus sama sekali tidak memiliki pemikiran bahwa Yesus bukanlah Mesias.
KERAJAAN ALLAH
            Kemudian Markus menaruh perhatiannya kepada kerajaan Allah. Kerajaan Allah yang disampaikan langsung oleh Yesus sebenarnya berbicara tentang diri-Nya sendiri. Kerajaan itu merupakan suatu umat yang Allah sendiri sebagai pemerintah yang hanya dapat diterima oleh orang-orang yang memiliki iman dan percaya.
Di dalam kerajaan Allah, kasih memainkan peran yang sangat penting. Pengabdian kepada Allah membutuhkan kesungguhan dan kepercayaan penuh kepada Allah. Untuk dapat mengerti tentang konsep ini dan menerima kerajaan harus memiliki sikap seperti anak-anak yang percaya sepenuhnya. Penggenapan kerajaan ini akan datang pada masa yang akan datang, yakni pada akhir zaman. Suatu periode yang dimana kedatangan Yesus datang baik itu singkat atau tidak pada saat setelah kehidupan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus.
IMAN
            Kepercayaan kepada Kristus merupakan tuntutan mutlak yang harus dilakukan oleh orang Kristen. Ia merindukan bahwa orang percaya meninggalkan adat istiadatnya dan mengerti bahwa keselamatan mereka merupakan sebuah konsep yang sama sekali baru, yakni melalui percayanya. Di dalam melakukan mujizat, orang-orang menerima kesembuhan karena mereka memiliki iman meskipun kecil. Ia melakukan mujizat pada orang-orang yang beriman kepada-Nya dan tidak kepada orang-orang yang tidak percaya seperti di Nazaret.
            Ia merindukan suatu sikap percaya orang beriman yang sederhana, bahkan Ia melakukan-Nya kepada orang-orang kecil yang memiliki iman yang teguh dan kuat kepada Dia. Bukan orang-orang yang memandang Ia spektakuler yang mampu melakukan segala mujizat yang Ia inginkan, akan tetapi iman sejati yang tidak menolak Dia apapun situasinya.
MAKNA SALIB
            Salib Yesus merupakan pusat dari pengajaran-Nya. Yesus yang disalib, yang ditolak dan dibunuh harus tetap dipandang sebagai seorang raja. Perlu diperhatikan bahwa kematian-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang, yakni yang menggantikan kematian orang lain. Ia harus meminum cawan yang seharusnya tidak Ia minum, dan ditimpa oleh murka Allah. Darah-Nya yang diperingatkan melalui perjamuan kudus, menjadi sarana untuk membawa orang untuk mempunyai hubungan yang benar terhadap Allah. Ia merasa begitu takut saat ditinggalkan oleh Allah, dengan menanggung dosa manusia menyebabkan orang yang percaya kepada-Nya tidak akan pernah ditinggalkan oleh Allah.
            Lebih lanjut pada pasal 13, Markus menekankan bahwa pada pasal itu ia berbicara tentang Yesus yang sengsara bukanlah sosok yang tidak berdaya, tetapi Ia adalah Mesias, Anak Allah. Ia tidak mau para pembaca mengalami konsep yang keliru seperti orang Yahudi pada umumnya yang menganggap Yesus sebagai Mesias secara politik. Dan pada pasal terakhir yakni 16 yang diakhiri pada ayat 8, sudah secara tuntas membahas tentang siapa itu Yesus.

Injil Matius

            Injil Matius mengambil seluruh dari Injil Markus dengan menyisipkan sumber-sumber lain dan mengganti bahasa Markus dengan menggunakan istilah yang lebih sopan. Selain itu unsur Yahudi dalam tulisan ini nampak begitu kuat. Bahkan lima ajaran Yesus sangat berhubungan dengan lima kitab Taurat Musa. Tulisannya sangat praktis dan memudahkan pembaca Kristen untuk mengerti Injil.
PEMBUKAAN INJIL MATIUS
            Pembukaan Injil Matius yang dimulai dengan genealogi sangat penting untuk diperhatikan. Penyebutan untuk Yesus sebagai Kristus tidak terlalu dominan dan hanya mengambil sedikit tempat, dan ia lebih suka menggunakan nama manusia-Nya.
            Perhatian-Nya lebih lanjut tentang silsilah keturunan menitik beratkan pada Abraham, Daud, dan pembuangan. Tujuannya adalah mengingatkan tentang siapa Yesus itu. Selain itu ia juga menuliskan empat wanita dalam geneologi ini, suatu ungkapan yang tidak biasa yang menjadi cirri khasnya. Keempat wanita yang bukan orang Yahudi, yang berarti bahwa perhatiannya cukup besar bahwa Juruselamat merindukan keselamatan bagi bangsa lain.
YOHANES PEMBAPTIS
            Yohanes pembaptis merupakan seorang nabi yang menegur dan mengajar serta mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus sebagai Mesias. Ia dengan begitu kuat menjalankan perintah agama, bahkan ia begitu dimuliakan. Namun yang terkecil dalam kerajaan sorga lebih besar dari dia. Dalam arti lain bahwa Yesus ingin menyampaikan bahwa kepercayaan kepada Allah melalui karya Kristus adalah jauh melebihi adat-istiadat atau ajaran PL. Yohanes juga banyak berbicara tentang murka Allah, dan berbicara bahwa Mesias (Yesus) akan menjadi hakim. Injil Matius secara tegas ingin menyebutkan bahwa penghakiman mengambil peran penting. Dan dosa yang berakibat maut akan diberikan kepada orang tidak percaya.
AJARAN TENTANG ALLAH
            Allah adalah Allah yang penuh kuasa, berkuasa menjalankan segala kehendak-Nya dan Ia selalu menggenapi apa yang direncanakan-Nya. Dalam cara yang istimewa Allah menetapkan sesuatu yang istimewa. Dan dalam Injil Matius tampak jelas bahwa ketika Allah menyatakan diri-Nya kepada Yusuf, begitu juga Ia menyatakan diri-Nya melalui malaikat-Nya setelah kebangkitan Kristus. Ia juga menuntut kepada orang percaya untuk melakukan hal-hal khusus, salah satunya untuk mentaati kehendak-Nya (7:21). Ia juga akan menghakimi, dengan penekanan bahwa Ia akan menghakimi dengan adil, dan setiap orang menerima ganjaran sesuai dengan perbuatannya (16:27). Penghakiman terakhir akan diberikan Allah, terutama ditujukkan kepada orang Farisi yang menjalankan kewajiban agama secara lahiriah demi kepentingannya sendiri. Mereka yang diselamatkan pada penghakiman terakhir adalah mereka yang diberkati oleh Bapa, yakni Bapa dari Anak Manusia yang akan menghakimi.
            Matius juga memandang Allah sebagai Bapa yang penuh kasih dan sayang. Sebutan Bapa, bagi Allah adalah sebuah ungkapan kedekatan hubungan. Oleh karena itu Bapa menghendaki agar anak-anak-Nya saling mengasihi. Ia juga memandang Allah adalah pemelihara dan Dia memperhatikan doa-doa manusia, dan Anak mengajarkan doa “Bapa kami.” Ia adalah Allah yang juga tidak memandang hina orang yang kecil dan memperhatikannya.
PRIBADI YESUS
            Matius sangat memperhatikan tentang kedahsyatan Yesus. Ia berusaha untuk  menerangkan Yesus secara panjang lebar dalam tulisannya dari awal hingga akhir Injilnya. Betapa Ia kagum tentang Yesus dengan menggunakan istilah-istilah yang disematkan kepada diri-Nya. Dijelaskan bahwa Yesus tidak tunduk di bawah hukum Taurat, tetapi hukum Taurat berada di bawah Dia. Dia lah yang menjadi pusat pemberitaan Matius.
            Matius menceritakan tentang makna teologis dari mujizat-mujizat yang diperbuat Kristus yakni Allah menyatakan diri-Nya. Lebih lanjut juga ia menekankan bahwa Yesus mengecam orang-orang yang tidak percaya kepada karya Allah di dalam perkerjaan-Nya. Berbicara tentang Allah pasti berbicara tentang Kristus, dan Kristus selalu memanggil Allah sebagai Bapa yang merupakan suatu unsure baru yang menyatakan kedekatan hubungan. Melalui Kristus juga yang akan menderita keselamatan yang Allah rancangkan akan dilaksanakan, dan Matius sama sekali tidak meragukan hal itu.
ANAK ALLAH
            Ungkapan Anak Allah yang diberitakan oleh Matius menyatakan bahwa ia mengerti tentang penggenapan nubatan Mesianik dan hubungan antara Allah dan Yesus. Tanpa ragu Matius menyatakan bahwa Yesus sangat mengenal Bapa dan berlaku sebaliknya. Mereka sangat erat satu sama lain, dan pekerjaan Allah yang menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya tampak begitu jelas di dalam Injil.
ANAK MANUSIA
            Pemberitaan Anak Manusia dalam Injil Matius terpusat pada penderitaan dan kemuliaan-Nya. Matius lebih menekankan tentang misi Kristus di bumi pada topic ini. Penderitaan yang harus dilalui oleh Kristus dan kemuliaan yang akan datang sesudahnya merupakan inti dari pemberitaan Matius. Ia yang telah mati pasti akan datang kembali di dalam kemuliaan-Nya.
KRISTUS (MESIAS)
            Keyakinan Matius akan Yesus sebagai Mesias tercatat di dalam tulisannya. Dimulai dari peristiwa kelahiran-Nya, pengakuan Petrus, pengkuan tentang diri-Nya sendiri sebagai Mesias jelas mewakili pemikiran Matius tentang Yesus sebagai Mesias. Ia adalah Yang Diurapi Allah yakni suatu gelar bagi Yesus.
ANAK DAUD
            Daud adalah seorang raja yang benar di hadapan Allah, dan harapan Mesianik muncul dari tunasnya. Harapan bahwa Anak Daud ini adalah secara politik yang akan membebaskan dari penjajahan, namun tidak begitu pada kenyataannya. Dalam Injilnya, Matius menaruh perhatian besar tentang istilah ini, bahkan sedari awal, Matius menyebut Yesus sebagai Anak Daud. Ia adalah sosok yang lebih besar dari Daud, dan istilah ini menyatakan pribadi dan karya-Nya, yang menunjukkan keagungan-Nya.
KERAJAAN
            Istilah kerajaan yang biasa dipakai oleh Matius adalah Kerajaan Surga yang sama artinay dengan Kerajaan Allah, dengan menghindari pemakaian nama Allah karena ke-Yahudiannya. Dalam Kerajaan, Matius mengambil pemikiran Markus. Dijelaskan bahwa Yesus adalah rendah hati dan lemah lembut. Barangsiapa yang masuk ke dalam Kerajaan-Nya, semata-mata karena kasih karunia dan bukan usaha sendiri. Tetapi kita harus bersungguh-sungguh di dalam Kerajaan itu. Dan Allah mengijinkan hanya segelintir orang untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya, yakni karena anugerah-Nya.
Kerajaan Allah adalah sesuatu yang sudah ada, dan akan ada pada masa yang akan datang. Sudah datang pada kedatangan-Nya di bumi dalam melakukan karya keselamatan. Akan datang pada kedatangan-Nya yang kedua untuk menghakimi dan berkuasa.
PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN
            Dalam Injil ini, perumpamaan tentang Kerajaan Allah juga mengambil peran penting. Yesus menggunakan perumpamaan untuk memamparkan Kerajaan Allah yang sudah terwujud. Hal-hal duniawi diumpamakan sesuai dengan Kerajaan yang akan datang, dan Allah menyatakannya dan menyingkapkan dengan hal-hal yang bersentuhan dengan kehidupan manusia. Perumpamaan berkaitan dengan pada masa krisis pada kedatangan Yesus, yakni pengajaran dan menjawab pertanyaan musuh-Nya sewaktu di bumi dan yang lain adalah paraousia yakni masa penghakiman.
KISAH SENGSARA
            Kisah sengsara Yesus merupakan pusat dari Injil ini. Matius mengerti benar bahwa kematian-Nya merupakan rencana Allah atas hidup Yesus. Terkait dengan Yesaya 53 bahwa Hamba yang benar akan membenarkan banyak orang jelas rencana Allah begitu kuat dalam diri Kristus. Juga seperti pencobaan di padang gurun, Ia menjalankan misi Allah dengan tidak mengindahkan tawaran dunia dari iblis yang berusaha menggagalkan rencana Ilahi.
            Mesias harus mati untuk orang-orang berdosa dan bukan untuk berperang, merupakan konsep Ilahi Yesus. Seruan Yesus menjelang kematian-Nya di kayu salib menjelaskan betapa mahal harga yang dibayar-Nya, supaya orang-orang yang diselamatkan tidak lagi mengalami apa yang dialami-Nya. Kematian-Nya adalah kehendak Allah yang telah ditentukan. Melalui darah-Nya, terjadi sebuah perjanjian baru, dimana perjanjian ini diadakan karena sifat batiniah dan pengampunan berdasarkan nubuatan Yeremia. Kematian-Nya membawa perubahan bahwa sifat lahiriah sama sekali tidak mendapat tempat.
KEMURIDAN
            Murid Yesus bertugas untuk menyampaikan diri-Nya dan memberitakan-Nya kepada orang-orang. Murid-murid harus mengorbankan segala sesuatu untuk mengikut Dia, diikuti dengan kata-kata penghiburan tentang berbahagia orang yang mengikuti Dia. Yesus membuat suatu pengajaran yang sama sekali baru yang menghapus segala adat istiadat Yahudi dan sangat menekankan tentang hal-hal batiniah bukan lahiriah.
            Yesus adalah Guru yang menjadi contoh bagi murid-murid. Bagi Matius, Yesus adalah Guru yang besar dan mengetahui segala sesuatu tentang murid-Nya seperti Petrus yang akan menyangkal-Nya. Ia memberitakan bahwa Dialah kerjaan Allah yang sudah datang. Ia membawa perbedaan bagi orang yang mengikut-Nya atau tidak. Ia membawa sesuatu yang sama sekali berbeda. Sekali lagi penekanan-Nya adalah pentingnya penghayatan seseorang dalam menjalankan hukum yang disadari betul oleh hati yang benar. Ia menuntut agar orang percaya hidup di dalam kasih, hidup dengan rendah hati menyambut kerajaan Allah yang percaya sepenuhnya kepada Dia. Ia ingin agar orang percaya tidak khawatir, terus berdoa.
MISI KEDUA BELAS RASUL
            Murid-murid pada saat itu diutus kepada orang-orang Yahudi. Ia memberikan mereka kuasa, dan amanat untuk menyatakan Kerajaan Surga sudah dekat. Meskipun mereka diutus di tengah bahaya namun Ia menjamin Allah akan memelihara mereka. Barangsiapa yang menerima Dia, berarti menerima Bapa.
JEMAAT
            Matius menaruh perhatian besar terhadap jemaat Allah. Dalam pasal 16 disebutkan bahwa Kristus akan mendirikan jemaat di atas batu karang, yang artinya pengakuan tentang Yesus sebagai Mesias sebuah jemaat akan berdiri. Ini merupakan sebuah pengakuan iman yang kemudian akan lebih lagi menyingkapkan tentang Kerajaan Surga. Lebih lanjut tentang perhatian Matius adalah mengenai baptisan, dan pemuridan yang dilakukan. Injil Matius lebih daripada yang lain ditujukan kepada pengajaran untuk komunitas.

Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Doktrin Tentang Allah

          Lukas diyakini sebagai penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Sebagai seorang sejarawan, ia tidak hanya mencatat peristiwa sejarah saja, tetapi sangat diyakini bahwa ia adalah seorang teolog besar yang sejajar dengan penulis PB lainnya.
ALLAH YANG MAHAKUASA
            Menurut Lukas, Allah adalah Allah yang mahakuasa dan sanggup melakukan segala perkara. Sedari dulu Allah telah bekerja hingga selama-lamanya dengan kuasa-Nya yang ajaib, Allah adalah Oknum yang sangat berkuasa untuk melakukan rencana-Nya. Bagi Dia tidak ada perkara yang mustahil (18:27).
KERAJAAN ALLAH
            Kerajaan Allah adalah kerajaan di mana Allah menjadi Raja dan Dia yang mahaagung memerintah. Berbeda dengan penulis Injil lainnya, Lukas menaruh perhatian penting pada tema pengajaran Yesus yakni “Kerajaan Allah.” Yesus adalah Kerajaan Allah tersebut, dan Ia berada di tengah-tengah mereka (17:20-21). Bahkan hingga tulisannya di dalam Kisah Para Rasul, Lukas tetap menaruh perhatian penting tentang pekerjaan Allah yang besar, tentang kekuasaan Allah, dan saat di mana Yesus memerintah secara penuh.
ALLAH BERKARYA MELALUI KRISTUS
            Karya Kristus di muka bumi ini merupakan karya Allah sendiri, dan Allah secara aktif bekerja di dalam pekerjaan Anak-Nya. Yesus adalah Anak Allah yang memiliki kedekatan pribadi dengan Bapa-Nya. Segala pekerjaan-Nya saat di muka bumi tidak lain dan tidak bukan merupakan karya Bapa. Hal inilah yang menjadi tema besar Injil, bahwa Yesus yang membawa keselamatan universal.
ALLAH BEKERJA MELALUI ORANG BERIMAN
            Lukas menaruh perhatian yang begitu penting pada pekerjaan Allah di antara orang-orang percaya. Allah memberikan kepada mereka kuasa untuk memanifestasikan kuasa-Nya. Ia juga yang menentukan apa yang dikerjakan oleh para rasul pada saat itu, dan keberhasilan para rasul adalah karya-Nya. Baik pekerjaan misi Paulus ataupun perjalanan Israel tidak lepas dari intervensi Allah untuk mencapai apa yang dirancangkan-Nya.
ALLAH JURUSELAMATKU
            Kisah sengsara Yesus yang merupakan karya Allah mendapatkan perhatian penting bagi Lukas. Kematian-Nya adalah cara Allah membawa orang percaya kepada keselamatan, dan hal itu harus digenapi. Pemberitaan Kristus tentang kematian-Nya sendiri, pernyataan Maria ibu-Nya (1:47), nubuatan para nabi PL, dan banyak lainnya menyatakan bahwa kesengsaraan Kristus, adalah rencana Allah yang luar biasa yang hendak menyelamatkan umat-Nya.
KASIH SETIA ALLAH
            Perhatian Lukas yang selanjutnya adalah pada belas kasihan Allah (1:78) yang merupakan bentuk kasih setia Allah. Belas kasihan-Nya muncul pada sifat-Nya sebagai pemelihara, pengampun, mengasihi orang berdosa, menyelamatkan orang berdosa, dan memberikan kasih karunia-Nya.

Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Ajaran Mengenai Kristus

            Injil Lukas menceritakan sisi kemanusiaan Yesus yang begitu bergaul dengan orang berdosa. Meskipun Ia adalah benar-benar manusia namun Ia juga adalah Anak Allah yang sangat berkuasa. Ia mengalami pencobaan seperti layaknya manusia normal, namun satu yang membedakan adalah Ia tidak berdosa. Dia bukan saja hanya manusia pada umumnya yang dipahami oleh Lukas, namun Ia adalah utusan Allah, Ia jauh lebih daripada manusia.
ANAK ALLAH DAN ANAK MANUSIA
            Dalam tulisan Lukas, Yesus adalah Anak Allah yang memiliki kedudukan khusus yakni bagi diri-Nya sendiri di hadapan Allah seperti yang diungkapkan oleh malaikat Gabriel. Istilah ini banyak digunakan Lukas dalam tulisan-tulisannya, seperti ucapan Bapa (9:35), pengakuan setan (4:41), dll.
            Dalam tulisannya, sama seperti Markus dan Matius, Lukas menganggap Yesus sebagai Anak Manusia yang diutus Allah untuk menderita, dan tentang kedatangan-Nya kembali. Namun Anak Manusia dimuliakan dalam kedudukan-Nya di surga seperti yang diucapkan Stefanus. Kristus adalah Anak Manusia yang dimuliakan Bapa-Nya.
ANAK DAUD
            Dalam silsilah kelahiran Kristus, Lukas mencatat bahwa Ia adalah keturunan Daud. Artinya adalah bahwa Ia merupakan keturunan raja, yang dijanjikan yang membawa keselamatan besar. Lukas memandang Yesus memiliki hubungan dengan Daud dalam makna khusus, dan penyebutan Anak Daud untuk menyatakan kemesiasan-Nya. Allah yang membangkitkan seorang Pembebas bagi umat-Nya dari keturunan Daud yang dijanjikan itu.
KRISTUS
            Kristus merupakan gelar yang dalam tulisan Lukas kerap dihubungkan dengan Yesus dan Tuhan. Kristus berarti “Yang Diurapi” yang punya hubungan istimewa dengan Bapa dan Roh Kudus. Ia diurapi oleh Allah sendiri dalam melakukan tugas-Nya, Ia adalah Anak Allah, Anak Daud, Raja, Yang Ditentukan untuk melakukan misi Allah dan harus menderita. Ia akan membawa keselamatan besar dan satu-satunya jalan bagi orang untuk menerima keselamatan adalah “percaya.” Gelar Kristus dipakai Lukas untuk menyatakan Yesus baik bagi orang Yahudi yang tahu tentang ke-Mesiasan atau orang non-Yahudi yang tidak mengertinya.
TUHAN
            Pemberian gelar “Tuhan” kepada Yesus memiliki arti yang sangat penting. Gelar itu setara dengan Yahweh yang biasa digunakan oleh orang Yahudi, dan itulah yang berusaha untuk diungkapkan Lukas dalam tulisannya. Gelar Tuhan sangat teguh diberikan setelah kebangkitan Yesus, karena Lukas telah yakin di dalam imannya.  Ia adalah Tuhan yang bangkit dan orang percaya harus mengabdi kepada-Nya. Seperti Tuhan telah mati bagi orang percaya, begitu juga sebaliknya orang percaya harus berani mati bagi Dia. Kristus adalah Tuhan dan Lukas berusaha untuk menjelaskan bahwa Ia adalah Allah sendiri.
GELAR-GELAR LAIN
            Lukas menyematkan bagi Yesus beberapa gelar lain, antara lain: Guru, Juruselamat, Raja, Hamba Allah, hamba yang kudus, hamba yang benar, Hakim, batu yang dibuang, dan nabi.

Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Keselamatan dari Allah Kita

          Lukas berusaha menjelaskan bahwa Allah telah mendatangkan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Namun melebihi penulis Injil lainnya, ia mencatat tentang kelanjutan setelah kenaikan Yesus ke surga dan di dalam Kisah Para Rasul ia melihat kepada penggenapan nubuat, melihat rencana Allah sejak dahulu kala, dan tentang akhir zaman.
RENCANA ALLAH
            Segala sesuatu sejak semula ditentukan oleh Allah menurut kuasa dan kehendak-Nya. Rencana itu telah dimulai sebelum kelahiran Yesus hingga mencapai puncaknya pada kematian-Nya. Pelayanan Yesus merupakan suatu keharusan dari rencana Allah yang tidak dapat dibatalkan, dan rencana Allah selalu berkaitan dengan penderitaan-Nya. Lukas sering memakai kata “harus” dalam rencana Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Artinya rencana Allah lah yang akan digenapi dan terjadi, dan seluruh karya penyelamatan merupakan rencana-Nya termasuk kesengsaraan-Nya.
SEJARAH KESELAMATAN
            Lukas di dalam tulisannya menyampaikan bahwa Allah yang mengatur sejarah manusia dan Ia juga yang mengatur rencana agung-Nya. Ia mengatur zaman sebelum kedatangan Yesus, pada proses salib, dan untuk masa yang akan datang. Lukas merasa perlu untuk mencatat karya Allah setelah kenaikan Yesus di dalam Kisah Para Rasul. Keselamatan yang tidak diperoleh oleh bangsa Yahudi bukan kegagalan bagi Allah, tetapi merupakan pengembangan untuk keselamatan sampai kepada bangsa-bangsa lain. Artinya ada zaman baru yang dimulai semenjak kedatang Sang Anak. Ia membawa perubahan radikal dan menetapkan suatu konsep Kerajaan Allah dan membalikan konsep-konsep manusiawi.
PERTANGGUNGAN JAWAB
            Semua manusia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya, karena tidak ada seorang pun yang tidak berdosa. Perwataan Injil mula-mula juga menekankan pentingnya makna dosa yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Hakim Agung. Karena orang berdosa termasuk kita, Kristus mati. Oleh karena itu kita bertanggung jawab atas pengorbanan-Nya.
PERTOBATAN
            Lukas memandang serius arti pertobatan dari dosa dibandingkan dengan penulis Injil lain. Namun Lukas mau agar pembacanya melihat bahwa mereka dituntut terhadap sebuah pertobatan. Baik dalam Injil maupun KPR ia sangat menekankan perlunya bertobat kepada Kristus dan mengerjakan pertobatan itu. Pertobatan ialah anugerah Allah dan kasih karunia-Nya yang memampukan orang yang dituntut menjauhkan diri dari semua jenis kejahatan.
SENTRALNYA KESENGSARAAN DAN KEMATIAN KRISTUS
            Kesengsaraan dan kematian Kristus merupakan bagi integral dari karya penyelamatan Allah kepada umat-Nya. Lukas memandang ini sebagai puncak daripada Injilnya. Meskipun selama di bumi Yesus banyak bekerja di luar kota Yerusalem, namun ibukota itu seringkali dibicarakan oleh Lukas. Tentu saja hal ini mengacu kepada peristiwa penyaliban di sana. Namun semuanya itu tidak lepas adalah rencana Allah, dan harus dipandang bahwa salib bukan sebuah tragedi namun sebuah kemenangan.
KEMENANGAN ALLAH
            Melalui kematian Kristus di atas kayu salib, kemenangan Allah dari iblis sangat jelas terlihat. Ia mengalahkan kejahatan ganti kebaikan-Nya. Dalam Injil ini maupun KPR banyak diceritakan tentang Kristus dan pengikut-Nya mengusir dan mengalahkan setan. Pengusiran setan pun harus dilakukan oleh orang yang rendah hati, dan bukan orang yang hendak menyombongkan diri dengan memakai kuasa Allah.
            Iblis secara aktif bekerja untuk menggagalkan rencana Allah melalui Kristus. Saat Kristus disalib dalam pikiran murid-murid bahwa Ia telah kalah, dan iblis menang. Padahal tidak seperti itu karena kebangkitan-Nya ternyata membawa kemenangan dan hal ini tidak diketahui oleh iblis. Yesus membuktikan diri-Nya hidup dengan banyak tanda kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Yesus telah bangkit dan Allah juga akan membangkitkan orang-orang percaya-Nya pada akhir zaman. Allah telah menang dan Kristus ditinggikan bersama dengan Dia.
MAKNA SALIB
            Dengan jalan menjadi seorang hamba, Kristus mati bagi orang berdosa. Melalui kematian-Nya, Yesus secara taat menjalankan rencana Allah meskipun Ia tidak akan pernah patut mendapat kesengsaraan itu. Namun Ia membawa sebuah perjanjian baru yang diberikan kepada orang percaya. Kematiaan-Nya adalah kemenangan dan rencana Allah.

Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Roh Kudus

            Roh Kudus diberikan kepada semua orang percaya dan orang Kristen dapat mengenali kehadiran-Nya melalui buah-buah-Nya. Meskipun dalam kasus tertentu sebelum Roh dicurahkan Ia hanya ada pada orang-orang tertentu pada kasus yang istimewa.
YESUS DAN ROH KUDUS
            Pelayanan Yesus tidak lepas dari kuasa Roh Kudus. Yohanes pembaptis berkata bahwa Kristus akan membaptis dengan Roh Kudus dan api. Api yang dimaksud adalah api yang diberikan oleh Roh Allah pada hari Pentakosta. Sedari pelayanan Yesus, Ia diperlengkapi oleh Roh Kudus setelah dibaptis. Roh Kudus memanifestasikan kuasa-Nya bagi Yesus bukan sebuah ajang pertunjukkan diri, Ia ada bersama-sama dengan Kristus selama karya-Nya di bumi, dan memberikan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya.
PENTAKOSTA
            Bagi Lukas peristiwa Pentakosta adalah sesuatu yang sangat penting. Dalam KPR Roh Kudus bekerja secara aktif dan terlihat dengan jelas dalam pelayanan para rasul. Allah memberikan Roh Kudus-Nya kepada orang percaya, dan hanya karena pekerjaan Roh Kudus orang diperlengkapi dengan kuasa. Roh membimbing Paulus untuk melakukan pekerjaan misi yang tidak diketahui apa yang terjadi di depannya.

Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Kemuridan

            Melalui apa yang dikerjakan Allah seharusnya orang percaya dapat melihat kesalah-kesalahan dan menjalankan pertobatannya. Pertobatan merupakan perubahan yang menyeluruh di dalam cara hidup dan pemikiran orang percaya. Ia juga menekankan tentang penyerahan total kepada Tuhan dengan orang percaya memberikan hidupnya kepada Tuhan dan merupakan sebuah bentuk pengabdian seorang murid. Segala sesuatu dilakukan di hadapan Allah dan seorang murid harus menyadari betul hal tersebut.
POLA KEHIDUPAN
            Sebagai orang Kristen, Lukas menekankan perlunya tidakan kepada Allah untuk menjadi pengikut-Nya dengan berbalik kepada Dia, menjadi hamba-Nya, mencari Dia, dan takut akan Dia. Selanjutnya orang percaya harus memuji Dia dan memuliakan Dia. Orang percaya juga harus beriman kepada Dia. Beriman bukan berarti hanya percaya kepada kemampuan-Nya mengadakan mujizat, tetapi lebih dari itu iman adalah kepercayaan total kepada Kristus. Dan iman kepada-Nya yang mengakui Ia sebagai Tuhan dan Juruselamat merupakan jalan bagi orang agar menerima keselamatan.
UNIVERSALISME
            Keselamatan diberikan Allah kepada seluruh ras di bumi ini. Pandangan universalisme Lukas tidak terbatas pada lingkup geografis saja, tetapi Yesus merobohkan pola cultural dan menganggap penting kaum wanita dan anak-anak yang tidak dianggap.
KAUM WANITA
            Wanita pada kalangan Yahudi maupun di luar Yahudi cenderung tidak dihargai dan tidak memiliki tempat yang lebih tinggi dibandingkan pria. Namun tidak demikian halnya dengan pengikut Kristus. Sejak awal pelayanan hingga kenaikan-Nya, Yesus seringkali menempatkan wanita pada posisi sederajat dengan pria. Dalam Injil maupun KPR, wanita memiliki peranan yang sangat penting. Lukas berusaha menerangkan bahwa ini merupakan sebuah pandangan baru yang radikal terhadap status dan kedudukan wanita.
ANAK-ANAK
            Pada masa kuno anak-anak tidaklah begitu berarti. namun Yesus menaruh perhatian besar pada mereka, seperti menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil (18:17), dan masa kanak-kanak Yesus. Hal ini mengarahkan kita pada pandangan Lukas bahwa anak-anak mendapat tempat di dalam universalisme pemberitaan Kristen.
KAUM MISKIN
            Lukas menaruh banyak perhatian pada orang miskin. Miskin merupakan suatu keadaan yang bisa dipilih, melainkan situasi yang menekan dan tidak bisa dihindari. Seperti dalam perumpamaan (14:21;14:12), peristiwa janda (18:22), peristiwa orang kaya (18:22) ditekankan bahwa betapa bahayanya kekayaan itu dan bagaimana kekayaan dapat menjauhkan orang dari Allah. Intinya adalah bahwa orang kaya cenderung bergantung pada kekayaannya dan tidak kepada Allah. Kaum miskin cenderung untuk berserah kepada Allah, dan hal ini lah yang menjadi penekanan Lukas tentang sikap kemiskinan, bukan masalah materialistiknya.
ORANG YANG DIPANDANG HINA
            Dalam pandangan Lukas, Yesus rindu untuk menyelamatkan orang-orang berdosa sehingga Ia kerap bergaul dengan mereka yang ditolak dan dipandang hina. Contohnya seperti gembala yang tidak menjalankan peribadatan Yahudi, pemungut cukai yang dekat dengan orang Romawi. Hidup berdosa bukanlah patron orang Kristen, namun di sini ingin disampaikan bahwa bagi orang berdosa ada harapan di dalam Kristus.
INDIVIDU
            Lukas menaruh perhatian penting pada setiap individu orang percaya sekalipun yang paling hina. Dalam kedua tulisannya, Lukas kerap kali menulis tentang individu-individu, baik yang ada pada masa pelayanan Yesus seperti Maria, yang ada pada jemaat mula-mula seperti Dorkas juga Kornelius, maupun yang anti terhadap Kristus seperti Feliks.
DOA
            Lukas menekankan pentingnya seorang percaya untuk berdoa, karena kekuatan berasal dari Allah dan kita dapat memperolehnya melalui doa. Doa memohon kepada Allah bagi kepentingan orang lain dan bukan tindakan egoistis. Bahkan Yesus pun berdoa dan Ia mengajarkan cara berdoa yang benar kepada Allah.
SUKACITA BAGI DUNIA
            Kekristenan merupakan sukacita bagi orang-orang yang menganutnya. Segala tindakan yang dilakukan baik di bumi maupun untuk masa yang akan harus dilakukan dengan sukacita. Tindakan sukacita dapat dilakukan dengan memuliakan dan memuji Allah. Baik dalam Injil, seperti sukacita dari Elisabeth, maupun pada KPR dalam jemaat mula-mula meskipun sulit, tetapi  mereka adalah orang-orang yang bersukacita karena perbuatan Allah yang besar.
KATOLISISME AWAL
            Suatu pelembagaan yang terorganisir merupakan hal penting yang dipikirkan Lukas. Menurut banyak pendapat ahli, ia adalah penggerak pertama yang membuat suatu metode yang tersusun sistematis seperti sakramen, tata tertib, dsb. Lebih lanjut dalam tulisannya, pandangan Lukas tentang paraousia cukup kabur dan melihat bahwa jemaat tidak hanya berharap tentang kedatangan Yesus yang dekat, tetapi mempersiapkan diri melakukan kegiatan yang terarah ke depan. Keselamatan dalam pandangan jemaat yang dilukiskan Paulus adalah pada masa kini meskipun mereka sadar paraousia sebagai puncak semua karunia.
ESKATOLOGI
            Dalam tulisannya, Lukas memiliki pandangan eskatologis yang berbeda dengan penulis lain dalam PB. Lukas berusaha untuk menjelaskan bahwa kedatangan Yesus tidak harus terjadi pada masa-masa sejamannya, meskipun ia menyebutkan bahwa kedatangan-Nya dekat. Ia tidak berusaha untuk menciptakan suatu katolisisme namun ia menjelaskan kedatangan Yesus dengan pandangannya sendiri.
FIRMAN
            Lukas menaruh perhatian pada pelestarian pemberitaan para rasul sebagai sebuah ajaran Kristen yang menjadi pedoman dan bukan berusaha membuat sebuah unsure yang tersistematis. Ia menulis Injilnya dan menyebutnya sebagai Firman Allah agar orang dapat mempercayai Yesus. Ia adalah seseorang yang menaruh perhatian besar pada firman Allah untuk diajarkan.

Injil Yohanes: Ajaran Kristus

          Injil Yohanes merupakan kitab yang sangat penting, namun di sisi lain mudah untuk dimengerti. Injil ini berbicara tentang Yesus sebagai intinya dan memandang pentingnya kehadiran Yesus ke dunia yang mengerjakan keselamatan.
FIRMAN
            Di dalam pendahuluan Injilnya, Yohanes menyebut bahwa Yesus adalah firman sebanyak 4 kali dan tidak muncul lagi selanjutnya pada Injil ini. Dalam mengerti konsepsi iman, sudut pandang Yahudi dan Yunani tidak dapat dipisahkan dari pemikiran Paulus. Firman merupakan awal dan mendapat tempat terpenting yang disejajarkan dengan Allah sendiri. Firman bagi Yohanes adalah Yesus yang menjadi manusia (1:14), yakni yang ilahi menjadi manusiawi.
YESUS ADALAH SANG KRISTUS
            Yohanes dalam tulisannya berusaha untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Mesias. Dalam cerita seperti pengakuan Yohanes Pembaptis tentang Yesus sebagai Mesias (3:28), pengakuan Yesus tentang diri-Nya sendiri kepada perempuan Samaria (4:26), pernyataan Kristus kepada musuh-Nya tentang diri-Nya (5:46), dan lain sebagainya merupakan usaha Yohanes Pembaptis untuk berusaha meyakinan pembacanya. Tanpa ragu secara keseluruhan ide tentang ke-Mesiasan Yesus muncul pada seluruh kitab Injil Yohanes.
ANAK ALLAH
            Penyebutan Kristus sebagai Anak Allah sudah muncul sebagai tujuan dari Injilnya (20:31). Di dalam penulisannya, Yohanes menggunakan kata huios yang merujuk kepada seorang saja yang memiliki kedudukan istimewa. Hanya Ia satu-satunya (only begotten) dan Ia memiliki hubungan istimewa dengan Allah. Dia ada sejak kekal karena Ia bersama-sama dengan Allah Bapa-Nya sebagai suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Yohanes menulis Anak Allah sebagai satu-satunya yang mengacu kepada pribadi Kristus saja. Kristus membawa keselamatan lewat kematian-Nya yang dalam hal ini Ia begitu dipermuliakan karena Ia rela disalib dan kehilangan kemulian-Nya, namun pada akhirnya kematian-Nya itu yang mempermuliakan Dia. Mesias lah yang kemudian akan menjadi hakim pada akhir zaman dan mengadili semua orang.
ANAK MANUSIA
            Yesus menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia yang membawa keselamatan. Ia membawa sesuatu yang surgawi dan menjadi jembatan ke dalam dunia. Anak Manusia akan dimuliakan, dan Yohanes memandang salib sebagai kemenangan.
PERNYATAAN-PERNYATAAN “AKULAH”
            Yohanes menggunakan pernyataan mengenai Yesus yang menyebut diri-Nya sendiri dengan “Akulah.” Ketika Ia berbicara tentang “Akulah roti hidup”, ia menjelaskan bahwa diri-Nya lah roti yang akan memuaskan orang melalui kematian-Nya yakni darah dan daging-Nya, agar mereka memiliki hidup. Selain itu Ia juga berbicara dengan dimulai kata “Akulah” untuk menyatakan diri-Nya sebagai terang dunia (8:12, 9:5), pintu ke domba-domba (10:7), gembala yang baik (10:11), kebangkitan dan hidup (11:25), jalan dan kebenaran dan hidup (14:6), pokok anggur yang benar (15:1), yang memiliki makna sangat mendalam pada apa yang diberitahukan tentang diri-Nya sendiri. Namun ada sebuah pernyataan tanpa embel-embel pada kata “Akulah” (6:20; 8:28, 58) yang merujuk kepada pernyataan tentang keberadaan-Nya sendiri.
KESAKSIAN
            Kesaksian mendapat tempat penting pada pemikiran Yohanes. Kesaksian tentang Kristus diberikan oleh Yohanes pembaptis, Bapa, Anak, Roh Kudus, Kitab Suci, karya-karya Yesus, dan yang merespon pelayanan-Nya. Bagi yang menerima kesaksian berarti mengaku bahwa Yesus adalah benar dan menjadi pengikut-Nya yakin bahwa Allah yang mengutus Yesus. Orang yang mengikut dia dan meyakini kesaksian memiliki suatu tanggung jawab kepada apa yang dipercayainya.
TANDA-TANDA
            Yohanes menggunakan istilah ‘tanda’ untuk mewakilkan mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Mujizat adalah suatu tanda yang sangat bermakna dan Yohanes berharap agar pembaca percaya (20:31) bahwa tanda merupakan pekerjaan Allah, meskipun tidak semua orang mengerti.
PEKERJAAN-PEKERJAAN
            Pekerjaan merupakan istilah yang biasa dipakai untuk menyebut sebuah perbuatan. Pekerjaan yang dimaksudkan Yohanes seperti mengadakan mujizat bukanlah sesuatu yang menjadi focus kita karena itu adalah sesuatu yang biasa bagi ke-Allahan Yesus. Namun di sisi lain pekerjaan ini mengacu juga kepada kemanusiaan Yesus yang dimana tetap Allah bekerja di dalamnya. Pekerjaan-Nya memberi kesaksian tentang Dia (5:36, 10:25) dan agar orang percaya kepada pekerjaan-Nya (10:37-38).
YESUS SANG MANUSIA
            Yohanes dalam Injilnya sama seperti penulis Injil yang lain menkankan bahwa puncak dari pemberitaannya adalah karya keselamatan. Di saat Kristus mati, Ia benar-benar sebagai seorang manusia yang memiliki sifat manusiawi, dan mengambil kedudukan yang merendahkan diri-Nya sendiri. Ia memiliki keadaan manusia, seperti sedih, letih, mengasihi, menangis, lapar, haus, dsb. Terkadang Ia juga tampak tidak tahu tentang sesuatu dan menanyakan-Nya kepada orang di sekitar mereka. Namun yang terpenting adalah Ia sangat tergantung kepada Bapa-Nya perlu mendapat perhatian sisi kemanusiaan-Nya yang membutuhkan Sosok lain.



Injil Yohanes: Allah Sang Bapa

          Secara yakin, Yohanes memandang bahwa Allah adalah Bapa. Dan benarlah konsep ini terus dipertahankan dalam jemaat.
BAPA DAN ANAK
            Allah sang Bapa sangat erat kaitannya dengan Anak. Apa yang dikerjakan oleh Anak menyatakan siapa itu Bapa. Ia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Bapa karena hanya Anak yang melihat Bapa (6:46). Lebih lanjut Yohanes menjelaskan tentang Bapa dan Anak sebagai suatu kesatuan. Mengenal Bapa berarti mengenal Anak, menghormati Bapa berarti menghormati Anak, dan siapa mengasihi Anak mengasihi Bapa. Keduanya saling mengasihi.
BAPA AKTIF BEKERJA
            Bapa secara aktif bekerja dalam memperhatikan kebutuhan ciptaan-Nya. Bapa senantiasa bekerja dan aktif menopang ciptaan-Nya. Ia juga secara aktif bekerja dan menyertai Kristus dan menggenapi karya-Nya melalui karya keselamatan Kristus. kepercayaan kita kepada Allah tidak bergantung pada diri kita sendiri, tetapi dari jaminan yang diberikan Bapa kepada kita.
MISI SANG ANAK
            Kesatuan Bapa dan Anak lebih lanjut tercermin dalam belas kasihan Kedua-Nya terhadap keadaan berdosa manusia. Dalam tulisan Yohanes jelas bahwa Bapa mengutus Yesus, dan memberikan hikmat dan kuasa dalam diri Anak-Nya. Ia diutus untuk datang kepada ketidak berdayaan orang untuk mencapai Allah. Yesus menjalankan amanat dari Bapa yang mengutus dan melakukan pekerjaan Bapa-Nya.
ALLAH YANG BESAR
            Allah yang besar dalam konsepsi Yohanes adalah Allah yang berdaulat untuk melakukan kehendak-Nya. Ia memberikan kasih karunia-Nya kepada orang yang dikehendaki-Nya dan memberikan anugerah agar orang percaya kepada Anak-Nya. Hal itu merupakan predestinasi dan Allah yang telah mengatur dan menentukan semuanya. Segala sesuatu dalam kehidupan berasal dari pada-Nya, dan tanpa Dia tidak mungkin segala sesuatu ada. Dunia dapat mengenal Bapa melalui Kristus. Keagungan-Nya begitu besar, namun Ia adalah Allah yang menjalankan penghakiman-Nya secara adil.


ANAK-ANAK BAPA
            Anak-anak Allah adalah mereka yang menerima Logos yakni Kristus dalam hidupnya. Mereka di angkat menjadi anak-anak Allah semata-mata karena anugerah-Nya. Bagi orang Yahudi yang menolak Yesus dan hidup dalam dosanya bukanlah anak Allah, melainkan iblis.
            Anak-anak Allah adalah penyembah-penyembah-Nya yang menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran. Doa harus dipandang sebagai sesuatu yang penting sebagai anak-anak-Nya, karena mereka telah diselamatkan di dalam Yesus sehingga mereka harus berdoa di dalam nama-Nya. Bagi yang menanggapi Firman Allah, mereka menerima-Nya dalam pelayanan Kristus.
ESKATOLOGI
            Yesus telah hadir di dalam dunia dan berada di tengah-tengah orang percaya. Kematian-Nya membawa hidup yang kekal tidak dapat dipandang pada masa kini saja, akan tetapi lebih dari itu Ia akan menjadi hakim yang mengadili sama seperti ide dari para penulis Injil lainnya. Yohanes sadar betul tentang kedatangan Kristus kembali (14:3) pada akhir zaman.

Injil Yohanes: Allah Roh Kudus
         
          Roh Kudus menjadi perhatian yang sangat penting dalam benak Yohanes. Ketika Yesus dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya dan Roh itu menyertai Dia dalam seluruh pelayanan-Nya. Kehadiran Roh Kudus menjadi tanda awal dari pelayanan Yesus di muka bumi.
DILAHIRKAN DARI ROH KUDUS
            Lahir dari Roh Kudus artinya sesuatu yang sama sekali baru yang terjadi dalam diri orang percaya. Hal ini dikerjakan oleh Roh Kudus, dan baptisan Roh diberikan oleh Yesus yang memampukan orang beriman untuk berjalan di jalannya Allah. Baptisan juga berbicara tentang air. Air di sini berarti untuk membersihkan tubuh, dan air itu hanya membersihkan daging, sebab apa yang dilahirkan daging adalah daging, dan yang dilahirkan Roh adalah roh. Keduanya adalah hal yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan karya Roh sendiri. Kita memerlukan Roh Kudus untuk dapat memaknai Salib dan hidup dalam iman kepada-Nya. Hidup juga harus dituntun oleh Roh, dan orang percaya tidak bisa melepaskan hidupnya dari peranan Roh Kudus.
SAAT ROH KUDUS
            Orang-orang percaya kelak akan menerima Roh Kudus di dalam diri mereka, tetapi mereka belum menerimanya sebelum Yesus dipermuliakan. Berkaitan dengan hal ini, Roh telah diberikan namun hanya kepada orang-orang tertentu yang diurapi. Tetapi setelah kenaikan Yesus dan Ia dipermuliakan, Roh Kudus dicurahkan dan Ia berkarya di dalam diri semua orang percaya.
ROH KEBENARAN
            Roh Kudus adalah Roh Kebenaran yang membimbing murid kepada seluruh kebenaran (16:13). Roh memberikan tuntunan-Nya bukan dengan hikmat dunia, dan tugas-Nya adalah melanjutkan apa yang dimulai oleh Yesus. Ia bersaksi tentang Kristus sebagai Yang Benar, dan diri-Nya selalu berkaitan dengan pekerjaan Allah dalam Kristus.
GURU JEMAAT
            Roh adalah guru yang mengajar para murid akan segala sesuatu (14:25). Roh mengajarkan apa yang diajarkan oleh Yesus dan memberi kesaksian tentang Dia tentang siapakah Yesus dan apakah yang dikerjakan-Nya. Roh membimbing para murid untuk mengajarkan apa yang telah diajarkan Yesus dan bukan mengajar sesuatu yang baru.
KEHADIRAN ILAHI
            Roh Kudus merupakan sesuatu yang selalu hadir dan sangat diperlukan orang percaya. Yesus pun berkata bahwa lebih baik kalau Ia pergi, dan Roh Kudus datang dan akan menyertai mereka senantiasa dan diam di dalam diri murid-murid. Ia adalah kehadiran Ilahi yang tidak dibatasi waktu dan tubuh jasmaniah, kehadiran-Nya menolong orang-orang percaya.
MENGINSAFKAN DUNIA
            Roh akan menginsafkan orang-orang percaya dan menyadarkan orang akan keadaan berdosanya. Ia akan memberitahukan kebenaran yakni Kristus yang menyelamatkan, sehingga orang-orang dibenarkan. Itu adalah pekerjaan Roh Kudus dan anugerah Allah yang luar biasa. Roh juga menjelaskan kepada orang percaya bahwa Salib telah mengalahkan penguasa dunia.
PARAKLET (PENGHIBUR)
            Roh disebutkan oleh Yesus bahwa Ia adalah parakletos, yang artinya akan menolong. Roh Kudus bertugas mengajar, menyertai orang percaya, serta bersaksi tentang Kristus. Ia membantu orang percaya seperti pengacara yang membela, saat menghadapi penghakiman Allah.
ROH DALAM JEMAAT
            Dalam pasal 20:22, dijelaskan bahwa Yesus memberikan Roh kepada jemaat. Jemaat berkuasa untuk mengampuni, namun hal itu dikerjakan oleh Roh yang menyampaikan apa yang dikerjakan oleh Allah. Jadi perlu diperhatikan bahwa peranan Roh Kudus sangat besar pada orang percaya meski dalam penjelasan Yohanes hal ini tidak mendapat tempat yang banyak. Namun perlu diketahui kemampuan untuk melakukan segala kehendak Allah pada orang percaya bukanlah karena apa yang dikerjakan oleh kemampuan manusia, namun hanya karena anugerah Allah saja yang dinyatakan dalam Roh sehingga orang dapat berkenan dihadapan-Nya.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     

Injil Yohanes: Hidup Kristen

          Yohanes menaruh perhatian yang besar terhadap cara hidup dari orang Kristen. Oleh karena itu hal ini menjadi penting untuk dibahas salah satu ide besar dari Yohanes.
HIDUP KEKAL
            Kehidupan pada dasarnya kerap dikaitkan dengan apa yang ada di dunia. Meskipun hal ini cukup berkembang pada konsep PL, namun pada konsep PB pemikiran ini beralih kepada hidup pada masa mendatang, yakni pada akhir zaman dan perolehan hidup yang kekal. Bagi Yohanes hidup kekal sudah terjadi saat masih di dunia, saat orang datang kepada Kristus, namun ia tidak melupakan pentingnya kehidupan setelah akhir zaman. Gagasan seperti hidup kekal, roti hidup, perjamuan kudus, merupakan hal yang penting dalam pemikirannya bahwa hal itu diperoleh orang percaya melalui iman kepada Kristus, yang tentu saja adalah anugerah Allah. Hal itu dikerjakan oleh Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan bahwa kematian Kristus merupakan jalan utama dan puncak dari anugerah ini.
KESENGSARAAN DAN KEMATIAN YESUS
            Di dalam Injil keempat, perhatian Yohanes menyedot sekitar 9 pasal tentang peristiwa sengsara, kematian, dan kebangkitan Yesus. Dalam sebutannya terhadapa panggilan Kristus sebagai Anak Domba Allah (1:29, 36) menjelaskan bahwa Kristus akan mati sebagai korban yang menghapus dosa dunia. Pernyataan Yesus dengan mengatakan “telah tiba saatnya” membawa kita untuk mengerti bahwa Ia berbicara tentang salib. Begitu juga halnya saat Yesus berkata bahwa Ia akan merubuhkan Bait Allah yang merupakan tubuh-Nya sendiri. Kita perlu melihat bahwa kesengsaraan Kristus membawa keselamatan melalui kematian-Nya yang dengan rela mengorbankan kemulian-Nya. Yohanes memandang Kristus dalam menghadapi sengsara yang direncakan Allah, mampu mengendalikan segala situasi.
IMAN
            Keselamatan yang diberikan Allah melalui Kristus hanya dapat diterima orang melalui iman. Dalam konsepnya tentang iman, Yohanes kerap menggunakan kata eis yang artinya “dalam.” Iman kepada Kristus ini merupakan kepercayaan dengan menerima seutuhnya kebenaran-kebenaran-Nya.
KASIH
            Kasih yang diberikan oleh Allah adalah anugerah. Artinya keselamatan yang diberikan kepada orang berdosa adalah sesuatu yang sebenarnya tidak layak diterima karena begitu mahalnya pengorbanan Kristus ini. Kasih Bapa kepada orang yang mengasihi Kristus begitu luar biasa. Oleh karena itu kita juga harus saling mengasihi karena dari situlah terlihat bahwa kita adalah anak-anak Allah. Kasih adalah hal terutama gaya hidup ke-Kristenan.
DOSA
            Dosa merupakan suatu hal penting dalam pemikiran Yohanes. Dosa merupakan suatu hal yang mengerikan dan jahat. Menolak Yesus artinya menolak Allah, dan itu adalah dosa yang tidak terampuni. Hanya melalui kematian-Nya, maka manusia beroleh pengampunan dosa, karena tidak ada yang mampu untuk menghapus dosa kecuali Dia yang berkuasa.
DUNIA
            Yohanes sangat menaruh perhatiannya tentang dunia (kosmos). Dunia atau bumi merupakan sesuatu yang sangat indah. Keselamatan yang dibawa oleh Yesus tidak berbicara bahwa seluruh manusia di dunia diselamatkan, akan tetapi keselamatan adalah untuk semua bangsa tidak hanya Yahudi saja. Dunia membenci Kristus karena Dia tidak berasal dari dunia, begitu juga para murid akan dibenci oleh dunia. Dunia tidak mengenal Kristus, dan iblis adalah penguasa dunia. Namun muird-murid harus tetapi ada di dunia untuk memberitakan bahwa Kristus telah menang atas dunia.
TERANG
            Terang datang dan berasal dari Kristus, dan terang itu menerangi dunia. Ia adalah terang dunia (8:12; 9:5). Begitu pula murid-murid-Nya diutus untuk menjadi terang di tengah kegelapan dunia. Namun orang lebih menyukai kegelapan yakni kejahatan dan bukan terang yakni Kristus. untuk menerima terang, orang harus berjalan dalam kebenaran dan menerima Terang itu, sehingga mereka akan disebut anak-anak terang (12:36).
KEBENARAN
            Kebenaran adalah miliki Allah, dan Firman-Nya adalah kebenaran. Kebenaran erat dengan Kristus dan hanya Dia yang mampu membawa orang kepada kebenaran dan keselamatan. Kebenaran hanya dapat diperoleh dalam Kristus, dan berarti karya penyelamatan-Nya harus dipercayai sehingga orang dibenarkan.
PENGHAKIMAN
            Kristus datang ke dalam dunia untuk membawa keselamatan. Namun kepada orang-orang yang tidak percaya maka penghakiman akan diberikan. Orang yang lebih menyukai kegelapan dibandingkan terang akan memperoleh hukuman mereka. Kristus menghakimi dunia dengan adil dan benar. Dan pada akhirnya iblis akan diadili, bukan hanya dikalahkan.
BERBAGI SAKRAMEN
            Dalam pandangan Yohanes sakramen memiliki tempat yang penting, baik baptisan maupun perjamuan kudus. Lebih dalam pembahasan para penafsir tentang 6:51-58 bahwa hal itu berbicara tentang perjamuan kudus akan berarti apabila orang mengerti benar makan rohani yang terkandung di dalamnya.

Surat-surat Yohanes

ALLAH BAPA
            Allah adalah Bapa. Kristus adalah Anak Allah, dan Bapa dan Anak memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan. Allah Bapa adalah kasih, dan kasih-Nya ditunjukkan dengan mem- berikan Anak-Nya kepada kita. Semua adalah anugerah-Nya dan bukan usah kita sedikitpun.
YESUS KRISTUS
            Kristus diutus Bapa oleh karena kasih-Nya. Tidak percaya Kristus berarti adalah antikristus. Orang yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamat dan manusia, berarti menolak Dia. Selain itu Kristus juga mengerjakan pendamaian, dan Ia adalah perantara kita kepada Bapa. Ia adalah Juruselamat manusia yang menghapus dosa.
HIDUP KRISTEN
            Hidup Kristen artinya sama sekali tidak berada di dalam dosa lagi. Dalam cara hidup Kristen yang terutama adalah kasih, yakni kasih Allah di dalam Kristus yang menderita di kayu salib. Jadi kita harus meresponi kasih Allah dengan mengasihi sesama tanpa padang bulu. Selanjutnya orang beriman tinggal di dalam Allah, terang, dan di dalam Anak dan Bapa. Hidup Kristen juga menolak dunia, yang artinya tidak hidup dengan cara-cara duniawi.

Wahyu Yohanes

          Wahyu merupakan suatu bentuk sastra yang termasuk ke dalam kitab apokaliptik. Kitab Wahyu yang ditulis Yohanes berusaha menjawab kebutuhan jemaat yang pada saat itu ditindas oleh kekaisaran Romawi. Ia berusaha membesarkan hati jemaat agar mereka mengerti bahwa Allah yang campur tangan dan segala sesuatu adalah rencana-Nya. Allah telah mengalahkan segala kejahatan, dan kita harus berbangga karena hal itu.      
TUHAN YANG MULIA
            Yesus adalah Tuhan yang mahatinggi. Ia memiliki banyak gelar, yakni Alfa dan Omega, Anak Allah, Yang Kudus dan Yang Benar, singa dari suku Yehuda, Anak domba, dll. Anak Domba mendapat perhatian penting di sini. Hal ini erat kaitannya dengan Ia yang menyelamatkan, dan seperti domba yang disembelih, Ia menghapus dosa dunia dengan darah-Nya. Kristus menjadikan kita menang di dalam Dia.
ALLAH BERKUASA ATAS SEGALA SESUATU
            Yohanes memandang Allah dengan sacral. Ia adalah Allah yang mulia, yang kudus, yang hidup, yang mahakuasa, yang menang atas segala musuh-Nya.
ALLAH DAN UMAT-NYA
            Allah sangat mengasihi umat-Nya dan Ia menaruh perhatian penuh. Ia menolong umat-Nya namun umat juga harus memberitakan Kristus dan melayani Allah. Umat Allah juga harus menyembah Dia. Doa juga merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan orang Kristen. Kristus yang telah mati bagi dunia dan menyelamatkan kelak akan datang kembali ke dalam dunia untuk membebaskan umat-Nya, dan mengalahkan kejahatan secara tuntas.

Surat Kepada Orang Ibrani  

ALLAH YANG AGUNG
            Allah adalah mahaagung, Allah yang mahatinggi yang melakukan segala rencana-Nya. Ia adalah Allah yang penuh kasih karunia, yang memberikan berkat dan yang menepati janji-Nya. Ia adalah Allah yang mengerjakan karya keselamatan dan aktif di dalamnya.

KRISTUS YANG TIADA BANDINGANNYA
            Kristus adalah Pribadi yang sangat tinggi dan disejajarkan dengan Allah. Dia lebih tinggi dari apapun juga termasuk malaikat. Namun karena kasih-Nya, Ia rela dijadikan lebih rendah daripada malaikat. Keagungan-Nya membuat hanya Ia satu-satunya yang dapat menebus manusia.       
MANUSIA SEJATI
            Kristus yang menjadi manusia itu benar-benar menjadi manusia sejati. Ia mengalami kegelisahan, penderitaan, menangis, dan kelemahan manusia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ia mengalami keadaan manusiawi yang utuh.
IMAM SEPERTI MELKISEDEK
            Kristus adalah imam besar seperti Melkisedek. Tidak dijelaskan silsilah Melkisedek, yang berarti ingin ditunjukkan bahwa Kristus adalah kekal karena Ia tidak dibatasi oleh keturunan manusiawi, karena Ia adalah benih ilahi. Seperti dengan sumpah Allah berfirman kepada Melkisedek menjadi imam untuk selama-lamanya, demikian juga Kristus adalah imam yang kekal.
IMAM BESAR AGUNG
            Kristus adalah imam besar agung, yang sejati dan merasakan kelemahan manusia. Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri yang sempurna dan abadi, dan Ia secara sukarela melakukan kehendak Allah. Pengorbanan-Nya adalah satu-satunya jalan.
PERJANJIAN BARU
            Kematian Kristus membawa sebuah perjanjian baru. Kematian-Nya membawa pembebasan kepada orang-orang berdosa, karena anugerah dari Allah itu sendiri. Korban domba banyak memiliki cacat, namun pengorbanan Kristus dan darah-Nya bersifat kekal dan menyelamatkan. Perjanjian telah dibaharui secara tuntas dalam karya penyelamatan.
PENGHAPUSAN DOSA
            Pengorbanan-Nya membawa pendamaian yang menghapuskan dosa. Ia dijadikan korban kekal bagi penghapusan dosa.
BAYANGAN DAN KENYATAAN SEJATI
            Menurut penulis Surat Ibrani, dunia surgawi jauh lebih penting daripada dunia bumi. Pelayanan para imam Lewi dianggapi sebagai gambaran dan bayangan yang ada di surga, dan banyak hal lain yang harus dipandang bahwa Kristus adalah antitipe dan berada di atas semua.
JAWABAN KITA TERHADAP KARYA KRISTUS
            Untuk meresponi panggilan kita, satu-satunya cara adalah dengan iman kepada perbuatan-perbuatan Allah yang dikerjakan di dalam diri Kristus. iman membawa kita memandang jauh ke depan tanpa sebuah ketakutan dan keyakinan bahwa Allah akan memlihara orang-orang percaya. Kesulitan hidup haruslah dipandang oleh pembaca surat Ibrani untuk tidak menjauhkan diri dari Allah dan berkat-Nya (Kristus). Kita harus memohon kepada Allah untuk tetapi setia di dalam track-Nya Allah dan menerima janji.

Surat Yakobus

          Surat Yakobus menekankan tentang cara hidup orang beriman. Yakobus berusaha menjelaskan tentang bagaimana cara hidup yang benar seperti yang terkandung di dalam suratnya. Ia juga memiliki pandangan-pandangan dalam memandang hal tertentu secara khusus.
IMAN DAN PERBUATAN
            Hidup Kristen tidak hanya cukup dengan percaya kepada Kristus saja tanpa memperhatikan tingkah lakunya, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati. Perbuatan mendapat perhatiannya, karena iman yang sejati membawa orang kepada sebuah perubahan tentang cara hidup yang benar dan bukan seenaknya. Orang diselamatkan melalui iman, dan pemberian Kristus, namun hanyalah sia-sia kalau tidak ditunjukkan dengan tindakan nyata. Orang yang dibenarkan oleh Allah dan menerima keselamatan, pasti melakukan kekudusan Allah.
PELAYANAN KRISTEN
            Yakobus memandang bahwa pelayanan Kristen tidak boleh memandang status seseorang. Dalam pelayanan semua harus dipadang sama. Selain itu ia juga memperingatkan tentang menggunakan lidah secara hati-hati. Selanjutnya ia juga menekankan tentang hukum yang memerdekakan dengan menjadi hamba Allah. Dan sebagai orang Kristen yang merdeka, haruslah juga diperlukan ketaatan di dalam Allah agar kuat di dalam berbagai pencobaan. Dan doa merupakan bagian integral di dalam iman Kristen.



Surat Pertama Petrus
         
          Surat ini ditujukkan kepada orang Kristen yang mengalami penganiayaan berat. Orang-orang yang tidak sepatutnya menerima penderitaan dunia, namun karena iman mereka dianiaya dan mereka mendapat pujian Allah.
ALLAH YANG HIDUP
            Allah adalah Allah yang hidup dan aktif bekerja. Allah akan menghakimi, namun Ia juga penuh kasih, rahmat, dan kebaikan. Dituntut suatu kepercayaan untuk memperoleh kebaikan-Nya yakni iman kepada Kristus. Kekristenan berbicara tentang anugerah Allah dalam segala aspek.
GEMBALA UTAMA
            Kristus adalah gembala yang agung, yang memperhatikan hidup umat-Nya. Ia telah membayar umat-Nya dengan harga yang sangat mahal, dan oleh karena itu Petrus berpandangan bahwa orang percaya harus mengerjakan keselamatannya secara sungguh. Keselamatan Kristus mengerjakan hal-hal yang luar biasa di dalam diri orang beriman.
ROH KUDUS
            Petrus memandang Roh Kudus secara hormat. Ia menyebutkan bahwa Roh menguduskan, memilih jemaat, dan melayakkan orang percaya untuk melayani. Roh aktif dalam pemberitaan firman, dan kehidupan orang percaya. Pertobatan adalah karya Roh Kudus, juga hidup kita dipenuhi Roh, sehingga penghinaan dari dunia tidaklah berarti.
HIDUP ORANG KRISTEN
            Orang benar telah diselamatkan pada masa sekarang ini. Namun mencapai kesempurna-anya pada akhir zaman. Selain itu Petrus juga berbicara tentang kehidupan Kristen, seperti halnya kasih, iman, pengharapan, dll. Hidup Kristen harus positif, yakni kudus, cara hidup yang baik, menguasai diri dan berdoa, rendah hati, dsb.

Surat Kedua Petrus

          Dalam surat ini Paulus berusaha menekankan tentang keselamatan yang dianugerahkan Allah, dan cara hidup Kristen. Juga ia memperhatikan tentang guru-guru palsu dan paraousia. Ia menekankan pembacanya untuk terus mengingat karya keselamatan Kristus.
GURU-GURU PALSU
            Tidak jelas apa ajarannya, namun yang ditekankan berusaha ditekankan oleh Petrus adalah Kristus adalah penebus yang membayar lunas kita.
         
Surat Yudas

          Surat Yudas dengan Surat II Petrus memiliki kemiripan yang banyak. Surat Yudas berbicara tentang penghakiman Allah terhadap orang-orang berdosa, dan menekankan bahwa guru-guru palsu akan dihukum. Ia mau agar para pembaca tetap menyampaikan Injil yang murni dan suci yang berisi tentang Tuhan Yesus Kristus.





















1 comment:

  1. Shalom saudara seiman dalam Kristus dimana pun berada. Mari kita sama-sama belajar tentang Shema Yisrael yang pernah diucapkan oleh Yeshua ( nama Ibrani Yesus tertulis ישוע ) seperti yang dapat kita temukan dalam Markus 12 : 29 dan Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 sebagai berikut :

    Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "

    Pengucapannya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Orang Yahudi pada jaman Yeshua hingga sekarang terus memegang teguh prinsip keesaan Tuhan YHWH ( Adonai ) yang tersirat dalam kalimat Shema. Pada akhir pengucapan diikuti juga dengan kalimat berkat sebagai berikut :

    " ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד " ( Barukh Shem, kevod malkuto le'olam va'ed, artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selamanya dan kekal )
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️✝️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🥛🍯🥖🍷🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱

    ReplyDelete